Sunteți pe pagina 1din 32

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN

DIAGNOSA MEDIS SPONDILITIS TB


DI RUANG BEDAH BOUGENVILLE
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA

SEMINAR KASUS
KELOMPOK 2

Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga


Nama Anggota Kelompok:

1. Catur Ari Intan P


2. Ninik Chirinidah
3. Indah Fatma Sari
4. Yunita Fauziah
5. Nina Widya Sabrina
6. Lyntar Gendhis L
7. Faradila Amalia

Excellence with Morality


LATAR BELAKANG
98,5% pasien spondilitis TB
Spondilitis tuberculosis mengalami nyeri punggung,
8 juta orang / tahun
(TB) adalah infeksi 26% merasa demam di malam
diseluruh dunia
Mycobacterium tuberculosis hari, 28,9% bentuk tubuh
583.000 kasus baru
pada tulang belakang. kifosis, 17,4% berkeringat di
pertahun di Indonesia
malam hari dan sekitar 14,5%
mengalami penurunan berat
Pemberian terapi badan.
koservatif disertai
dengan pemberian
tindakan rehabilitasi
Tindakan keperawatan dan tindakan operatif
untuk mengurangi rasa
Tindakan operasi
nyeri pada penderita
dilakukan untuk
spondilitis TB salah satunya
mengurangi rasa
adalah dengan metode
nyeri karena adanya
relaksasi napas dalam
abses pada tulang
(Wilkinson & ahhren,
belakang
2009).
Excellence with Morality
Struktur tulang belakang pada
penderita spondilitis TB

Excellence with Morality


WEB OF
CAUTION
SPONDILITIS TB

Excellence with Morality


Resume Kasus

1. Identitas
 Identitas Pasien
1. Nama: Tn. Sj
2. Umur : 42 tahun
3. Agama : Islam
4. Jenis Kelamin : Laki-laki
5. Status : Kawin
6. Pendidikan : SLTP
7. Pekerjaan : Wiraswasta
8. Suku Bangsa : Jawa, Indonesia
9. Alamat : Dusun Sempu, Ngancar, Kediri, Jawa Timur
10. Tanggal Masuk : 18 Agustus 2017
11. Tanggal Pengkajian : 14 September 2017
12. No. Register : 126098xx
13. Diagnosa Medis : Spondilitis TB, HT tipe II, DM tipe II

Excellence with Morality


Cont..
 Identitas Penanggung Jawab

1. Nama : Ny. L
2. Umur : 47 tahun
3. Hub. Dengan Pasien :
Istri
4. Pekerjaan : Ibu rumah
tangga
5. Alamat : Dusun Sempu,
Ngancar, Kediri, Jawa Timur

Excellence with Morality


2. Status Kesehatan

A. Status Kesehatan Saat Ini

 1) Keluhan Utama (saat MRS dan saat ini)


Saat MRS : Pasien mengeluh 10 hari sebelum MRS
ke RS Pare Kediri mengalami nyeri leher yang menjalar hingga
punggung, gerakan tangan dan kaki mulai melemah. Dari RS Pare
Kediri kemudian di rujuk ke RSUD Dr.Soetomo tanggal 18
Agustus 2017.
Saat ini : Pasien tidak dapat mengerakkan kedua tangan
dan kakinya

 2) Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya saat ini :


Melakukan log roll 2 jam sekali/ sehari

Excellence with Morality


Cont..
B. Status Kesehatan Masa Lalu

1) Penyakit yang pernah dialami: Hipertensi dan Diabetes Melitus tipe II + Ulkus Diabetikus Plantar Dextra
Pernah dirawat : RS Pare Kediri pada Agustus 2015
Alergi : Tidak ada alergi
2) Kebiasaan (merokok/kopi/alkohol dll)
Keluarga (istri) pasien mengatakan bahwa Tn. Sj memiliki kebiasaan merokok (1 pack 2 hari) dan
minum kopi setiap pagi.
3) Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga (istri) Tn. Sj mengatakan bahwa ibu kandung Tn. Sj mengalami Diabetes Mellitus.
4) Diagnosa Medis dan terapi
Spondilitis TB, HT tipe II, DM tipe II.
Terapi yang diberikan:
INH tab 300 mg 1x1, Etambutol tab 500 mg 1x1½, Levemir 14 unit (sc) pukul 22.00, Novorapid
3x8 unit (sc)

Excellence with Morality


3. Pola Kebutuhan Dasar (Data Bio-psiko-sosio-
kultural-spiritual)

A. Pola Bernapas
 Sebelum sakit (MRS): Pasien dapat bernapas dengan normal frekuensi 18x/menit.
 Saat sakit: Tidak terdapat perubahan, pasien dapat bernapas dengan normal dengan frekuensi
17x/menit, pergerakan dada simetris.
B. Pola Makan-Minum
 Sebelum sakit: Keluarga (istri) Tn. Sj mengatakan bahwa sebelum MRS, pola makan Tn. Sj 3x sehari.
 Saat sakit: Tn. Sj mendapat diet DM B2 700 Kal/sonde diberikan 3x1.
C. Pola Eliminasi
 Sebelum sakit: Keluarga (istri) Tn. Sj mengatakan bahwa pola BAK dan BAB Tn. Sj normal. BAK 5x
sehari dengan dibantu oleh keluarga, BAB 1x sehari konsistensi padat dan berwarna coklat.
 Saat sakit: Keluarga (istri) Tn. Sj mengatakan bahwa Tn. Sj memakai diapers, diganti 2x sehari,
BAK tidak terhitung karena menggunakan diapers dan BAB 1 minggu 2x

Excellence with Morality


Cont..

D. Pola Aktivitas dan Latihan


 Sebelum sakit: Keluarga (istri) Tn. Sj mengatakan bahwa, sebelum dibawa ke RS Tn. Sj
mengalami kekakuan pada leher, kemudian kedua tangan dan kaki melemah. Lalu Tn.Sj hanya bisa
berbaring di tempat tidur.
 Saat sakit: Pasien bedrest, pola aktivitas terbatas, kedua tangan dan kaki tidak dapat
digerakkan.
E. Pola Istirahat dan Tidur
 Sebelum sakit: Keluarga (istri) Tn. Sj mengatakan bahwa pola tidur Tn. Sj normal, frekuensi
tidur ± 8 jam mulai pukul 20.00 malam hingga pukul 05.00.
 Saat sakit: Saat sakit Tn. Sj tidur 12 jam perhari, saat malam hari mulai pukul 20.00 hingga
pukul 05.00 dan saat siang hari pukul 11.00 hingga pukul 15.00.
F. Pola Berpakaian
 Sebelum sakit: Keluarga (istri) Tn. Sj mengatakan bahwa Tn. Sj memerlukan bantuan dalam
berpakaian.
 Saat sakit: Tn. Sj tidak menggunakan baju, hanya ditutup dengan selimut dan memakai
diapers.

Excellence with Morality


Cont..
G. Pola Rasa Nyaman
 Sebelum sakit: Pasien merasakan nyeri di bagian leher dan punggung
 Saat sakit: Masih merasakan nyeri di bagian leher dan punggung
P = nyeri bertambah apabila melakukan mobilisasi
Q = rasa nyeri seperti ditusuk
R = terlokalisir pada leher dan tulang belakang, berupa nyeri yang menjalar
S = skala nyeri hingga 4
T = nyeri selama 3 bulan, pasien mengeluh nyeri bertambah ketika beraktivitas
H. Pola Aman
 Sebelum sakit: Pasien tidak mampu untuk bangun atau menggerakkan kedua ekstremitasnya, sehingga
membutuhkan pengawasan dari keluarganya.
 Saat sakit: Saat dilakukan pemeriksaan resiko jatuh menggunakan morse fall scale, menunjukkan
nilai 35 yang berarti resiko jatuh dan membutuhkan intervensi pencegahan sekunder.
I. Pola Kebersihan Diri
 Sebelum sakit : Pasien mandi 1x sehari dengan bantuan keluarganya.
 Saat sakit : Pasien dibantu oleh keluarga untuk membersihkan badannya, seka 2x
sehari.

Excellence with Morality


Cont..
J. Pola Komunikasi
 Sebelum sakit : Keluarga mengatakan bahwa Tn. Sj dapat memberikan timbal balik dengan
baik.
 Saat sakit : Keluarga mengatakan bahwa Tn. Sj dapat berkomunikasi dengan menjawab
pertanyaan tertutup (Ya/Tidak)
K. Pola Beribadah
 Sebelum sakit : Taat, sesuai nilai yang dianut
 Saat sakit : Keluarga mengatakan Tn. Sj selama sakit tidak melakukan ibadah.
L. Pola Produktifitas
 Sebelum sakit : Keluarga mengatakan Tn. Sj sudah satu bulan tidak bekerja
 Saat sakit : Tn. Sj tidak berkerja
M. Pola Rekreasi
 Sebelum sakit : Satu bulan terakhir Tn. Sj beristirahat di kediaman orang tuaya di Kediri
 Saat sakit : Keluarga membantu untuk memutarkan Murrotal Al-Quran
N. Pola Kebutuhan Belajar
 Sebelum sakit :
 Saat sakit :

Excellence with Morality


4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Tingkat kesadaran : komposmetis / apatis / somnolen / sopor / koma
GCS : Verbal: 4 Psikomotor: 5 Mata : 6
b. Tanda-Tanda Vital
Nadi = 88x/menit, Suhu = 35,9°C, TD = 159/90 mmHg, RR = 18x/menit
c. Keadaan Fisik
Kepala dan leher :
Pada belakang kepala pasien terdapat luka dekubitus ukuran ±3x3 cm, pada tengah luka tampak
nekrosis dan sekelilingnya tampak kemerahan. Luka pada kepala adalah luka kedua yang
muncul pada 25 Agustus 2017. Selama dikaji luka Dekubitus Tn. Sj menunjukkan kondisi
semakin membaik, warna kemerahan.
1) Dada :
Paru : Dada simetris, suara napas vaskuler
Jantung : Normal, irama regular, S1 tunggal, CRT 1 detik
2)Payudara dan ketiak : Normal, tidak ada gangguan
3)Abdomen : tidak ada distensi atau asites, bising usus 12x/menit

Excellence with Morality


4) Abdomen : tidak ada distensi atau asites, bising usus 12x/menit
5) Genetalia : tidak terkaji
6) Integumen :
Pada belakang kepala dan gluteal pasien terdapat luka dekubitus ukuran ±3x3 cm. Saat dikaji
kondisi luka dekubitus pada belakang gluteal mulai mengering. Sedangkan luka dekubitus pada
belakang kepala berwarna kemerahan. Luka muncul pada 25 Agustus 2017.
7) Ekstremitas :
Atas : kedua tangan tidak dapat digerakkan 0 0
Bawah : kedua kaki tidak dapat digerakkan 0 0
8) Neurologis :
Status mental dan emosi : GCS E 4, V 5, M 6
Pengkajian saraf kranial : tidak dilakukan pengkajian
Pemeriksaan refleks : tidak dilakukan pengkajian

Excellence with Morality


5. Pemeriksaan Penunjang

1. Data laboratorium yang berhubungan tanggal 21 September 2017


Glukosa puasa 24 mg/dl
Glukosa puasa pp 72 mg/dl
BUN 29,0 mg/dl
Kreatin serum 0,8 mg/dl
Kalium 5,2 mg/dl
Natrium 127 mg/dl
Klorida 88,0 mg/dl
2. Pemeriksaan radiologi : X-Ray
3. Hasil konsultasi
..................................................................................................
4. Pemeriksaan penunjang diagnostik lain
................................................................................................

Excellence with Morality


INTERPRETASI
DATA MASALAH
(Sesuai dengan patofisiologi)
Ds : pasien mengeluh nyeri bila Invasi hematogen ke korpus intervertebra daerah Nyeri akut (D.0077)
dipindahkan posisinya servical

Do : Kerusakkan dan pejaran ke vertebra yang
- pasien tampak menyeringai wajah berdekatan
jika tubuh dilakukan ROM aktif ↓
- Nyeri didapatkan : Perubahan strutur vertebra
P : Nyeri bila bergerak, ↓
Q: menusuk, Spasme otot
R: leher dan punggung, ↓
S: skala 4, Kekakuan leher
T: hilang timbul ↓
Nyeri
Ds : pasien mengeluh sulit menggerakkan
kedua tangan dan kaki

Do : Kuman tuberkulosis Gangguan mobilisasi fisik (D.0085)


- pasien tampak tidak bisa bergerak ↓
bebas Infeksi bagian sentral atau daerah epifisial korpus
- pasien tampak bedres total ↓
- terpasang pengaman tempat tidur Osteoporosis dan pelunakan
pasien (safety rail) ↓
Kerusakkan pada korteks epifisis diskus
interverbetalis dan vertebra

Imobilisasi

Gangguan mobilisasi fisik
Cont..
INTERPRETASI
DATA MASALAH
(Sesuai dengan patofisiologi)
Ds : - Kuman tuberkulosis Resiko infeksi (D.0142)
Do : ↓
- Tampak luka dekubitus Infeksi pada bagian sentral atau daerah efisial korpus

pada belakang kepala Osteoporosis dan perlunakan
ukuran 3 x 2 cm dan bokong ↓
Imobilisasi
- Luka tampak kemerahan

Bedrest kulit tertekan tubuh

Aliran darah kejaringan menurun

Jaringan hipoksia

Dekubitus

Perubahan temperatur kulit

Terjadi luka

Resiko infeksi

Excellence with Morality


TANGGAL / JAM TANGGAL
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN Ttd
DITEMUKAN TERATASI
1 14 September 2017 / Nyeri akut berhubungan dengan spasme
14.00 otot, kekakuan otot

2 Gangguan mobilitas fisik berhubungan


14 September 2017 / dengan Kerusakkan pada korteks epifisis
14.00 diskus interverbetalis dan vertebra

3 14 September 2017 / Risiko infeksi berhubungan dengan luka


14.00 dekubitus

Excellence with Morality


No Rencana Perawatan
Hari, Tanggal Ttd

Dx Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


Kamis, 1 Setelah dilakukan tindakkan keperawatan Pain management (1400)
14 September 2017 selama 2 x 24 jam diharapkan nyeri 1. Kaji nyeri secara komprehensif
berkurang : meliputi faktor presipitasi, kualitas,
1. Klien mampu mengenali nyeri lokasi, skala, waktu dan frekuensi nyeri.
2. Skala nyeri 0 – 1 2. Kaji pengetahuan dan perasaan pasien
3. Nadi dalam rentang normal (60 -100 mengenai nyeri.
kali per-menit) 3. Observasi ekspresi pasien secara non
verbal.
4. Observasi tanda-tanda vital.
5. Kontrol lingkungan yang dapat
mempengaruhi nyeri (suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
6. Ajarkan teknik non farmakologis
(relaksasi terapi musik).
7. Anjurkan melakukan teknik relaksasi
bila terasa nyeri.
8. Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian analgesik.

Excellence with Morality


Rencana Perawatan

Hari, Tanggal No Dx Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Ttd

Kamis, 2 Setelah dilakukan tindakkan Bed rest care (0740)


14 September 2017 keperawatan 3x 24 jam diharapkan 1. Berikan posisi in-line pada pasien.
klien dapat mobilisasi sesuai
kemampuan dengan kriteria hasil : 2. Pasang siderail bila diperlukan.

1. Klien mampu melakukan latihan 3. Ubah posisi pasien dengan rutin, minimal setiap 2

dibantu keluarga jam atau sesuai jadwal yang telah diatur.

2. Ulkus dekubitus membaik 4. Monitor kondisi kulit.

3. Tidak terjadi kontraktur sendi 5. Ajarkan pasien dan keluarga mengenai bed
excercise.
6. Lakukan latihan ROM pasif.
7. Monitor komplikasi dari total bedrest (misalnya
hilangnya kekuatan otot, nyeri punggung, konstipasi,
depresi, perubahan pola tidur, infeksi saluran kemih,
dan pneumonia).

Positioning (0840)
1. Jelaskan kepada pasien bahwa pasien akan diubah
posisinya.
2. Monitor status oksigenasi sebelum dan sesudah
perubahan posisi.
3. Ubah posisi menggunakan teknik log-roll.
4. Miringkan pasien minimal setiap 2 jam sekali, atau
sesuai jadwal.
No Rencana Perawatan
Hari, Tanggal Ttd

Dx Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


Kamis, 1 Setelah dilakukan tindakkan keperawatan Infection control (6540)
14 September 2017
selama 3 x 24 jam diharapkan infeksi 1. Pertahankan lingkungan tetap bersih.
terkontrol dengan kriteria hasil : 2. Ajarkan pasien dan keluarga teknik cuci
Klien terbebas dari tanda dan gejala infeksi tangan yang benar.
(dolor, kalor, tumor, rubor) 3. Batasi jumlah pengunjung.
Jumlah leukosit dalam batas normal 4. Gunakan universal precaution (cuci
tangan, masker, etika batuk, dan lain-lain).
5. Rawat luka dengan teknik aseptic.
6. Anjurkan intake nutrisi yang tepat.
7. Tingkatkan asupan cairan

Infection protection (6550)


1. Observasi tanda dan gejala infeksi local
dan sistemik.
2. Monitor kerentanan terhadap infeksi.

Excellence with Morality


Hari, Tanggal,
No Dx Tindakan Keperawatan Ttd
Jam
Jumat, 3 08.15 Mengobservasi kondisi luka dekubitus pasien
15 September 08.20 Merawat luka dekubitus di kepala dan bokong dengan mempertahankan teknik aseptik
2017 08.35 Mengubah posisi pasien miring kanan dan miring kiri
08.40 Menganjurkan pada keluarga untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh pasien
08.45 Menganjurkan keluarga untuk memberikan lotion pada kulit yang kering
08.48 Menganjurkan intake nutrisi dan cairan yang cukup untuk pasien

10.00 Mengobservasi tanda-tanda vital


10.05 Mengkaji nyeri (PQRST) dan respon non verbal pasien
1 10.15 Menganjurkan melakukan teknik relaksasi napas dalam saat nyeri

12.00 Mengobservasi kekuatan otot pasien


12.10 Mengajarkan ROM pasif pada klien dan keluarga
2 12.20 Menganjurkan kepada keluarga agar membantu melakukan ROM pasif pada klien setiap hari

08.40 Mengobservasi kondisi luka dekibutis pasien


08.45 Mengubah posisi pasien miring kanan dan miring kiri
08.58 Menganjurkan keluarga untuk memberikan lotion pada kulit yang kering
3
Sabtu, 10.00 Mengobservasi tanda-tanda vital
16 September 10.30 Mengkaji nyeri (PQRST) dan respon non verbal pasien
2017 10.35 Menganjurkan melakukan teknik relaksasi napas dalam saat nyeri
1 11.15 Mengobservasi kekuatan otot pasien
11.17 Mengajarkan ROM pasif pada klien dan keluarga
11.35 Menganjurkan kepada keluarga agar membantu melakukan
2
Hari, Tanggal, Jam No Dx Tindakan Keperawatan Ttd
Minggu, 3 09.00 Mengobservasi kondisi luka dekibutis pasien
17 September 09.10 Mengubah posisi pasien miring kanan dan kiri
2017 09.20 Menganjurkan keluarga untuk memberikan lotion pada kulit yang kering

1 10.00 Mengobservasi tanda-tanda vital


10.15 Mengkaji nyeri (PQRST) dan respon non verbal pasien
10.35 Menganjurkan melakukan teknik relaksasi napas dalam saat nyeri

2 10.40 Mengobservasi kekuatan otot pasien


10.50 Mengajarkan ROM pasif pada klien dan keluarga
11.00 Menganjurkan kepada keluarga agar membantu melakukan

Excellence with Morality


No Hari, Tanggal, Jam No Dx Evaluasi Ttd
1 Minggu, 1 S : Klien tidak ada keluhan nyeri
17 September 2017 O: Nadi 96 x/menit, skala nyeri 2
A: Tujuan tercapai sebagian
P : Intervensi dilanjutkan

2 S : -
O: Klien dapat melakukan ROM pasif dengan bantuan keluarga
A: Tujuan tercapai
P : Intervensi dilanjutkan

S : -
3 O: Luka dekubitus tampak kemerahan
A: Tujuan belum tercapai
P : Intervensi dilanjutkan

Excellence with Morality


PEMBAHASAN
 Spondilitis TB atau yang dikenal dengan pott’s disease of the spine adalah penyakit
infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang menyerang tulang
belakang. Penyebab lain dari spondilitis TB adalah Mycobacterium jenis lain yaitu
Mycobacterium africanum, bovie tubercle baccilus atau non-tuberculosis
mycobacteria.
 Pada Tn. Sj kasus awal terjadinya spondilitis TB disebabkan karena Tn. Sj memiliki
riwayat dan kebiasaan merokok dan minum kopi. Berdasarkan klasifikasi spondilitis
TB menurut lokasi, Tn. Sj mengalami spondilitis TB pada bagian cervical sehingga
klien mengalami bedrest karena kelumpuhan ekstremitas atas dan bawah dengan
nilai kekuatan otot 0 0
0 0

Excellence with Morality


Cont..
 Tn. Sj MRS pada tanggal 18 Agustus 2017 di IGD RSUD Dr. Soetomo dengan
keluhan nyeri pada leher menjalar ke punggung serta gerakan tangan dan kaki mulai
melemah. Setelah dilakukan pengkajian dan pemeriksaan oleh tim medis, pasien
didiagnosa medis spondilitis TB cervical dengan penyakit penyerta hipertensi dan
diabetes melitus tipe II.

Excellence with Morality


Cont..
 Pengkajian dimulai sejak tanggal 14 September 2017 pada Tn. Sj secara berkala,
ditemukan masalah keperawatan dasar antara lain:
1) gangguan rasa nyaman: nyeri;
Masalah utama yang muncul pada Tn. Sj adalah nyeri akut. Hal ini
disebabkan karena bakteri yang menyerang tulang belakang menyebabkan
infeksi sehingga dalam tubuh akan mengeluarkan reseptor nyeri (bradykinin,
prostaglandin, dan lain-lain). Pada akhirnya pasien mengeluh nyeri di bagian
leher dan menjalar ke punggung.
2) gangguan aktivitas: gangguan mobilitas fisik.
Masalah kedua yang muncul pada Tn. Sj adalah gangguan mobilitas fisik.
Hal ini dikarenakan, infeksi yang menyerang tulang belakang menyebabkan
tulang menjadi rapuh dan menimbulkan nyeri apabila melakukan pergerakan.

Excellence with Morality


Cont..
Rencana intervensi yang sudah diimplementasikan pada Tn. Sj dengan masalah
keperawatan dasar gangguan kenyamanan antara lain
1) intervensi mandiri: mengajarkan teknik napas dalam dan distraksi dengan tujuan
untuk mengurangi rasa nyeri, sehingga pasien merasa nyaman karena nyerinya
berkurang.
2) intervensi kolaborasi: kolaborasi pemberian obat anti nyeri sesuai dengan respon
klien.
3) intervensi monitoring: melakukan monitoring skala nyeri untuk mengetahui skala
nyeri yang dirasakan oleh pasien, untuk menentukan intervensi lanjutan yang akan
diberikan kepada pasien. Setelah dilakukan intervensi di atas, juga dilakukan
monitoring tanda-tanda vital, dan hasil menunjukkan dalam batas normal, RR
18x/menit, nadi 88x/menit, suhu 35,9°C, serta tekanan darah 159/90 mmHg.

Masalah keperawatan dasar pada Tn. Sj teratasi sebagian, sehingga intervensi masih
tetap dilakukan.

Excellence with Morality


Cont..
Masalah keperawatan yang muncul selain nyeri adalah gangguan mobilitas fisik.
Implementasi yang telah dilakukan pada Tn. Sj untuk mengatasi masalah adalah
1) intervensi mandiri: melakukan pengkajian kekuatan otot, mengkaji kemampuan
klien dalam melakukan ADL serta mengajarkan ROM pasif kepada klien dan
keluarga.
2) Intervensi kolaborasi: kolaborasi dengan fisioterapi untuk menentukan intervensi
untuk meningkatkan kemampuan fisik pasien.
3) Iintervensi monitoring: melakukan monitoring pola istirahat tidur sehingga dapat
dicegah terjadinya decubitus pada pasien karena tirah baring yang lama.

Setelah dilakukan intervensi di atas, masalah yang dialami pasien tidak


teratasi, sehingga intervensi akan terus dilanjutkan dan ditambahkan dengan
intervensi yang lain.

Excellence with Morality


PENUTUP

Simpulan
 Spondilitis TB merupakan peradangan granulomatosa yang bersifat kronik destruktif
yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberkulosis. Spondilitis TB atau dikenal juga
dengan penyakit Pott’s Disease merupakan 50% dari seluruh TB tulang dan sendi.
Nyeri spinal dan komplikasi neurologis yang lebih lanjut, harus dilakukan
pengobatan TB tulang belakang sesegera mungkin untuk menghentikan
progresivitas penyakit sarta mencegah paraplegi.

Excellence with Morality


Excellence with Morality

S-ar putea să vă placă și