Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Oleh :
Fadila
N 111 16 020
Pembimbing Klinik :
dr. Ni Made Astijani Giri , Sp.OG
BAB I
PENDAHULUAN
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran
hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup
diluar kandungan.Sebagian batasan ialah
kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat
janin kurang dari 500 gram.
Abortus infeksiosa adalah abortus yang
disertai infeksi pada genitalia.2
Lebih dari 80%kasus abortus spontan terjadi
pada 12 minggu pertama, separuhnya
disebabkan oleh anomali kromosom.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Abortus infeksiosa adalah abortus yang disertai
infeksi pada genitalia, sedangkan abortus
septik adalah abortus infeksiosa berat dengan
penyebaran kuman atau toksinnya ke dalam
peredaran darah atau peritoneum.
Umumnya pada abortus infeksiosa, infeksi
terbatas pada desidua. Pada abortus septik
virulensi bakteri tinggi, dan infeksi menyebar ke
miometrium, tuba, parametrium, dan
peritoneum.7
ETIOLOGI
Penyebab abortus bervariasi. Penyebab terbanyak di antaranya adalah
sebagai berikut :
Faktor genetik
Pemeriksaan Fisik
• Abdomen biasanya lembek dan tidak nyeri tekan.
• Pada pemeriksaan pelvis, sisa hasil konsepsi ditemukan di dalam
uterus, dapat juga menonjol keluar, atau didapatkan di liang vagina.
• Serviks terlihat dilatasi dan tidak menonjol.
• Pada pemeriksaan bimanual didapatkan uterus membesar dan lunak.
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan laboratorium berupa tes
kehamilan, hemoglobin, leukosit, waktu
bekuan, waktu perdarahan, dan trombosit.
• Pemeriksaan USG. Pemeriksaan USG hanya
dilakukan jika ragu dengan diagnosis secara
klinis. Pada pemeriksaan USG dapat ditemukan
kantung gestasi tidak utuh, ada sisa hasil
konsepsi.
penatalaksanaan
Tindakan pengobatan abortus infeksiosa meliputi 2:
1. Membuat diagnosis abortus infeksiosa.
2. Melakukan konseling tentang keadaan abortus
infeksiosa dan rencana pengobatan.
3. Menilai keadaan pasien termasuk perlu atau tidak
dirujuk.
4. Mengobati keadaan darurat serta komplikasi sebelum
dan setelah tindakan.
5. Melakukan evakuasi sisa jaringan dari rongga rahim.
komplikasi
Luasnya perlukaan pada uterus dan apakah ada perlukan
alat-alat lain. Komplikasi yang dapat ditimbulkan abortus adalah
sebagai berikut :2
• Perdarahan
Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa
hasil konsepsi dan jika perlu pemberian pada waktunya.
• Perforasi
Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi transfusi
darah.Kematian karena perdarahan dapat terjadi apabila
pertolongan tidak diberikan terutama pada uterus dalam posisi
hiperretrofleksi. Dengan adanya dugaan atau kepastian terjadinya
perforasi, laparatomi harus segera dilakukan untuk menentukan
• Syok
Syok pada abortus bisa terjadi karena perdarahan dan
karena infeksi berat.
• Infeksi
Sebenarnya pada genitalia eksterna dan vagina dihuni
oleh bakteri yang merupakan flora normal. Khususnya
pada genitalia eksterna, yaitu Staphylococci,
Streptococci, Gram negatif enteric bacilli, Mycoplasma,
Treponema (selain T. paliidum), Leptospira, jamur,
Trichomonas vaginalis, sedangkan pada vagina ada
Lactobacili, Streptococci, Staphylococci, Gram negatif
enteric bacilli, Clostridium sp., Bacteroides sp, Listeria
dan jamur.
Bab iii
laporan kasus
Tanggal Pemeriksaan : 04 Maret 2019
Ruangan : RB RS Wirabuana Palu
Jam : 21.00 WITA
IDENTITAS
Nama : Ny. E Nama Suami : Tn. T
Umur : 26 tahun Umur : 28 tahun
Alamat : Jl. Pemuda Alamat : Jl. Pemuda
Pekerjaan : Honorer Pekerjaan : Swasta
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : S1 Pendidikan : S1
•ANAMNESIS
G2P1A0 Usia Kehamilan : 8-9
minggu
HPHT :10-01-2019 Menarche: 12 tahun
TP :17-10-2019 Perkawinan : pertama, 22
Tahun
Keluhan Utama :
Keluar darah dari jalan lahir
Riwayat Obstetri :
Hamil pertama : lahir tahun 2016, cukup bulan, lahir
di bantu bidan, jenis kelamin Perempuan, BB 2700
gram.
Hamil kedua : Hamil sekarang
Riwayat Penyakit Dahulu :
Kejang (-), Hipertensi (-), Penyakit Jantung (-), Diabetes Mellitus (-)
Riwayat Obstetri :
– Hamil pertama : lahir tahun 2016, cukup bulan, lahir di bantu
bidan, jenis kelamin Perempuan, BB 2700 gram.
– Hamil kedua : Hamil sekarang
Riwayat haid:
Haid teratur setiap bulan, dengan durasi 1 minggu, dan mengganti
pembalut
2xsehari.
Riwayat KB: -
Riwayat ANC : -
Riwayat Imunisasi: -
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Sedang TekananDarah:100/60
mmHg
Kesadaran : Kompos mentis Nadi : 80 x/menit
BB : 55 Kg Respirasi: 20 x/menit
TB : 150 cm Suhu : 38,6ºC
Kepala – Leher :
Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterus (-/-), pembesaran KGB (-),
pembesaran kelenjar tiroid (-).
Thorax :
I : Pergerakan thoraks simetris, sikatrik (-)
P : Nyeri tekan (-), massa tumor (-)
P : Sonor pada kedua lapang paru, pekak pada area jantung, batas
jantung DBN
A : Bunyi pernapasan vesikular +/+, rhonki -/-, wheezing -/-. Bunyi
jantung I/II murni Regular
Pemeriksaan Obstetri : -
Genitalia :
Pemeriksaan Dalam (VT) :
Vulva : tidak ada kelainan Bagian terdepan
:-
Vagina: tidak ada kelainan Penurunan
:-
Portio : tebal, lunak UUK
:-
Pembukaan: 1 cm Pintu panggul : -
Ketuban: - Pelepasan : darah
Ekstremitas :
Edema ekstremitas bawah -/-
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• WBC : 10,7 X 103
• RBC : 3,30 X 106
• Hb : 9,8 g/dL
• Plt : 104 x 103
• Hct : 28,3 %
RESUME
Pasien perempuan 26 tahun dengan G2P1A0 masuk dengan
keluhan perdarahan pervaginam sejak 8 hari yang lalu dan sejak 2
hari perdarah menjadi berbau amis dan busuk. Nyeri perut bagian
bawah (+), mual (-), muntah (-), pusing (-), nyeri kepala (-), BAB
dan BAK biasa
Pada pemeriksaan dalam (VT) V/v dalam batas normal, portio
tebal lunak, pembukaan 1 cm, pelepasan darah (+) stosel
(+).Pemeriksaan laboratorium didapatkan leukosit 10,7 X 103,
eritrosit 3,30 X 106, hemoglobin 9,8 g/dL, trombosit 104 x 103 dan
hematokrit 28,3 %.
DIAGNOSIS
G2P1A0 + Abortus Infeksiosa
PENATALAKSANAAN
• IVFD RL 20 tpm
• Inj. Cefotaxim 1 gram/12 jam
• Drips metronidazole 500 mg/8 jam
• Inj. Dexametason 1 amp/8 jam
• Inj. Ranitidin 1 amp/8 jam
• Paracetamol 3 x 500 mg
• Rencana kuretase
FOLLOW UP Hari Pertama (05 Maret 2019)
S: Nyeri perut bawah (+), ppv (+), mual (-) muntah (-) pusing (-) sakit kepala (-)
BAB (+), BAK (+) lancar.
O. Keadaan umum : Sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
TD : 110/70 mmHg N: 80 x/m RR: 18 x/m S : 37,3oC
Status generalis
Mata : konjungtiva anemis -/-
Thoraks: Cor: S1-S2 reguler, gallop (-) murmur (-)
Pulmo: SN vesikuler, ronchi -/- wheezing -/-
Abdomen: Cembung, nyeri tekan (-), bising usus (+) kesan normal
Ekstremitas : akral hangat dan tidak ada edema di kedua ekstremitas bawah
Status obstetrikus -
A: G2P1A0 + Abortus infeksiosa
P: IVFD RL 20 tpm
Inj. Cefotaxim 1 gram/12 jam
Drips metronidazole 500 mg/8 jam
Inj. Dexametason 1 amp/8 jam
Inj. Ranitidin 1 amp/8 jam
Paracetamol 3 x 500 mg
Rencana kuretase
FOLLOW UP Hari Kedua (06 Maret 2019)
S: Nyeri perut bawah (+), ppv (+), mual (-) muntah (-) pusing (-) sakit
kepala (-) BAB (+), BAK (+) lancar.
O: Keadaan umum : Sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
TD : 110/80 mmHg N: 88 x/m RR: 20 x/m S : 36,5oC
Status generalis
Mata : konjungtiva anemis -/-
Thoraks: Cor: S1-S2 reguler, gallop (-) murmur (-)
Pulmo: SN vesikuler, ronchi -/- wheezing -/-
Abdomen: Cembung, nyeri tekan (-), bising usus (+) kesan normal
Ekstremitas : akral hangat dan tidak ada edema di kedua ekstremitas
bawah
Status obstetrikus -
A: G2P1A0 + Abortus infeksiosa
P : IVFD RL 20 tpm
Inj. Cefotaxim 1 gram/12 jam
Drips metronidazole 500 mg/8 jam
Inj. Dexametason 1 amp/8 jam
Inj. Ranitidin 1 amp/8 jam
Paracetamol 3 x 500 mg
Rencana kuretase
LAPORAN OPERASI
Ny. E, 26 tahun tgl pembedahan 06/03/2019
Status generalis
Mata : konjungtiva anemis -/-
Thoraks: Cor: S1-S2 reguler, gallop (-) murmur (-)
Pulmo: SN vesikuler, ronchi -/- wheezing -/-
Abdomen: Cembung, nyeri tekan (-), bising usus (+) kesan normal
Ekstremitas : akral hangat dan tidak ada edema di kedua ekstremitas
bawah
Status obstetrikus -
P : Cefadroxyl 2 x 500 mg
Asam mefenamat 3 x 500 mg
Sangobiad 1 x 1 tab
pembahasan
Pada kasus ini, diagnosis abortus infeksiosa ditegakkan
berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang yang ditemukan pada pasien.