Sunteți pe pagina 1din 26

Referat

APENDISITIS
ANATOMI
FISIOLOGI

• Apendisitis menghasilkan mukus/ lendir sejumlah 1-2cc.


• Kelebihan dari mucus akan mengair dari lumen ke caecum.
• Menghasilkan imunoglobulin sekretoar, yang dihasilkan oleh GALT (gut
assiciated lymphoid tissue) yang terdapat isepanjang saluran cerna termasuk
apendiks, yaitu igA
APENDISITIS AKUT
EPIDEMIOLOGI

• Amerika :250.000 kasus apendisitis dilaporkan setiap tahun, mewakili 1 juta


pasien perhari.
• Di negara asia dan afrika, kejadian apenisitis lebih rendah dibandingkan
• Kejadian pada laki-laki: perempuan = 3:2
BAKTERIOLOGI

• Organisme utama yang terdapat pada apendiks normal, apendisitis akut, dan
apendisitis perforasi adalah Escheria coli dan Bacteroides fragilis.
GEJALA

Gejala Appendicitis Akut Frekuensi (%)

Nyeri perut 100

Anorexia 100

Mual 90

Muntah 75

Nyeri berpindah 50

Gejala sisa klasik (nyeri periumbilikal kemudian


anorexia/mual/muntah kemudian nyeri berpindah ke RLQ 50
kemudian demam yang tidak terlalu tinggi)

*-- Onset gejala khas terdapat dalam 24-36 jam


nyeri perut kanan bawah pada palpasi (tanda yang paling penting)

Demam ringan (38 ° C [atau 100.4 ° F]) - Tidak demam atau demam tinggi dapat
terjadi

Peritoneal signs

Localized nyeri pada perkusi

Other confirmatory peritoneal signs


Tanda-tanda
psoas sign Umum Appendiciti
s Akut
Obturator sign

Rovsing sign -sakit di perut kanan bawah dengan palpasi kiri perut kiri bawah

Dunphy’s Sign- Nnyeri meningkat ketika sedang batuk


PSOAS SIGN
ANATOMI PSOAS
SIGN
OBTURATOR
SIGN
ANATOMI
OBTUROR SIGN
PENEGAKAN DIAGNOSA

• ANAMNESIS
• PEMERIKSAAN FISIK
• PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
2. PEMERIKSAAN RADIOLOGI
PEMERIKSAAN FISIK- INSPEKSI

Kadang sudah terlihat waktu penderita berjalan sambil bungkuk dan memegang
perut. Penderita tampak kesakitan. Pada inspeksi perut tidak ditemukan gambaran
spesifik. Kembung sering terlihat pada penderita dengan komplikasi perforasi
PEMERIKSAAN FISIK- PALPASI

a. Nyeri tekan Mc.Burney : Pada palpasi didapatkan titik nyeri tekan kuadran
kanan bawah atau titik Mc Burney dan ini merupakan tanda kunci diagnosis.
b. Nyeri lepas : Rebound tenderness (nyeri lepas tekan) adalah rasa nyeri yang
terjadi akibat rangsangan pada peritoneum.
c. Defans muskuler : Defence muscular adalah nyeri tekan seluruh lapangan
abdomen yang menunjukkan adanya rangsangan peritoneum parietalis.
Rangsangan ini kemudian menyebabkan rangsangan pada muskulus rektus
abdominis sehinggga otot ini mengalami kontraksi.
PEMERIKSAAN FISIK- PALPASI

d. Rovsing sign : Penekanan perut sebelah kiri akan


menyebabkan nyeri sebelah kanan. Hal ini disebabkan karena
tekanan tersebut menyebabkan organ dalam terdorong kearah
kanan dan memberikan tekanan pada apendiks yang meradang.
e. Blumberg Sign : nyeri kanan bawah bila tekanan sebelah kiri
dilepaskan.
f. Dunphy's sign : Nyeri bertambah saat batuk.
PEMERIKSAAN FISIK- PALPASI

h. Psoas sign: tanda ini biasanya ditemukan pada apendiks yang


terletak retrosekal. Psoas sign terjadi karena adanya rangsangan
m. psoas oleh peradangan yang terjadi pada apendiks. Ada 2 cara
memeriksa :
Aktif: Pasien telentang, tungkai kanan lurus ditahan
pemeriksa, pasien memfleksikan articulatio coxae kanan dan
nyeri dirasakan di perut kanan bawah.
Pasif: Pasien berbaring pada posisi lateral dekubitus kiri
kemudian pemeriksa melakukan ekstensi pasif paha kanan
sambil menahan pinggul kanan penderita (tanda bintang).
PEMERIKSAAN FISIK- PALPASI

i. Obturator Sign: Obturator sign adalah rasa nyeri yang terjadi


bila panggul dan lutut difleksikan kemudian dirotasikan kearah
dalam, terjadi karena peradangan appendiks menyentuh
m.Obturator Internus yang merupakan dinding panggul kecil.
Hal tersebut menunjukkan bahwa apendiks terletak pada rongga
pelvis.
PEMERIKSAAN FISIK

• PERKUSI
• AUSKULTASI
• PEMERIKSAAN COLOK DUBUR/ RECTAL TOUCHE
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• PEMERIKSAAN LABORATORIUM
• PEMERIKSAAN RADIOLOGI
PEMERIKSAAN LABORATORIUM

• Pada pemeriksaan darah lengkap ditemukan jumlah leukosit


antara 10.000 – 20.000/ml ( leukositosis ) dan neutrofil diatas
75 %.Pemeriksaan urin bisa dilakukan untuk melihat adanya
eritrosit, leukosit dan bakteri di dalam urin. Pemeriksaan ini
sangat membantu dalam menyingkirkan diagnosis banding
seperti infeksi saluran kemih atau batu ginjal yang
mempunyai gejala klinis yang hampir sama dengan
appendisitis.
PEMERIKSAAN RADIOLOGI

• CT-SCAN
• ABDOMINAL X-RAY
• USG
ALVARADO SKOR
TATALAKSANA

Tatalaksana apendisitis pada kebanyakan kasus adalah


apendektomi. Keterlambatan dalam tatalaksana dapat
meningkatkan kejadian perforasi. Karena pengobatan radang
usus buntu yang tepat penting untuk mencegah morbiditas dan
mortalitas lebih lanjut. Appendektomi dapat dilakukan dengan
laparotomi (biasanya melalui sayatan kuadran kanan bawah)
atau laparoskopi.
DAFTAR PUSTAKA
 Windi, c.s., Sabir, M., 2016. Perbandingan Antara Suhu Tubuh, Kadar Leukos it, dan Platelet Distributor Wisth (PDW) pada
Apendisitis Akut dan Apendisitis Perforasi di Rumah Sakit Umum Anutapura Palu. Jurnal kesehatan Taduloko Vol.2 No.2.
 Wiyono, M.H., 2011. Aplikasi Skor Alvarado pada Penatalaksanaan Apendisitis Akut. J.Kedokt Meditek. Vol.17 No.44
 Schwartz, S.I., Ellis, H., 1997. Maingot’s Abdominal Operatiom. Ed.II.
 Snell, S.R., 2011. Anatomi Klinis. Berdasarkan Sistem. Jakarta:EGC
 Paulsen, F., & J. Waschke., 2012. Atlas Anatomi Manusia “Sobotta”, Edisi 23 Jilid 1. Jakarta. Penerbit Buku Kedoktern EGC
 Craig, S., Et all. 2017. Appendicitis. Medscape. Update Jan 19, 2017.
 Jaffe, B., Berger, D., 2006. The Appendix Schwartz’s Principes of Surgery, 8th ed. Chapter 29. New York:McGraw-Hill. p 1119-35
 Craig, S., Et all. 2017. Appendicitis. Medscape. Update Jan 19, 2017.
 D. MIKE HARDIN, JR., M.D., 1999, Texas A&M University Health Science Center, Temple, Texas, Am Fam Physician. 1;60(7):2027-
2034.
TERIMAKASIH

S-ar putea să vă placă și