Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Dapur
Kamar Tidur
WC Denah Rumah
Kamar Tidur
Ruang Tamu
• Karakteristik tetangga dan komunitas RW : Tetangga
keluarga Bpk .S sebagian besar bekerja sebagai
buruh, petani, dan pengrajin kayu. Tidak ada
kebiasaan kurang baik dari lingkungan yang
mempengaruhi kesehatan. Bila ada masalah antar
warga, diselesaikan dengan pertemuan tingkat RT
yang dipimpin oleh ketua RT.
• Mobilitas Geografis Keluarga : Bpk.S bersama
keluarga menempati rumahnya yang sekarang sudah
7 tahun tetapi Bpk .S sendiri merupakan penduduk
asli Desa Kangkung. Alat transportasi umum yang
ada yaitu ojek. Sedang untuk mobilitas, keluarga
menggunakan satu buah sepeda motor, yang
fungsi utamanya untuk alat transportasi saat Bpk. S
bekerja maupun alat rekreasi keluarga bila ada waktu
untuk bepergian.
• Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat :
Interaksi keluarga Bpk. S dengan masyarakat terjalin baik,
terlihat dari keikutsertaan anggota keluarga dalam kegiatan
keagamaan RT. Apabila terdapat tetangga sekitar yang mem
erlukan bantuan maka masyarakat saling tolong menolong,
bila sakit maka akan segera dibawa ke pelayanaan
kesehatan. Keluarga mengatakan setiap 35 hari sekali ada
perkumpulan tingkat RT dan keluarga selalu mengikuti.
• Sistem pendukung keluarga : Bpk. S mengetahui benar akan
arti kesehatan, saat wawancara Bpk. S mengungkapkan apa
bila keluarga ada yang sakit, akan secepatnya diperiksakan
pada Puskesmas. Keluarga Bpk. S sangat yakin dengan
pelayanan kesehatan dari pada jalur alternatif.
• Struktur komunikasi keluarga : Komunikasi yang digunakan dalam
keluarga Bpk. S yaitu komunikasi terbuka, jika ada masalah maka
D. Struktur akan dirembuk bersama, tidak melibatkan orang lain. Jika pagi Ibu
Keluarga V hanya sendiri dirumah, anak pertama berangkat sekolah dan
suaminya berangkat bekerja, Ibu V selalu ditemani ibu mertuanya
saat rumah sedang sepi untuk mengasuh anak ke duanya.
• Struktur kekuatan keluarga : Setiap anggota keluarganya
mempunyai peran dan dapat menjalankan peran masing-masing
dengan baik. Bpk. S sebagai kepala keluarga berperan sebagai
pengambil keputusan, meskipun tetap lewat musyawarah keluarga.
• Struktur peran : Bpk. S berperan sebagai kepala keluarga, yang
bertanggung jawab bekerja mencari nafkah untuk menghidupi
keluarganya. Ny.V sebagai istri, bertugas merawat anak,
pendamping suami, juga menyiapkan makanan bagi anak dan
suami. An. Lr berperan sebagai anak yang sedang menuntut ilmu di
TK, waktu dihabiskan untuk bersekolah dan bermain saat dirumah,
An. Lp sebagai anak kedua yang masih berumur 4 tahun.
• Fungsi afektif : Keluarga saling memberikan perhatian dan
E. Fungsi kasih sayang, Bpk. S selalu mendukung apa yang dilakukan
anggota keluarga yang lain selama dalam batas kewajaran
Keluarga dan tidak melanggar etika dan sopan santun, diterapkan
demokrasi dalam mengatasi permasalahan keluarga.
• Fungsi sosialisasi : Bpk. S mengatakan bahwa cara menanam
kan hubungan interaksi sosial pada keluarganyanya dengan
tetangga dan masyarakat yaitu dengan menganjurkan keluarg
anya berpartisipasi dalam lingkungan sekitar misalnya jika ada
kerja bakti setiap bulan dan dalam acara perkumpulan dengan
masyarakat sekitar.
• Fungsi perawatan keluarga : Keluarga mendefinisikan sehat
apabila semua anggota keluarganya tidak ada keluhan dan
tidak punya penyakit tertentu. Definisi sakit adalah apabila
anggota keluarga mempunyai keluhan sakit dan hasil
pemeriksaan dokter menderita sakit. Sumber informasi
kesehatan bagi keluarga adalah televisi dan petugas
kesehatan apabila ke Puskesmas.
F. Stress dan Koping • Stressor yang dihadapi keluarga : Keluarga merasa cemas dan
Keluarga khawatir dengan keadaan An. Lp yang mengalami batuk.
• Stess jangka panjang : Keluarga mengatakan merasa ada masalah
yang dirasakan dalam waktu kurang dari enam bulan ini yaitu
kecemasan oleh karena anaknya (An. Lp sering sekali menderita
batuk pilek dan sering kambuh). Tetapi keluarga memikirkan bers
ama-sama sehingga masalah menjadi ringan.
• Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah : Keluarga
mengatakan apabila ada masalah yang dirasa sangat berat maka
mereka akan memecahkannya secara bersama-sama, dibicarakan
bersama kemudian dicari jalan keluar yang terbaik atau kadang-
kadang keluarga Bpk. S bertanya pada orang tua dari Bpk. S yang
tinggalnya di samping rumah keluarga Bpk. S.
• Startegi koping yang digunakan : Jika ada masalah
keluarga lebih suka berunding bersama atau konsul
tasi dengan orang yang lebih tahu atau orang tua
mereka.
• Startegi adaptasi disfungsional : Keluarga Bpk. S
tidak memperlakukan anak-anaknya dengan Identifi
kasi bentuk yang digunakan secara ekstensif :
kekerasan, perlakukan kejam terhadap anak, meng
kambinghitamkan, ancaman, mengabaikan anak,
mitos keluarga yang merusak, pseudomutualitas,
triangling dan otoritarisme.
PEMFIS
Lanjutan
PEMFIS
Harapan Keluarga
Keluarga Bpk. S berharap pada petugas kesehatan ynag a
da di desa Kangkung dapat cepat mengatasi masalah yang
terjadi pada anaknya agar kembali sembuh. Keluarga be
rharap bisa diberikan informasi kepada mereka tentang hal-
hal yang berhubungan dengan kesehatan, baik itu untuk k
esehatan tentang ISPA yang diderita oleh anaknya atau pu
n nyeri sendi pada Bpk. S.
NO. Data Fokus Kemungkinan Diagnosa
Penyebab
ANALISA 1. DS :
Ibu.V mengatakan bahwa anaknya (An.Lp) demam, batuk pilek selama 2 hari dan
Ketidak
mampuan
Bersihan
jalan
sudah dibawa ke dokter dan belum sembuh serta sering kambuh. keluarga Nafas
DATA DO :
Bpk. S
Merawat
tidak
efektif
An. Lp tampak batuk, Hidung An. Lp keluar sekret bening dari hidung, Imunisasi An anak
Lp belum lengkap kecuali campak, An. Lp batuk grok-grok, RR An. Lp = 32 x/mnt dengan
ISPA
2. DS : Ketidak Resiko
Selama An. Lp batuk pilek hanya diberi obat dari dokter dan tidak mengetahui cara mampuan tinggi
perawatan dirumah. Ibu V mengatakan masih menggunakan obat nyamuk bakar Keluarga pada
ketika An. Lp batuk pilek, Ibu V mengatakan An. Lp tidurnya dengan Bpk. S dan memodifiksi penularan
Ibu V. Ibu V mengatakan tidak tahu bagaimana cara menata lingkungan yang lingkungan penyakit
sehat agar tidak terjadi penularan ISPA. dengan ISPA
masalah
DO : ISPA.
1. Ventilasi rumah cukup tetapi tidak dibuka setiap hari.
2. Saat dilakukan pengkajian Ibu V tahu kalau penyakit batuk pilek itu menular tet
api Ibu V tidak mengetahui cara penularannya.
3. Ibu V sering mengelap hidung An.Lp dengan bajunya
4. Saat dilakukan kunjungan keluarga pada siang hari, An. Lp tidur ditemani Ibu V
kondisi kamar pengap.
5. Tempat pertukaran udara dan pencahayaan kurang, lantai rumah terbuat dari u
bin.
NO. Data Fokus Kemungkinan Penyebab Diagnosa
Lanjutan
3. DS Ketidakmampuan Resiko
Analisa Data Ibu V mengatakan An. Lp belum lengkap imunisasinya keluarga dalam terjadinya
Imunisasi yang belum didapat adalah hepatitis, BCG, mengambil penyakit
Campak, Ibu V tidak membawa lagi anaknya imunisasi keputusan yang bisa
dengan alasan pernah membawa anaknya tapi tidak jadi pemberian dicegah
imunisasi karena An. Lp demam. imunisasi pada dengan
An. Lp imunusasi
DO pada
Tidak ada bekas vaksin imunisasi di tubuh An. Lp An. Lp
Buku KMS pada poin Imunisasi An. Lp Kosong