Sunteți pe pagina 1din 37

ASMA INTERMITTEN SERANGAN

RINGAN SEDANG

Oleh :
Made Cynthia Mahardika P
177008014

Pembimbing:
dr. Putu Wijana, Sp.A
KASUS
Identitas Pasien
 Nama : IGPDW
 Usia : 8 tahun
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Alamat : Asrama Polisi, Gianyar
 Agama : Hindu
 Suku/ Bangsa : Bali/ Indonesia
 Tanggal MRS : 26 Juli 2018
 Ruang Rawat : Abimanyu
 No. RM : 526939
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
 Keluhan utama: Sesak
 Pasien datang ke IGD RSUD Sanjiwani pukul 20.10
WITA (26/07/18) diantar oleh keluarganya dengan
keluhan sesak sejak 3 jam SMRS (Pk. 17.00 WITA).
Sesak terasa di dada hingga terasa seperti tertekan.
Sesak dirasakan sangat berat sehingga pasien
bernafas cepat disertai suara ngik-ngik. Hal ini
membuat pasien tidak dapat tidur dan sesak terlihat
lebih ringan ketika pasien duduk. Awalnya sesak
dirasakan secara tiba-tiba pada saat sore hari sehabis
pasien mandi. Sesak dirasakan semakin memberat
menjelang malam hari sehingga pasien diantar
berobat ke RSUD Sanjiwani. Saat sesak pasien masih
dapat berbicara dalam bentuk kalimat.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
 Batuk dan pilek dikeluhkan sejak 2 hari yang lalu.
Batuk dikatakan berdahak berwarna kuning dan
berlangsung sepanjang hari. Membaik dengan
diberikan minum air hangat dan memberat sehabis
pasien beraktivitas. Batuk disertai dengan keluar
sekret hidung berwarna bening. Keluhan lain seperti
mual, muntah, dan demam disangkal. Makan dan
minum dalam batas normal. BAB dan BAK dalam
batas normal.
 Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien memliki riwayat asma sejak usia 5 tahun. Serangan
terakhir 2 bulan yang lalu, dalam setahun terakhir pasien
telah mengalami serangan sebanyak 1 kali. Keluhan sesak
pada pasien dikatakan muncul setiap kali pasien mengalami
pilek dan batuk ataupun jika terpapar udara dingin. Riwayat
alergi obat maupun makanan disangkal. Pasien tidak memiliki
riwayat hidung mampet dan ingusan (rhinitis alergi) serta
tidak pernah gatal atau timbul bintik merah akibat sesuatu hal
(dermatitis atopi).

 Riwayat Penyakit Keluarga


Kakek pasien memiliki riwayat asma. Dikeluarga tidak ada
yang memiliki riwayat penyakit paru-paru (TBC, pneumonia)
dan penyakit jantung.
 Riwayat Pribadi/ Sosial/Lingkungan:
Pasien merupakan anak kedua dari dua bersaudara yang
tinggal bersama orang tua. Lingkungan rumah pasien
dikatakan cukup bersih, ventilasi yang cukup. Ibu pasien
mengatakan tirai jendela rumah tidak pernah dibersihkan
maupun dicuci dari pertama kali keluarga tinggal disana.
Ayah pasien dikatakan tidak memiliki riwayat merokok.
Penggunaan obat nyamuk bakar dan membangkar sampah (-)
Riwayat persalinan ditolong oleh dokter, lahir secara
normal, UK cukup bulan dengan BBL 3000 gram, PB lupa,
dan LK/LD lupa. Tidak ada kelainan pada saat persalinan dan
juga tidak ada kelainan bawaan pada pasien.
RIWAYAT NUTRISI
 ASI : 0 – 1,5 tahun
 Susu Formula :-
 Bubur Susu : 6 – 1 tahun
 Bubur Saring : 1 tahun – 1,5 tahun
 Nasi tim : 1,5 tahun – 2 tahun
 Makanan Dewasa : 2 tahun – sekarang
RIWAYAT TUMBUH KEMBANG

 Menegakkan kepala : 3 bulan


 Membalik badan : 4 bulan
 Duduk : 6 bulan
 Merangkak : 7 bulan
 Berdiri : 10 bulan
 Berjalan : 12 bulan
 Bicara : 12 bulan
PEMERIKSAAN FISIK
a. Status Present (26/7/2018)
 Kesadaran : Compos mentis
 Nadi : 120 x/menit reguler, isi cukup, kuat angkat
 RR : 38 x/menit, reguler
 Suhu Axila : 37,4°C
 SpO2 : 90%

b. Status gizi
 Berat Badan : 28 Kg
 Tinggi Badan : 135 cm
 Berat Badan Ideal : 25 Kg  BBI berdasarkan Nelson : 25 Kg
Status Gizi berdasarkan CDC :
 BB/U : Persentil 75 (Gizi baik)
 TB/U : Persentil 90 (Normal)
 BMI/U : Persentil 25 (Normal)
Status Gizi menurut Water Low : 112,0 % (Overweight)
c. Status Generalis
 Kepala : Normosefali (+)
 Mata : Konjungtiva pucat (-/-), ikterus (-/-), allergic shiner (-/-), RP (+/+
isokor)
 THT :
 Telinga : Sekret (-)
 Hidung : Sekret (+), Napas cuping hidung (-)
 Tenggorokan : Faring hiperemis (-), tonsil T1/T1
 Leher : Pembesaran KGB (-)
 Thorax :
Cor Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis tidak teraba di ICS V MCL Sinistra
Perkusi : Batas atas : ICS II sterna line sinistra
Batas kanan : ICS IV parasternal line dextra
Batas kiri : ICS V midclavicula line sinistra
Auskultasi : S1S2 tunggal, reguler, murmur (-)
 Pulmo : Inspeksi : Simetris (+), retraksi subcostal (+)
Palpasi : Gerak dada simetris, vocal fremitus
normal
Perkusi : Sonor (+/+)
Auskultasi : Bronkial (+/+), wheezing (+/+), rhonki (-/-)

 Abdomen : Inspeksi : Distensi (-)


Auskultasi : Bising usus (+) normal
Perkusi : Timpani (+)
Palpasi : Nyeri tekan (-), Hepar tidak teraba,
Lien tidak teraba, turgor kembali cepat

 Ekstremitas : Keempat ekstremitas hangat, edema (-), CRT < 2 detik


 Kulit : Sianosis (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah Lengkap (26/07/2018)

Parameter Nilai Normal Satuan

WBC 12,9 4,0 – 10,0 103/μL


Gran% 82,4 50,0 – 70,0 %
Lym% 10,1 20,0 – 40,0 %
HB 13,9 11,0 – 16,0 g/dL
RBC 4,81 4.0 – 5. 50 106/μL
HCT 40,3 37,0 – 54,0 %
PLT 301 150 – 450 103/μL
Analisa Gas Darah (26/07/2018)

Parameter Hasil Nilai normal


pH 7,33 7,35-7,45
pCO2 37,8 35-45 mmHg
pO2 82,7 75-100 mmHg
HCO3- 19,3 22-28 mmHg
TCO2 20,5 22-29 mmHg
BE -5,9 (-)2-(+)2
SaO2 5,0 94-100%
AaDO2 72,3 <25 mmHg

Kesan : Asidosis Metabolik


DIAGNOSIS KERJA
Asma Intermitten Serangan Ringan-Sedang

PENATALAKSANAAN
 MRS
 O2 nasal 2 lpm
 IVFD D5 ½ NS ~ 24 tetes makro per menit
 Nebulisasi Combivent respule 2,5 cc + NaCl 3% s/d 4 cc @6 jam
 Metilprednisolon 25 mg/kali  8 mg/kali tiap 8 jam (iv)
 Vectrin syr 3 x Cth 1½
 Azytromicin syr 1 x Cth 1
 Paracetamol flash 4x25 ml (iv)
Definisi
Asma adalah penyakit saluran respiratori dengan dasar
inflamasi kronis yang menyebabkan obstruksi dan
hiperreaktivitas saluran respiratori dengan derajat bervariasi.
Manifestasi klinis asma dapat berupa batuk, wheezing, sesak
nafas, dada tertekan yang timbul secara kronis dan atau
berulang, reversible, cenderung memerat pada malam atau dini
hari, dan biasanya timbul jika ada pencetus.

1. Rahajoe N, Kartasasmita CB, Supriyanto B, Setyanto DB. Pedoman Nasional Asma Anak. UKK Respirologi PP Ikatan Anak
Indonesia. 2016. Edisi ke-2 Cetakan ke-2.
ANALISA KASUS
 Anamnesis
 Riwayat sesak sejak usia 5 tahun serangan terakhir
2 bulan yang lalu  berulang (kronis)
 Sesak memberat ketika malam, dada tertekan,
batuk, pencetus: batuk dan pilek (infeksi
respiratori) dan udara dingin.
 Pemeriksaan fisik: Wheezing
FAKTOR RISIKO

HOST LINGKUNGAN

• GENETIK • ALERGEN
• JENIS
KELAMIN
FAKTOR • IRITAN
• INFEKSI
• RAS RISIKO RESPIRATORI

1. Infodatin. 2014. You Can Control Your Asthma. Kementerian Kesehatan RI. pp. 1-8
2. Rahajoe N, Kartasasmita CB, Supriyanto B, Setyanto DB. Pedoman Nasional Asma Anak. UKK Respirologi PP Ikatan
Anak Indonesia. 2016. Edisi ke-2 Cetakan ke-2.
PATOFISIOLOGI

1. A, Price Sylvia, Lorraine M, Wilson,. Patofisiologi Konsep Klinis Proses Penyakit Edisi 6. Jakarta:EGC
KASUS
 Pasien memiliki predisposisi genetik  kakek pasien
memiliki riwayat asma.
 Faktor lingkungan  adanya riwayat infeksi
pernapasan sebelumnya (batuk dan pilek), paparan
tungau rumah dan udara dingin.
DIAGNOSIS

• Tapikneu
• Takikardi
• Retraksi
• Wheezing
ANAMNESIS PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Batuk • Saturasi oksigen


• Sesak nafas • Spirometri
• Dada tertekan • Analisis gas darah,
• Rontgen thoraks
• Faktor pencetus
• Riwayat alergi PEMERIKSAAN FISIK
•Riwayat asma klg

1. Spark A, Shell ML, Cohe A. 2015. Asthma Diagnosis and Treatment Guideline. Kaiser Permanente. Pp.1-18.
2. Rahajoe N, Kartasasmita CB, Supriyanto B, Setyanto DB. Pedoman Nasional Asma Anak. UKK Respirologi PP Ikatan Anak
Indonesia. 2016. Edisi ke-2 Cetakan ke-2.
ASIDOSIS
KASUS

Pada kasus, pasien mengalami sesak nafas, batuk, rasa


tertekan pada dada, pilek, kambuh apabila cuaca
ANAMNESIS
dingin, asma sejak kecil (usia 5 tahun), kakek px asma

Frekuensi nadi 120 x/menit dan frekuensi nafas


PEMERIKSAAN 38x/menit. Pasien masih mampu menjawab
pertanyaan dengan kalimat, pasien tampak
FISIK tenang dan lebih nyaman dalam posisi duduk.
Pada pemeriksaan general ditemukan adanya
retraksi subcostal dan wheezing.

PEMERIKSAAN Saturasi oksigen sebelum pemasangan nasal


PENUNJANG kanul, yaitu 90%. Dilakukan pemeriksaan
analisa gas darah didapatkan kesan asidosis
metabolik.
KLASIFIKASI ASMA
(GINA, 2015)
Kekerapan Uraian kekerapan gejala asma
Intermiten <6x/tahun atau jarak antar gejala ≥6 minggu

Persisten ringan >1x/bulan, <1x/minggu


Persisten sedang >1x/minggu, namun tidak setiap hari

Persisten berat Gejala asma terjadi hampir setiap hari

1. Gobal Initiative for Asthma (GINA) 2015. Pocket Guide For Asthma Management and Prevention (for Adults and Children
Older than 5 Years). United State of America: GINA publication. Pp. 1-32.
KLASIFIKASI ASMA BDS DERAJAT SERANGAN

Serangan Ringan- Serangan Berat Ancaman Henti


Sedang Nafas
- Bicara dalam kalimat - Bicara dalam kata - Mengantuk
- Lebih senang duduk - Duduk bertopang - Letargi
dibandingkan berbaring lengan - Suara nafas
- Tidak gelisah - Gelisah tidak terdengar
- Frekuensi nafas - Frekuensi nafas
meningkat meningkat
- Frekuensi nadi - Frekuensi nadi
meningkat meningkat
- Retraksi minimal - Retraksi jelas
- SpO2 90 – 95% (udara - SpO2< 90% (udara
kamar) kamar)
- PEF > 50% - PEF < 50%

1. Gobal Initiative for Asthma (GINA) 2015. Pocket Guide For Asthma Management and Prevention (for Adults and Children
Older than 5 Years). United State of America: GINA publication. Pp. 1-32.
KASUS
 Pada kasus didapatkan diagnosis asma
intermitten yang dilihat dari dari timbulnya
gejala terakhir 2 bulan (8 minggu) yang lalu dan
baru dua kali timbul serangan dalam satu tahun
terakhir.
 Gejala, pemeriksaa fisik dan penunjang
mengarah ke diagnosis serangan ringan sedang.
PENATALAKSANAAN

Mengatasi penyempitan
saluran respiratori Mengurangi hipoksemia
secepat mungkin

Mengevaluasi dan
Mengembalikan fungsi memperbarui
paru ke keadaan normal tatalaksana jangka
secepatnya panjang untuk
mencegah kekambuhan
KASUS
 O2 nasal 2 lpm
 IVFD D5 ½ NS ~ 24 tetes makro per menit
 Nebulisasi Combivent respule 2,5 cc + NaCl 3% s/d 4 cc @6
jam
 Metilprednisolon 25 mg/kali  8 mg/kali tiap 8 jam (iv)
 Vectrin syr 3 x Cth 1½
 Azytromicin syr 1 x Cth 1
 Paracetamol flash 4x25 ml (iv)
Indikasi (WHO, 2013)

• SpO2 : <90 %
• Retraksi dinding dada bagian bawah yang berat
• Laju napas ≥70/min
• Merintih pada bayi
• Anggukkan kepala/ head nodding

Terapi oksigen 1-2 lpm dianjurkan jika SpO2 <94%


berdasarkan pulse oxymetry.

1. Supportive care. In: World Health Organization. Pocket book of hospital care for children. Geneva (Switzerland): World
Health Organization; 2013. p. 293-318.
2. Rahajoe N, Kartasasmita CB, Supriyanto B, Setyanto DB. Pedoman Nasional Asma Anak. UKK Respirologi PP Ikatan Anak
Indonesia. 2016. Edisi ke-2 Cetakan ke-2.
KASUS
 Sp.O2 : 90%
 Laju nafas: 32x/menit

 Retraksi (+) subcostal

O2 nasal kanul 2 lpm


o Pemberian agonis β2 secara nebulisasi. Nebulisasi serupa
dapat diulang dua kali dengan selang waktu 20 menit. Pada
pemberian ketiga + ipratropium bromide
o Short-acting β2-agonist  respon cepat terhadap inhalasi
pada gejala asma ringan sedang.
o Ipratropium bromida  memberikan efek dilatasi bronkus

o Kombinasi antara short-acting β2-agonist dan ipratropium


bromida (antikolinergik) pada serangan asma ringan sedang
hingga berat dapat menurunkan risiko rawat inap dan
memperbaiki PEF dan FEV1.

Nebulisasi combivent respule 2,5 cc + NaCl


3% s/d 4 cc @6 jam.
Streoid sistemik hanya diberikan :

1. Pada serangan asma


2. Bila memerlukan inhalasi β2 agonis kerja
pendek
3. Inhalasi β2 agonis kerja pendek lebih dari
2 kali berturut-turut
4. Bila memiliki riwayat serangan asma
berat dalam 1 tahun terakhir.

1. Rahajoe N, Kartasasmita CB, Supriyanto B, Setyanto DB. Pedoman Nasional Asma Anak. UKK Respirologi PP Ikatan
Anak Indonesia. 2016. Edisi ke-2 Cetakan ke-2.
• menghambat kerja sel inflamasi,
Kerja mengambat kebocoran pembuluh darah
kapiler, menurunkan produksi mukus dan
kortikosteroid meningkatkan kerja reseptor b-reseptor

• “Pulse Teraphy Corticosteroid”


• Pemberian prednison/prednisolon 1-2
mg/kg/hari dengan dosis maksimum
ANAK sampai 40 mg/hari, tanpa tappering off
selama 3-5 hari

Metilprednisolon 25 mg/kali  8 mg/kali


tiap 8 jam (iv)
1. Rahajoe N, Kartasasmita CB, Supriyanto B, Setyanto DB. Pedoman Nasional Asma Anak. UKK Respirologi PP Ikatan
Anak Indonesia. 2016. Edisi ke-2 Cetakan ke-2.
Mukolitik pada serangan ringan sedang
dapat diberikan, tetapi harus berhati-
hati pada anak dengan refleks batuk
yang tidak optimal.

Hati-hati pemberian mukolitik pada bayi dan anak di bawah


usia 2 tahun. Pemberian mukolitik secara inhalasi tidak
mempunyai efek yang signifikan dan tidak boleh diberikan
pada serangan asma berat

vectrin syr 3 x Cth 1½

1. Rahajoe N, Kartasasmita CB, Supriyanto B, Setyanto DB. Pedoman Nasional Asma Anak. UKK Respirologi PP Ikatan
Anak Indonesia. 2016. Edisi ke-2 Cetakan ke-2.
• Pemberian antibiotik pada asma tdak
dianjurkan karena sebagian besar
pencetusnya bukan infeksi bakteri
melainkan infeksi virus.

• Pada keadaan tertentu antibiotik dapat


diberikan, yaitu pada infeksi respiratori
yang dicurigai karena bakteri. Antibiotik,
yang dianjurkan adalah golongan makrolid

1. Rahajoe N, Kartasasmita CB, Supriyanto B, Setyanto DB. Pedoman Nasional Asma Anak. UKK Respirologi PP Ikatan
Anak Indonesia. 2016. Edisi ke-2 Cetakan ke-2.
KASUS
 Pasien mengeluhkan batuk berdahak dan pilek
dan dari pemeriksaan darah lengkap didapatkan
peningkatan leukosit dengan dominan
granulosit% yang artinya mengarah ke infeksi
bakteri.

Azytromicin syr 1 x Cth I

 Azytromicin merupakan antibiotik golongan


makrolide yang dianjurkan untuk diberikan pada
asma dengan infeksi bakteri
PARACETAMOL
European Community
Respiratory Health • Korelasi positif diantara penggunaan
Survey and paracetamol dan prevalensi wheezing yang
Internasioal Study of meningkat 0,52% pada populasi 13-14 tahun.
Asthma

• 1574 dewasa muda terhadap frekuensi pemakaian


Martinez & paracetamol dengan kejadian asma didapatkan
Gracias (2013) asosiasi positif dengan OR 1,79 pada ampang
kepercayaan 95%.

Menekan respon antibodi yang menetralisir infeksi


dan membuat durasi infeksi virus menjadi lebih
panjang pada saat infeksi rhinovirus.

Paracetamol flash 4x25 ml (iv)

1. Obase Y et al. Pathogenesis and management of aspirin-intolerant asthma. Treat Respire Med 2005; 4(5): 327-8.
2. Martinez-Gimeno A, Garcia-MarcosL. The association between acetaminophen and asthma: should its pediatric use be banned.
Expert Rev. Respir. Med. 7(2); 2013: 113-122.

S-ar putea să vă placă și