Sunteți pe pagina 1din 16

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DIABETES

MILITUS DENGAN KETIDAKSTABILAN KADAR


GLUKOSA DARAH DI RUANG AROFAH
RSI FATIMAH

KARYA TULIS ILMIAH

OLEH:
HENI SEPTIANA DEWI
14.401.14.033

AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA


PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
AGUSTUS 2017
Latar belakang
• Diabetes militus merupakan masalah bagi kesehatan yang
dari tahun ke tahun semakin meningkat yang perlu segera
ditindak lanjuti (Masjoer, 2010). Kasus kematian diabetes
militus di Indonesia memiliki kedudukan 10 besar, salah
satu pemicu terbnyak terjadinya diabetes militus adalah
dari pola gaya hidup yang tidak sehat (Toharin dkk,2015).
• Tingkat prevalensi DM menyebutkan bahwa prevalansi
global penderita DM pada tahun 2014 sebesar 8,3% dari
keseluruhan penduduk di dunia dan mengalami
peningkatan pada tahun 2014 menjadi 387 juta kasus
(Fatimah, 2012).
• Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit kronis yang
ditandai dengan hiperglikemia dan intoleransi glukosa
yang terjadi karena kelenjar pankreas tidak dapat
memproduksi insulin secara adekuat .
Patofisiologi
• Apabila jumlah atau dalam fungsi aktivitas insulin
mengalami defisiensi (kekurangan) insulin,
hiperglikemia akan timbul dan hiperglikemi ini
adalah diabetes, kekurangan insulin ini bisa
absout apabila pangkreas tidak menghasilkan
sama sekali atau menghasilkan insulin, tapi dalam
jumlah yang tidak cukup, misalnya yang terjadi
pada IDDM (DM Tipe 1). Kekurangan insulin
dikatakan relatif apabila pangkreas menghasilkan
insulin dalam jumlah yang normal, tetapi
insulinnya tidak efektif. Hal ini tampak pada
NIDDM (DM Tipe 2), ada resistesi insulin.
Konsep Asuhan Keperawatan Diabetes Militus
Identitas Riwayat penyakit dahulu
Diabetes mellitus tipe 1 biasanya terjadi Adanya riwayat penyaki jantung, obesitas,
sebelum usia 30 tahun, bertubuh kurus maupun arterokolosis, tekanan medis yang
dan memerlukan insulin eksogen serta pernah didapat maupun obat-obatan yang
penatalaksanaan diet untuk mengendalikan biasanya digunakan oleh penderita
gula darah

Keluhan utama
Penderita diabtes mellitus
mengeluhkan penurunan BB yang
relatif singkat, badan terasa
sangat lemas, cepat lelah (Rendy,
2011; 8).

Riwayat penyakit keluarga


Riwayat penyakit sekatang Dari keluarga biasanya terdapat
Adanya gatal pada kulit disertai luka yang salah satu anggota keluarga yang
tidak sembuh-sembuh, Kesemutan, juga menderita DM atau penyakit
Menurunnya BB, Meningkatnya nafsu keturunan yang dapat menyebabkan
terjadinya defisiensi insulin missal
makan, Sering haus, Banyak kencing, hipertensi, jantung
Menurunnya ketajamn penglihatan
Desain Penelitian
Partisipan
Jenis penelitian yang
digunakan pada Pengumpulan Data
peneliti ini adalah 1. Pasien
study kasus. 2. Keluarga 1. Wawancara
Penelitian studi kasus
ini menggunakan 3. Petugas kesehatan 2. Observasi dan
penelitian pendekatan pemeriksaan fisik
kualitatif. 3. Studi Dokumentasi
Pengkajian

Identitas pasien Pasien 1 Pasien 2


Nama Ny. B Tn. A
Umur 58 tahun 64 tahun
Jenis kelamin
Pendidikan Perempuan Laki-laki
Dx medis Diabetes Militus Diabetes Militus

Status kesehatan saat ini

Riwayat Penyakit Pasien 1 Pasien 2


KeluhanUtama
-Saat masuk RS Mual muntah Nyeri kaki

-Saat Pengkajian Mual muntah Mual muntah

Riwayat penyakit dahulu Pasien mengatakan Pasien mengatakan tidak


mempunyai riwayat pernah mempunyai
penyakit DM sejak 1 tahun riwayat penyakit seperti
yang lalu. DM.
Riwayat penyakit Pasien mengatakan Pasien mengatakan dalam
keluarga dalam keluarga ada keluarga tidak ada
keluarga yang menderita
yang menderita
penyakit seperti pasien.
penyakit DM yaitu
Ayahnya.
Analisa data

Analisa Data Etiologi Masalah Pasien 2


Pasien 1 DS: Ketidak seimbangan Resiko ketidakseimbangan
DS: Devisiensi Ketidakstabilan Pasien produksi insulin nutrisi kurang dari kebutuhan
Pasien kadar gula darah mengatakan tidak Hiperglikemia tubuh
mengatakan sering nafsu makan
mengkonsumsi DO:
makan-makanan Penurunan glukosa oleh 1. K/U lemah
yang manis. sel 2. Pasien tidak Mual-muntah
DO: nafsu
1. GDA: 219 makan
mg% Metabolisme meningkat 3. Porsi makan Ketidakseimbangan
2. GDA: 121 Hiperglikemia dihabiskan nutrisi kurang dari
mg% 2/3 sendok kebutuhan tubuh
3. Tanda-tanda makan
vital. 4. HB: 11,7
TD: 120/80 5. BB awal:
mmHg. 57kg
N: 88 x/m. 6. BB akhir:
S: 360 C. 55 kg
RR: 22 x/m. 7. IMT:
55

1,57x1,57
: 55
2,4649
: 22,3
Intervensi keperawatan
Diagnosa Intervensi Rasional Lanjutan tabel 4.7
Keperawatan (NIC) Pasien 2
(Tujuan & Kriteria Dx: 1
hasil) 1. Berikan HE pada 1. Pasien dan keluarga
Ketidak
Pasien 1 1. Berikan HE 1. Pasien dan pasien dan keluarga dapat mengerti dan
seimbangan
Dx: 1 pada pasien keluarga dapat tentang proses memahami tindakan
nutrisi kurang
Ketidakstabilan dan keluarga mengerti dan yang akan dilakukan
dari kebutuhan penyakit
kadar glukosa tentang proses memahami 2. Menentukan
tubuh 2. Kaji status nutrisi
darah penyakit tindakan yang kebutuhan pasien.
Tujuan: 3. Minitor aktifitas fisik
Tujuan: 2. Anjurkan pada akan dilakukan 3. Aktivitas fisik
Setelah pasien
setelah dilakukan pasien untuk 2. Diet yang berpengaruh pada
dilakukan
tindakan menaati diet tepat latihan 4. Timbang BB pasien status nutrisi
tindakan
keperawatan latihan fisik, fisik yang dan lakukan secara 4. Berat badan dapat
keperawatan
selama 3x24 jam pengobatan cukup dapat berkala menentukan BB ideal
selama 3x24 jam
diharapkan yang meningkatkan 5. Anjurkan makan 5. Agar dapat
diharapkan
ketidakstabilan diteteapkan daya tubuh, sedikit tapi sering. mengurangi mual
kebutuhan
kadar glukosa 3. Anjurkan pada dan muntah
nutrisi pasien 6. Anjurkan pasien
darah dalam pasien untuk pengobatan 6. Dapat memenuhi
dapat terpenuhi menghabiskan
rentang nrmal menghindari yang tepat kebutuhan pasien.
Kriterian Hasil: makanan yang
dengan Keriteria makan mempercepat 7. Dapat menyesuaikan
1. Nafsu disediakan RS.
Hasil: makanan yang penyembuhan kebutuhan pasien
makan
1. Kadar dapat pasien 7. Kolaborasi dengan
meningkat
gukosa meningkatkan 3. Mencegah ahli gizi
2. Tidak ada
darah kada gula terjadinya tanda-
dalam darah. hiperglikemia tanda mal
rentang 4. Anjurkan pada 4. Untuk nutrisi
normal pasien untuk memantau 3. Kadar gula
2. HB dalam memeriksakan kadar gula dalam
rentang kadar glukosa darah. darah
normal secara rutin dalam
waktu batas
pemberian normal
dosis dan diet. 4. Porsi
makan
habis
Implementasi keperawatan
Diagnosa 03-Juli-2017 04-Juli-2017 05-Juli-2017 Pasien 2 08.00 Memberikan HE 08.00 Menganjurkan 08.00 Menganjurkan
Keperawatan Dx: 1 pada pasien dan makan sedikit makan sedikit tapi
Pasien 1 Implementasi Implementasi Implementasi
Ketidakseimban keluarga pasien tapi sering sering
Dx: 1
gan nutrisi
Ketidakstabilan 09.00 Memberikan HE 09.50 Mengkaji status 08.00 Mengkaji status
kadar glukosa kepada pasien dan nutrisi pasien* nutrisi pasien* kurang dari 09.00 Mengkaji status 09.0 Melakukan 09.00 Melakukan
darah keluarga tentang kebutuhan nutrisi pasien perawatan luka perawatan luka
berhubungan proses terjadinya mual tubuh pada pasien* pada pasien*
dengan muntah berhubungan
hiperglikemia 10.00 Menganjurkan makan 09.50 Menganjurkan dengan mual 09.30 Menimbang BB 09.50 Mengobservasi
09.50 Mengkaji status nutrisi sedikit tapi sering* makan sedikit tapi
muntah pasien dan 09.50 Menimbang BB TTV*
pasien* sering*
10.40 Menganjurkan pasien lakukan secara pasien dan
10.00 Anjurkan pasien untuk menghabiskan makan 10.00 Menganjurkan berkala lakukan secara
memeriksakan kadar yang disediakan RS* pasien berkala
gula darah secara rutin menghabiskan 09.50 Menganjurkan 10.00 Berkolaborasi
11.00 Melakukan hasil makan yang makan sedikit 10.00 Mengobservasi dengan dokter
10.50 Menganjurkan makan kolaborasi dengan disediakan RS*
tapi sering TTV* dalam pemberian
sedikit tapi sering* ahli gizi dalam
menentukan diet* Melakukan hasil obatondansentron
10.50
kolaborasi dengan 10.50 Berkolaborasi e 3x1 (4 mg).
16.00 Mengobservasi TTV* ahli gizi dalam 10.00 Melakukan dengan dokter Melakukan hasil
11.00 Menganjurkan pasien menentukan diet* perawatan luka dalam kolaborasi dengan
menghabiskan makan pada pasien *
yang disediakan RS* 11.00 Mengobservasi TTV*
17.00 Berkolaborasi dengan 10.50 Mengobservasi pemberian obat 11.00 ahli gizi dalam
16.00 Melakukan hasil dokter dalam TTV* ondansentrone menentukan diet
kolaborasi dengan ahli pemberian obat 3x1 (4 mg).
gizi dalam menentukan novorapid 3x4 ui* 16.00 Melakukan hasil*
diet* kolaborasi
11.00 Berkolaborasi 11.00 Melakukan hasil 23.00 Melakukan hasil
23.00 Melakukan hasil denganahli gizi
17.00 Mengobservasi TTV* kolaborasi dengan dalam menentukan
dengan dokter kolaborasi kolaborasi dengan
ahli gizi dalam diet dalam pemberian dengan ahli gizi dokter dalam
menentukan diet.* obat dalam pemberian anti
ondansentrone menentukan diet emetik (50) mg
3x1 (4 mg).
23.00 Melakukan hasil
16.00 Melakukan hasil kolaborasi
kolaborasi dengan dengan dokter
ahli gizi dalam dalam pemberian
menentukan diet anti emetik (50)
mg
23.00 Melakukan hasil
kolaborasi dengan
dokter dalam
pemberian anti
emetik (50) mg
Evaluasi
Diagnosa Hari 1 Hari 2 Hari 3
Pasien 1
Dx: 1 S: S: S:
Pasien mengatakan masih makan Pasien mengatakan masih makan Pasien mengatakan sudah tidak
makanan yang manis-manis makanan yang manis-manissudah memakan makanan yang manis-manis
berkurang
O: O:
1. GDA meningkat 219 mg % O: 1. GDA dalam batas normal 125
2. HB meningkat 8,4 mg % 1. GDA meningkat 219 mg % mg %
2. HB meningkat 8,4 mg % 2. HB meningkat ()11,0-16,0 g/dl
A:
Masalah belum teratasi A:
A: Masalah teratasi
P: Masalah belum teratasi
Intervensi dilanjutkan P:
P: Intervensi dihentikan
1. Mengkaji status nutrisi Intervensi dilanjutkan 1. Mengkaji status nutrisi pasien
pasien 1. Mengkaji status nutrisi pasien 2. Anjurkan pasien untuk
2. Anjurkan pasien untuk 2. Anjurkan pasien untuk memeriksakan kadar gula darah
memeriksakan kadar gula memeriksakan kadar gula secara rutin
darah secara rutin darah secara rutin 3. Menganjurkan makan sedikit
3. Menganjurkan makan 3. Menganjurkan makan sedikit tapi sering
sedikit tapi sering tapi sering 4. Menganjurkan pasien
4. Menganjurkan pasien 4. Menganjurkan pasien menghabiskan makan yang
menghabiskan makan yang menghabiskan makan yang disediakan RS
disediakan RS disediakan RS 5. Melakukan hasil kolaborasi
5. Melakukan hasil kolaborasi 5. Melakukan hasil kolaborasi dengan ahli gizi dalam
dengan ahli gizi dalam dengan ahli gizi dalam menentukan die
menentukan diet menentukan diet
Lanjutan
Pasien 2 S: S: S:
Dx: 1 Pasien mengatakan masih mual pasien mengatakan pasien mengatakan
muntah mual muntah sudah sudah tidak mual
berkurang muntah

O: O: O:
1. K/u lemah 1. K/u cukup 1. K/u cukup
2. Pasien terliat mual 2. Pasien sudah tidak mual 2. Pasien sudah tidak mual
muntah muntah muntah
3. Pasien tidak nafsu makn 3. Porsi makn dihabiskan ½ 3. Porsi makan habis
4. Porsi makan dihabiskan porsi makn 4. BB sekarang: 55 kg
4 sendok porsi yang 4. Bb sekarang: 55 kg
disediakan
5. BB sekarang: 55 kg
A: A:
A: Masalah teratasi sebagian. Masalah teratasi
Pemenuhan nutrisi teratasi
sebagian. P: P:
Intervensidilanjutkan Intervensi dihentikan
P: 1. Kaji status nutrisi 1. Kaji status nutrisi
Intervensi dilanjutkan. 2. Anjurkan pasien makan 2. Anjurkan pasien makan
sedikit tapi sering sedikit tapi sering
1. Kaji status nutrisi 3. Anjurkan pasien 3. Anjurkan pasien
2. Anjurkan pasien makan menghabiskan makan yang menghabiskan makan yang
sedikit tapi sering disediakan RS. disediakan RS.
3. Anjurkan pasien 4. Kolaborasi dengan dokter 4. Kolaborasi dengan dokter
menghabiskan makan untuk pemberian anti untuk pemberian anti
yang disediakan RS. emetik emetik
4. Kolaborasi dengan 5. Kolaborasi dengan ahli gizi 5. Kolaborasi dengan ahli gizi
dokter untuk pemberian dalam menentukan diet dalam menentukan diet
anti emetik I: I:
5. Kolaborasi dengan ahli 1. Mengkaji status nutrisi 1. Menimbang BB pasien dan
gizi dalam menentukan pasien lakukan secara berkala
diet 2. Menimbang BB pasien dan 2. Menganjurkan makan sedikit
lakukan secara berkala tapi sering
3. Menganjurkan makan 3. Melakukan perawatan luka
sedikit tapi sering pada pasien
Pembahasan
• Pengkajian
• Identitas
Berdasarkan pada identitas yang didapatkan pasien 1 berusia 58
tahun dengan jenis kelamin perempuan dan pasien 2 berusia 64 tahun
dengan jenis kelamin laki-laki. Diabetes Militus banyak dialami oleh
orang dewasa tua yaitu usia lebih dari 40 tahun (Damayanti, 2015).
Sedangkan menurut Trisnawati dan Setiorogo (2013) DM tipe 2 sering
terjadi di kelompok usia 45-52 tahun dan cenderung lebih sering terjadi
pada pasien dengan jenis kelamin perempuan. Pasien 1 dan pasien 2 jika
dilihat dari rentang usia sudah sesuai dengan teori. (Damayanti, 2012).
Karena kedua usia termasuk pada usia dengan resiko DM. Sedangkan jika
dilihat dari jenis kelamin, pasien 2 yang berjenis kelamin laki-laki bisa
juga beresiko muncul DM dikarenakan pola hidup (olahraga, makanan,
aktivitas) Padila, 2012. Hal ini juga dikuatkan dengan adanya riwayat
pasien 2 yang suka mengkonsumsi minum-minuman yang manis seperti
teh dan kopi.
Keluhan Utama
Berdasarkan status kesehatan saat ini keluhan utama pasien 1
mengalami mual muntah sedangkan pada pasien 2 mengeluh nyeri pada
kaki. Tarwoto (2012) keluhan utama pada pasien DM adanya keluhan
mual muntah, badan terasa lemah dan nafsu makan menurun. Mual pada
penderita diabetes militus sering disebabkan karena adanya gangguan
gastroparesis yaitu kumpulan gejala yang terjadi pada otot-otot lambung
sehingga menyebabkan penundaan pengosongan makanan dari lambung
menuju ke usus besar (Dewi, 2014). Sedangkan nyeri yang terjadi pada
pasien DM yaitu adanya rasa kesemutan pada kaki / tungkai bawah,
adanya luka yang tidak kunjung sembuh-sembuh, adanya bau dan rasa
nyeri pada luka (Daniel, 2012). Munculnya keluhan mual muntah pada
pasien 1 dan keluhan nyeri pada pasien 2 sudah sesuai dengan teori yang
ada. Mual muntah yang dialami pasien 1 akan menimbulkan masalah
pemenuhan nutrisi yang tidak adekuat. Sedangkan nyeri pada pasien 2
terjadi karena peningkatan metabolisme tubuh.
Riwayat penyakit keluarga
Berdasarkan pada riwayat penyakit keluarga
ditemukan pada pasien 1 didapatkan bahwa keluarga pasien
ada yang menderita Diabetes Militus yaitu ayah kandung
pasien hingga meninggal. Sedangkan pasien 2 tidak di
dapatkan riwayat penyakit keluarga yang menderita
Diabetes Militus. Faktor resiko yang dapat memproses
terjadinya resistensi insulin adalah faktor imonologi,
lingkungan, usia, obesitas, dan riwayat keluarga menurut
(Padila, 2012). Pasien 1 bisa terjadi Diabetes Militus
kemungkinan di sebabkan faktor dari riwayat keluarga
penyakit keturunan yang dapat memicu resiko terjadinya
DM. Sedangkan pasien 2 kemungkinan bisa terjadi Diabetes
Militus karena dari faktor lingkungan yang tidak sehat misal
seperti pola makan yang banyak mengkonsumsi karbohidrat,
atau dengan kurangnya melakukan aktivitas tubuh seperti
olahraga.
Diagnosa Keperawatan
Dari hasi pengkajian diagnosa keperawatan pada pasien 1
ditemukan 3 diagnosa yaitu ketidakstabilan kadar glukosa darah,
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, gangguan
integritas kulit. Sedangkan pasien 2 diagnosa yang muncul yaitu,
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, kekurangan
volume cairan, gangguan integritas kulit. Menurut (Padila, 2012; Nurarif
& Kusuma, 2013). Menyebutkan diagnosa keperawatan yang muncul pada
Diabetes Militus sebanyak 4 yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh, kekurangan volume cairan, gangguan integritas kulit,
ketidakstabilan kadar glukosa darah.Pasien 1 diagnosa keperawatan yang
tidak muncul yaitu kekurangan volume cairan. Karena tidak terdapat
tanda gejala antara lain tidak ada tanda-tanda dehidrasi, konstipasi
urine normal, berat badan stabil atau tidak ada penurunan berat badan
secara derastis, intake cairan 1500-3000 ml per hari, kadar gula darah
dalam rentang normal. Sedangkan pasien 2 diagnosa keperawatan yang
tidak muncul yaitu ketidakstabilan kadar glukosa darah karena pada
hasil pemeriksaan laboraturium di dapatkan gula darah yaitu 121 mg/dl
dalam rentang normal yaitu <125 mg/dl.
Kesimpulan
Asuhan Keperawatan pada Pasien Diabetes
Militus dengan Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
di RSI Fatimah Banyuwangi tahun 2017 memerlukan
waktu dan proses keperawatan yang sesuai dengan
bagaimana kondisi pasien, dimana penulis
menggunakan pendekatan management proses
asuhan keperawatan yang terdiri dari beberapa
proses yaitu pengkajian, analisa data, diagnosa
keperawatan, perencanaan tindakan,
implementasi, dan evaluasi.

S-ar putea să vă placă și