Sunteți pe pagina 1din 16

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN

SYNDROMA NEFROTIK
KELOMPOK 3
ANGGIE EFENDI
ELVIA JASMAINI
ILVANI HAVIVAH
M HAKIKI
1

M HAFIS
RAHMI YUNIRA
A. Pengertian
◦ Sindrom nefrotik Is penyakit dgn gjl edema, proteinuria,
hipoalbuminemia dan hiperkolesterolemia. Kadang-kadang
terdapat hematuria, hipertensi dan penurunan fungsi ginjal (
Ngastiyah, 1997).
◦ Penyakit ini tjd tiba-tiba, terutama pd anak-anak. Biasanya
berupa oliguria dan urin b’warna gelap, atau urin yg kental
akibat proteinuria berat ( Mansjoer Arif, dkk. 1999).
◦ Nephrotic Syndrome merupakan kumpulan gejala yang
disebabkan oleh adanya injury glomerular yang terjadi pada
anak dengan karakteristik : proteinuria, hypoproteinuria,
hypoalbuminemia, hyperlipidemia dan edema (Suryadi, 2001).

Monday, April 22, 2019 2


Sindrom nefrotik merupakan gangguan klinis ditandai
oleh:
◦ Peningkatan protein dalam urin secara bermakna (proteinuria)
◦ Penurunan albumin dalam darah
◦ Edema
◦ Serum cholesterol yang tinggi (hiperlipidemia)
◦ Tanda – tanda tersebut dijumpai disetiap kondisi yang sangat
merusak membran kapiler glomerulus dan menyebabkan
peningkatan permiabilitas glomerulus (Sukiane, 2002).

Monday, April 22, 2019 3


B. Etiologi
Penyebab sindrom nefrotik yang pasti belum diketahui, akhir-
akhir ini dianggap sebagai suatu penyakit autoimun, yaitu suatu
reaksi antigen – antibodi. Umumnya etiologi dibagi menjadi :
1. Sindrom nefrotik bawaan
◦ Diturunkan sebagai resesif autosomal atau karena reaksi
maternofetal. Resisten terhadap semua pengobatan. Prognosis
buruk dan biasanya pasien meninggal dalam bulan-bulan
pertama kehidupannya.

Monday, April 22, 2019 4


2. Sindrom nefrotik sekunder disebabkan oleh :
 Malaria kuartana atau parasit lainnya.
 Penyakit kolagen seperti lupus eritematosus
diseminata, purpura anafilaktoid.
 Glumerulonefritis akut atau kronik,
 Trombosis vena renalis.
 Bahan kimia seperti trimetadion, paradion,
penisilamin, garam emas, air raksa.
 Amiloidosis, penyakit sel sabit, hiperprolinemia,
nefritis membranoproliferatif hipokomplementemik.
Monday, April 22, 2019 5
3. Sindrom nefrotik idiopatik
Tidak diketahui sebabnya atau disebut sindroma nefrotik
primer. Berdasarkan histopatologis yang tampak pada biopsi
ginjal dgn pemeriksaan mikroskop biasa dan mikroskop
elektron, Churk dkk membaginya menjadi :
a. Kelainan minimal
Pada mikroskop elektron akan tampak foot
prosessus sel epitel berpadu. Dengan cara
imunofluoresensi ternyata tidak terdapat IgG pada
dinding kapiler glomerulus

Monday, April 22, 2019 6


b. Nefropati membranosa
Semua glomerulus menunjukan penebalan dinding
kapiler yang tersebar tanpa proliferasi sel. Prognosis
kurang baik
c. Glomerulonefritis proliferatif
◦ Glomerulonefritis proliferatif esudatif difus. Terdapat
proliferasi sel mesangial dan infiltrasi sel polimorfonukleus.
Pembengkanan sitoplasma endotel yang menyebabkan kapiler
tersumbat.
◦ Dengan penebalan batang lobular
Monday, April 22, 2019 7
Terdapat prolefirasi sel mesangial yang tersebar dan penebalan
batang lobular.
◦ Dengan bulan sabit ( crescent)
Didapatkan proliferasi sel mesangial dan proliferasi sel epitel
sampai kapsular dan viseral. Prognosis buruk.
◦ Glomerulonefritis membranoproliferatif
Proliferasi sel mesangial dan penempatan fibrin yang
menyerupai membran basalis di mesangium. Titer globulin
beta-IC atau beta-IA rendah. Prognosis buruk.
◦ Lain-lain perubahan proliferasi yang tidak khas.
Monday, April 22, 2019 8
◦ . Glomerulosklerosis fokal segmental
Pada kelainan ini yang mencolok sklerosis
glomerulus. Sering disertai atrofi tubulus. Prognosis
buruk.
C. Patofisiologi
◦ Terjadi proteinuria akibat peningkatan permiabilitas membran
glomerulus. Sebagian besar protein dalam urin adalah albumin
sehingga jika laju sintesis hepar dilampui, meski telah berusaha
ditingkatkan, terjadi hipoalbuminemia. Hal ini menyebabkan
retensi garam dan air.
Monday, April 22, 2019 9
◦ Menurunnya tekanan osmotik menyebabkan edema generalisata
akibat cairan yang berpindah dari sistem vaskuler kedalam
ruang cairan ekstra seluler. Penurunan sirkulasi volume darah
mengaktifkan sistem imun angiotensin, menyebabkan retensi
natrium dan edema lebih lanjut.
◦ Hilangnya protein dalam serum menstimulasi sintesis
lipoprotein di hati dan peningkatan konsentrasi lemak dalam
darah (hiperlipidemia).

Monday, April 22, 2019 10


◦ Menurunnya respon imun karena sel imun tertekan,
kemungkinan disebabkan karena hypoalbuminemia,
hyperlipidemia atau defisiensi seng.
◦ Sindrom nefrotik dapat terjadi dihampir setiap penyakit renal
intrinsik atau sistemik yang mempengaruhi glomerulus.
Meskipun secara umum penyakit ini dianggap menyerang anak-
anak, namun sindrom nefrotik juga terjadi pada orang dewasa
termasuk lansia.

Monday, April 22, 2019 11


D. Manifestasi Klinik

◦ Gejala utama yang ditemukan adalah :

◦ Proteinuria > 3,5 g/hari pada dewasa atau 0,05 g/kg BB/hari pada anak-anak.

◦ Hipoalbuminemia < 30 g/l.


◦ Edema generalisata. Edema terutama jelas pada kaki, namun dapat ditemukan edema muka, ascxites dan
efusi pleura.
◦ Anorexia
◦ Fatique
◦ Nyeri abdomen

Monday, April 22, 2019 12


◦ Berat badan meningkat
◦ Hiperlipidemia, umumnya ditemukan hiperkolesterolemia.
◦ Hiperkoagualabilitas, yang akan meningkatkan resiko trombosis vena dan arteri.

E. Komplikasi

◦ Infeksi (akibat defisiensi respon imun)

◦ Tromboembolisme (terutama vena renal)

◦ Emboli pulmo

◦ Peningkatan terjadinya aterosklerosis

Monday, April 22, 2019 13


◦ Hypovolemia
◦ Hilangnya protein dalam urin
◦ Dehidrasi

F. Pemeriksaan Diagnostik
◦ Adanya tanda klinis pada anak
◦ Riwayat infeksi saluran nafas atas
◦ Analisa urin : meningkatnya protein dalam urin
◦ Menurunnya serum protein
◦ Biopsi ginjal
Monday, April 22, 2019 14
Penatalaksanaan Terapeutik
◦ Diit tinggi protein, diit rendah natrium jika edema berat
◦ Pembatasan sodium jika anak hipertensi
◦ Antibiotik untuk mencegah infeksi
◦ Terapi diuretik sesuai program
◦ Terapi albumin jika intake anak dan output urin kurang
◦ Terapi prednison dgn dosis 2 mg/kg/hari sesuai program

Monday, April 22, 2019 15


Monday, April 22,
2019

TERIMAKASIH
SARANGHEO
16

S-ar putea să vă placă și