Sunteți pe pagina 1din 31

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

TAHAP 3 (PRA SEKOLAH)


MATA KULIAH
KEPERAWATAN KELUARGA
BY III-C

STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO


Erna Pangestuti (201601080)
Pipit Rahayu (201601110)
Nurul Khoriah (201601103)
Bella Ernanda (2016101081)
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang
KELUARGA
terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang
yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat,
dibawah satu atap dalam keadaan saling
ketergantungan ( Depkes RI, 1998 ).
ANAK PRASEKOLAH
Dimulai anak pertama berusia 2 ½ th -5 th ( keluarga
terdiri 3 -5 org) suami, istri, anak. Orang tua sebagai
arsitek keluarga penting merancang & mengarahkan
perkembangan keluarga untuk memperkokoh agar
perkawinan hidup lestari.
1. Mengenal masalah kesehatan keluarga
Tugas Keluarga 2. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi
dibidang keluarga. Tugas ini merupakan upaya keluarga
Kesehatan yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat
sesuai dengan keadaan keluarga.
3. Merawat keluarga yang mengalami gangguan
kesehatan.
4. Memodifikasi lingkngan keluarga untuk menjamin
kesehatan keluarga.
5. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
disekitarnya bagi keluarga.
Tugas 1. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti
Perkembangan rumah, ruang bermain, privasi, keamanan.
2. Mensosialisasikan anak (Anak pra sekolah
Keluarga
mengembangkan konsep diri (sikap diri sendiri) dan
cepat belajar mengepresikan diri mereka seperti
menangkap bahasa dengan cepat.
3. Mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap
memenuhi kebutuhan anak anak yang lain.
4. Mempertahankan hubungan sehat dalam keluarga
(hubungan perkawinan dan hubungan orang tua dan
anak) dan diluar keluarga (keluarga besar dan
komunitas).
Penampilan maupun gerak gerik prasekolah mudah
Ciri fisik anak dibedakan dengan anak yang berada dalam tahapan
prasekolah sebelumya :
• Anak prasekolah umumnya aktif
• Mereka telah memiliki penguasaan dan control
terhadap tubuhnya dan sangat menyukai kegiatan
yang dilakukan sendiri.
• Setelah anak melakukan berbagai kegiatan, anak
membutuhkan istirahat yang cukup
• Otot-otot besar pada anak prasekolah lebih berkemban
g dari control terhadap jari dan tangan.
• Walaupun tubuh anak lentur tapi tengkorak kepala
yang melindungi otak masih lunak.
• Walaupun anak laki-laki lebih besar, anak perempuan
lebih terampil dalam tugas yang bersifat praktis,
khusunya dalam tugas motorik halus.
Ciri Sosial Umumnya anak oada tahap ini memiliki sati atau dua
Anak Prasekolah sahabat, sahabat yang dipilih biasanya yang sama
jenis kelaminnya, tetapi kemudian berkembang sahabat
dari jenis kelamin yang berbeda.
Ciri Emosional
Pada Anak Anak prasekolah cenderung mengekpresikan emosinya
Prasekolah dengan bebas dan terbuka, sikap marah sering diperliha
tkan oleh anak pada usia tersebut.

Ciri Kognitif Ana


k Prasekolah Anak prasekolah umumnya terampil dalam berbahasa.
Sebagian dari merekla senang berbicara khususnya
dalam klelompoknya.
Masalah Kesehatan 1. Masalah kesehtan fisik yang utama adalah penyakit infeksi dan
menular pada anak, dan kerentanan umum terhadap penyakit
Yang Muncul merupakan maslah kesehatan yang utama
2. Kecelakaan, jatuh, luka bakar, keracunan. Kejadian ini banyak
terjadi pada keluarga besar, keamanan lingkungan dan pengawasan
anak yang adekuat mrpakan kunci untuk mengurangi kecelakaan.
3. Masalah kesehatan psikososial keluarga yang utama adalah
hubungan perkawinan, seperti menurunnya kepuasan yang dialami
banyak pasangan suami-istri pada tahap ini (komunikasi)
4. sibling rivalty yang diungkapkan dengan memukul / berhubungan
negatif dengan bayi, tingkah laku regresif, melakukan kegiatan
menarik perhatian. Berhubungan lebih erat dengan anak yg lebih
tua untuk menyakinkannya bahwa ia masih dicintai dan dikehendaki
5. Keluarga berencana
6. Masalah pengasuhan anak (membatasi lingkungan (disiplin),
penganiayaan dan menelantarkan anak,keamanan di rumah).
1. Pendidikan kesehatan keluarga diarahkan pada
Peran pencegahan masalah kesehatan (merokok,
penyalahgunaan alcohol dan obata-obatan, sek
Perawat sualitras manusia, keselamatan, diet dan nutrirsi,
oalahraga dan penanganan stres)
2. Tujuan utama bagi perawat: membantu mereka
membentuk gaya hidup yang sehat dan mem
fasilitasi pertumbuhan fisik, intelektual, emosional,
dan sosial secara optimal
Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan
Anak Usia Prasekolah
A. Data Identitas
Nama kepala keluarga : Bpk. S
Alamat : RT 02 / RW 002 Desa Kangkung Mranggen, Demak
Komposisi keluarga :
Genogram
• Tipe keluarga : Tipe Keluarga Bpk. S adalah keluarga
dengan Nuclear Family, dimana dalam keluarga
hanya ada ayah, ibu dan anak.
• Latar belakang budaya : Latar belakang budaya
keluarga adalah suku Jawa, bahasa yang dipakai
adalah bahasa Jawa dan Bahasa Indonesia. Keluarga
masih terpengaruh dengan budaya setempat dalam
hal apabila ada keluarga yang sakit membeli obat ke
apotik atau langsung ke klinik jika parah.
• Identifikasi agama : Seluruh anggota keluarga
beragama Islam, dan menjalankan kewajiban shalat 5
waktu, semua aktivitas yang dilakukan tidak boleh
bertentangan dengan ajaran agama.
Status sosial ekonomi keluarga :
• pendapatan keluarga satu bulan : Rp 1.500.000/bulan
• Pengelola keuangan keluarga : Ayah dan Ibu
• Bagaimana pandangan keluarga terhadap pendidikan
keluarga : Keluarga sangat mementingkan pendidikan
pada anggota keluarganya.
• Adakah nilai/keyakinan/agama yang bertentangan
dengan kesehatan : Tidak ada
Aktivitas rekreasi keluarga :
• Kebiasaan rekreasi dalam keluarga : Keluarga tidak
mempunyai kebiasaan rekreasi yang rutin.
• Bagaimana keluarga menggunakan waktu senggangg
nya : Keluarga mengisi waktu senggangnya dengan
menonton televisi dan mendengarkan tape recorder.
• Tahap perkembangan keluarga saat ini : Keluarga
B. Riwayat dengan anak prasekolah dengan tugas perkembangan
Perkembangan keluarga antara lain : memenuhi kebutuhan anggota
Keluarga keluarga seperti rumah, ruang bermain, privasi. Men
sosialisasikan anak. mengintegrasikan anak yang baru
sementara tetap memenuhi kebutuhan anak yang lain.
mempetahankan hubungan yang sehat dalam keluarga,
tugas perkembangan yang sudah terpenuhi adalah
semua tahap perkembangan keluarga sudah terpenuhi
pada keluarga Bpk. S.
• Tahap perkembangan yang belum terpenuhi : Tugas
perkembangan yang seharusnya dilalui oleh keluarga
saat ini keluarga merasa sudah terpenuhi, Keluarga Bp
k. S mengatakan semaksimal mungkin menciptakan
keluarga yang membahagiakan, terutama untuk
membahagiakan anak-anaknya.
• Riwayat keluarga inti : Ibu V mengatakan bahwa dulu
ibu V dengan Bpk. S adalah pilihan sendiri dan
disetujui oleh orang tua dan akhirnya menikah.
• Riwayat keluarga sebelumnya : Hubungan antara
anggota keluarga baik, keluarga mengatakan saling
bantu membantu dengan saudara yang lain.
• Karakteristik rumah
C. Data
Lingkungan Jenis rumah: Petak
Jenis bangunan : Semipermanen
Luas bangunan : ± 4x18 m2
Luas perkarangan : 6 m2
Status kepemilikan rumah : Milik keluarga Bpk. S
Kondisi ventilasi rumah : Kurang baik
Kondisi penerangan rumah: Kurang baik
Kondisi pencahayaan rumah : Kurang baik
Kondisi lantai : Kurang bersih dan tidak teratur
Kebersihan rumah secara keseluruhan : Bersih
Bagaimana pembagian ruangan dirumah : Tertata baik
Pengelolaan sampah keluarga : Dibakar
Sumber air bersih dalam keluarga : Sumur Artetis
Kondisi jamban keluarga : Bersih
Pembuangan limbah : Bersih

Dapur
Kamar Tidur
WC Denah Rumah
Kamar Tidur
Ruang Tamu
• Karakteristik tetangga dan komunitas RW : Tetangga
keluarga Bpk .S sebagian besar bekerja sebagai
buruh, petani, dan pengrajin kayu. Tidak ada
kebiasaan kurang baik dari lingkungan yang
mempengaruhi kesehatan. Bila ada masalah antar
warga, diselesaikan dengan pertemuan tingkat RT
yang dipimpin oleh ketua RT.
• Mobilitas Geografis Keluarga : Bpk.S bersama
keluarga menempati rumahnya yang sekarang sudah
7 tahun tetapi Bpk .S sendiri merupakan penduduk
asli Desa Kangkung. Alat transportasi umum yang
ada yaitu ojek. Sedang untuk mobilitas, keluarga
menggunakan satu buah sepeda motor, yang
fungsi utamanya untuk alat transportasi saat Bpk. S
bekerja maupun alat rekreasi keluarga bila ada waktu
untuk bepergian.
• Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat :
Interaksi keluarga Bpk. S dengan masyarakat terjalin baik,
terlihat dari keikutsertaan anggota keluarga dalam kegiatan
keagamaan RT. Apabila terdapat tetangga sekitar yang mem
erlukan bantuan maka masyarakat saling tolong menolong,
bila sakit maka akan segera dibawa ke pelayanaan
kesehatan. Keluarga mengatakan setiap 35 hari sekali ada
perkumpulan tingkat RT dan keluarga selalu mengikuti.
• Sistem pendukung keluarga : Bpk. S mengetahui benar akan
arti kesehatan, saat wawancara Bpk. S mengungkapkan apa
bila keluarga ada yang sakit, akan secepatnya diperiksakan
pada Puskesmas. Keluarga Bpk. S sangat yakin dengan
pelayanan kesehatan dari pada jalur alternatif.
• Struktur komunikasi keluarga : Komunikasi yang digunakan dalam
keluarga Bpk. S yaitu komunikasi terbuka, jika ada masalah maka
D. Struktur akan dirembuk bersama, tidak melibatkan orang lain. Jika pagi Ibu
Keluarga V hanya sendiri dirumah, anak pertama berangkat sekolah dan
suaminya berangkat bekerja, Ibu V selalu ditemani ibu mertuanya
saat rumah sedang sepi untuk mengasuh anak ke duanya.
• Struktur kekuatan keluarga : Setiap anggota keluarganya
mempunyai peran dan dapat menjalankan peran masing-masing
dengan baik. Bpk. S sebagai kepala keluarga berperan sebagai
pengambil keputusan, meskipun tetap lewat musyawarah keluarga.
• Struktur peran : Bpk. S berperan sebagai kepala keluarga, yang
bertanggung jawab bekerja mencari nafkah untuk menghidupi
keluarganya. Ny.V sebagai istri, bertugas merawat anak,
pendamping suami, juga menyiapkan makanan bagi anak dan
suami. An. Lr berperan sebagai anak yang sedang menuntut ilmu di
TK, waktu dihabiskan untuk bersekolah dan bermain saat dirumah,
An. Lp sebagai anak kedua yang masih berumur 4 tahun.
• Fungsi afektif : Keluarga saling memberikan perhatian dan
E. Fungsi kasih sayang, Bpk. S selalu mendukung apa yang dilakukan
anggota keluarga yang lain selama dalam batas kewajaran
Keluarga dan tidak melanggar etika dan sopan santun, diterapkan
demokrasi dalam mengatasi permasalahan keluarga.
• Fungsi sosialisasi : Bpk. S mengatakan bahwa cara menanam
kan hubungan interaksi sosial pada keluarganyanya dengan
tetangga dan masyarakat yaitu dengan menganjurkan keluarg
anya berpartisipasi dalam lingkungan sekitar misalnya jika ada
kerja bakti setiap bulan dan dalam acara perkumpulan dengan
masyarakat sekitar.
• Fungsi perawatan keluarga : Keluarga mendefinisikan sehat
apabila semua anggota keluarganya tidak ada keluhan dan
tidak punya penyakit tertentu. Definisi sakit adalah apabila
anggota keluarga mempunyai keluhan sakit dan hasil
pemeriksaan dokter menderita sakit. Sumber informasi
kesehatan bagi keluarga adalah televisi dan petugas
kesehatan apabila ke Puskesmas.
F. Stress dan Koping • Stressor yang dihadapi keluarga : Keluarga merasa cemas dan
Keluarga khawatir dengan keadaan An. Lp yang mengalami batuk.
• Stess jangka panjang : Keluarga mengatakan merasa ada masalah
yang dirasakan dalam waktu kurang dari enam bulan ini yaitu
kecemasan oleh karena anaknya (An. Lp sering sekali menderita
batuk pilek dan sering kambuh). Tetapi keluarga memikirkan bers
ama-sama sehingga masalah menjadi ringan.
• Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah : Keluarga
mengatakan apabila ada masalah yang dirasa sangat berat maka
mereka akan memecahkannya secara bersama-sama, dibicarakan
bersama kemudian dicari jalan keluar yang terbaik atau kadang-
kadang keluarga Bpk. S bertanya pada orang tua dari Bpk. S yang
tinggalnya di samping rumah keluarga Bpk. S.
• Startegi koping yang digunakan : Jika ada masalah
keluarga lebih suka berunding bersama atau konsul
tasi dengan orang yang lebih tahu atau orang tua
mereka.
• Startegi adaptasi disfungsional : Keluarga Bpk. S
tidak memperlakukan anak-anaknya dengan Identifi
kasi bentuk yang digunakan secara ekstensif :
kekerasan, perlakukan kejam terhadap anak, meng
kambinghitamkan, ancaman, mengabaikan anak,
mitos keluarga yang merusak, pseudomutualitas,
triangling dan otoritarisme.
PEMFIS
Lanjutan
PEMFIS

Harapan Keluarga
Keluarga Bpk. S berharap pada petugas kesehatan ynag a
da di desa Kangkung dapat cepat mengatasi masalah yang
terjadi pada anaknya agar kembali sembuh. Keluarga be
rharap bisa diberikan informasi kepada mereka tentang hal-
hal yang berhubungan dengan kesehatan, baik itu untuk k
esehatan tentang ISPA yang diderita oleh anaknya atau pu
n nyeri sendi pada Bpk. S.
NO. Data Fokus Kemungkinan Diagnosa
Penyebab

ANALISA 1. DS :
Ibu.V mengatakan bahwa anaknya (An.Lp) demam, batuk pilek selama 2 hari dan
Ketidak
mampuan
Bersihan
jalan
sudah dibawa ke dokter dan belum sembuh serta sering kambuh. keluarga Nafas
DATA DO :
Bpk. S
Merawat
tidak
efektif
An. Lp tampak batuk, Hidung An. Lp keluar sekret bening dari hidung, Imunisasi An anak
Lp belum lengkap kecuali campak, An. Lp batuk grok-grok, RR An. Lp = 32 x/mnt dengan
ISPA

2. DS : Ketidak Resiko
Selama An. Lp batuk pilek hanya diberi obat dari dokter dan tidak mengetahui cara mampuan tinggi
perawatan dirumah. Ibu V mengatakan masih menggunakan obat nyamuk bakar Keluarga pada
ketika An. Lp batuk pilek, Ibu V mengatakan An. Lp tidurnya dengan Bpk. S dan memodifiksi penularan
Ibu V. Ibu V mengatakan tidak tahu bagaimana cara menata lingkungan yang lingkungan penyakit
sehat agar tidak terjadi penularan ISPA. dengan ISPA
masalah
DO : ISPA.
1. Ventilasi rumah cukup tetapi tidak dibuka setiap hari.
2. Saat dilakukan pengkajian Ibu V tahu kalau penyakit batuk pilek itu menular tet
api Ibu V tidak mengetahui cara penularannya.
3. Ibu V sering mengelap hidung An.Lp dengan bajunya
4. Saat dilakukan kunjungan keluarga pada siang hari, An. Lp tidur ditemani Ibu V
kondisi kamar pengap.
5. Tempat pertukaran udara dan pencahayaan kurang, lantai rumah terbuat dari u
bin.
NO. Data Fokus Kemungkinan Penyebab Diagnosa
Lanjutan
3. DS Ketidakmampuan Resiko
Analisa Data Ibu V mengatakan An. Lp belum lengkap imunisasinya keluarga dalam terjadinya
Imunisasi yang belum didapat adalah hepatitis, BCG, mengambil penyakit
Campak, Ibu V tidak membawa lagi anaknya imunisasi keputusan yang bisa
dengan alasan pernah membawa anaknya tapi tidak jadi pemberian dicegah
imunisasi karena An. Lp demam. imunisasi pada dengan
An. Lp imunusasi
DO pada
Tidak ada bekas vaksin imunisasi di tubuh An. Lp An. Lp
Buku KMS pada poin Imunisasi An. Lp Kosong

Diagnosa • Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan ketidak


mampuan keluarga Bpk. merawat anak Lp dengan ISPA
Kep. Kel.
• Resiko tinggi pada penularan penyakit ISPA berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan
dengan masalah ISPA pada An. Lp.
• Resiko terjadinya penyakit yang bisa dicegah dengan
imunusasi pada An. Lp dikeluarga Bpk. S berhubungan
dengan KMK memutuskan pemberian imunisasi pada An. Lp.
Skoring
Prioritas Masalah

Bersihan jalan nafas


tidak efektif
berhubungan
dengan ketidak
mampuan keluarga
Tn.S merawat anak
Lp dengan ISPA
Resiko tinggi pada
penularan penyakit
ISPA berhubungan
dengan ketidak
mampuan keluarga
menata lingkungan
dengan masalah
ISPA.
Resiko terjadinya
penyakit yang bisa
dicegah dengan
imunusasi pada An.
Lp dikeluarga Bpk. S
berhubungan dengan
KMK memutuskan
pemberian imunisasi
pada An. Lp.
INTERVENSI and EVALUASI
TO WORD BECAUSE
CAN’T SHOW IN HERE

S-ar putea să vă placă și