Sunteți pe pagina 1din 98

Petrologi Batuan Beku

Dr.Muhammad Edisar, S.Si MT


Phone: 08121405086
Email: edisar_m@yahoo.com
Rocks are made of Minerals
(Minerals in Granite)
ROCK AND MINERAL TYPES
 Minerals are chemical compounds, sometimes specified by
crystalline structure as well as by composition, which are found in
rocks
 Rocks consist of one or more Minerals, and fall into three main
types depending on their origin and previous processing history:
 Igneous rocks are ones which have solidified directly from a
molten state, such as volcanic lava.
 Sedimentary rocks are ones which have been re-manufactured
from previously existing rocks, usually from the products of
chemical weathering or mechanical erosion, without melting.
 Metamorphic rocks are ones which result from processing, by
heat and pressure (but not melting), of previously existing
sedimentary or igneous rocks.
Rock Cycle
Sediment Lithification
Deposition

Transport
Sedimentary Rocks
Erosion
Metamorphism
Weathering

Igneous Rocks Metamorphic Rocks

Crystallization Melting
Magma
The Rock Cycle
Proportions of Rock Types on
the Earth

igneous & metamorphic rocks = crystalline rocks


Rock Identification is based on:
Composition Texture
What minerals make What is the shape, size
up the rock? and orientation of the
mineral grains that
make up the rock?

Major Difference:
Crystalline vs. Clastic
Struktur tubuh bumi:
- Litosfer
- Astenosfer
- Mesosfer
- Inti bumi
Komposisi Kerak
a. Kerak benua
 Kerak benua bagian atas: Komposisi rata-rata lebih mendekati
granodiorit daripada granit; Komposisi kimia rata-rata SiO2 =
66,4 %
 Kerak benua bagian bawah (kondisi anhydrous)
- Batuan metamorf fasies granulit asal batuan beku mafik
 Kerak benua bagian bawah (kondisi hydrous)
- Batuan metamorf fasies amfibolit asal batuan beku basalt.

b. Kerak samodra
- Batuan sedimen pelagik
- Batuan beku basalt, diabas, gabro
Komposisi Mantel
a. Mantel atas
- Batuan ultramafik
(silikat Mg + Fe3O4 + silikat hidrat)

b. Mantel bawah
- Batuan ultramafik
(silikat Mg)
Magma
Lelehan batuan silikat panas yang terbentuk di alam,
bersifat mobil, dapat mengandung material padat dan
gas. Zat padat terdiri dari sisa batuan asal yang tidak
ikut meleleh atau senolit (xenolith), sisa kristal yang
tidak ikut meleleh atau senokris (xenocryst) dan
kristal-kristal yang terbentuk oleh pembekuan magma
(Jackson, 1982)

Magma terbentuk oleh pelelehan sebagian (partial


melting) batuan induk (parental rocks) di dalam
mantel atau, dalam jumlah yang lebih sedikit, di
bagian bawah kerak (lower crust) (Schmincke, 2004)
Pelelehan batuan dapat terjadi karena perubahan 3 parameter
dasar: tekanan (P), temperatur (T) dan komposisi kimia (X), yaitu:

1.Kenaikan temperatur T pada kondisi P dan X yang konstan


(Increasing Temperature)

2.Penurunan tekanan P pada T dan X yang konstan


(Decompression)

3.Perubahan X pada P dan T yang konstan (terutama penambahan


fluida khususnya H2O dan CO2)
3 model
pembentukan
magma basalt
dari pelelehan
partial peridotit
(Schmincke,
2004)
Magma Source: Partial Melting
Hypothetical Solid Rock:
Intermediate Composition Melting
Mineral Temp

A (Mafic) 1200°C

B (Int) 1000°C

C (Felsic) 800°C

Temperature = 500°C
Magma Source : Partial Melting

Melting
Mineral Temp

A (Mafic) 1200°C

Intermediate Magma
B (Int) 1000°C
(All Minerals Melt)

C (Felsic) 800°C

Temperature = 1400°C
Magma Source : Partial Melting
Melting
Mineral Temp

A (Mafic) 1200°C

B (Int) 1000°C

C (Felsic) 800°C

Temperature = 900°C Magma


Magma Separates Felsic

Melting
Mineral Temp

A (Mafic) 1200°C

B (Int) 1000°C

C (Felsic) 800°C

Remaining Rock: More Mafic Magma


Temperature = 900°C
Bottom Line on Partial Melting
Partial Melting produces a magma that is
more felsic than the parent rock

Rock Magma from Partial Melting


Ultramafic Mafic
Mafic Intermediate
Intermediate Felsic
Felsic (more) Felsic
Lokasi-lokasi terbentuknya magma dalam konteks
tektonik lempeng

(Schmincke, 2004)
Tempat terbentuknya magma

1. Zona subduksi (subduction zone)


- Peleburan mantel atas / baji mantel (mantle wedge),
mantel tersomatisasi
- Pelelehan parsial kerak samudera (fasies amfibolit,
eklogit)
- Pelelehan parsial kerak benua bagian bawah
(anateksis)

2. Zona tumbukan (collision zone)


- Pelelehan parsial kerak benua bagian bawah (anateksis)
- Pelelehan parsial kerak benua bagian tengah (anateksis)
Tempat terbentuknya magma (2)

3. Rekahan tengah samodra (mid oceanic rift)


- Peleburan mantel atas

4. Rekahan tengah benua (intra continental rift)


- Peleburan mantel atas

5. Kepulauan tengah samudera (mid oceanic island)


- Peleburan mantel atas

(Best, 1982; Wilson, 1989)


Composition: Magma Source
Mafic Intermediate Felsic

Ultramafic mantle

Source: Partial Melting of ultramafic mantle at


Divergent Zones and…
Composition: Magma Source
Mafic Intermediate Felsic

Source: Partial Melting of ultramafic mantle at


Divergent Zones and … Hot Spots
Composition: Magma Source
Mafic Intermediate Felsic

Source: Partial Melting of mantle, ocean crust and continent at


Subduction Zones
Composition: Magma Source
Mafic Intermediate Felsic

Source: Partial melting felsic continent above


Hot Spots & Subduction Zones
Extrusive
(Volcanic)
Surface

Magma
Chamber

Intrusive
(Plutonic)
Skema
sistem
magma
dan volkano

(Schmincke, 2004)
Proses Kristalisasi Magma
 Magma yang naik mendekati permukaan bumi biasanya
mengalami berbagai ubahan kimia dan mineralogi melalui proses-
proses yang disebut diferensiasi, yang menghasilkan bermacam-
macam batuan beku dengan komposisi kimia yang berbeda-beda
 Komposisi asal magma disebut sebagai magma induk atau
‘Parental Magma’ atau ‘Primitive Magma’
 Diferensiasi (Differentiation): proses-proses yang menghasilkan
magma turunan (derivative magmas) yang berbeda komposisi kimia
dan mineralogi dari Primitive Parental Magma
 Secara umum diferensiasi dianggap terjadi dalam reservoir
magma di dalam kerak (kedalaman < 10km), di mana magma dalam
kondisi stagnan, mendingin secara perlahan dan mengkristal
 Proses diferensiasi yang paling penting adalah: Kristalisasi
Fraksinasi (fractional crystallization). Proses lainnya antara lain
asimilasi dan magma mixing.
Kristalisasi
Fraksinasi
(fractional
crystallization)
Bowen’s reaction series
2. Asimilasi
Perubahan komposisi magma,sebagai akibat
adanya reaksi antara magma dengan batuan
dinding yang berkomposisi berbeda.

3. Percampuran magma induk


Magma intermediate, misal andesit sebagai hasil
percampuran antara magma basalt dengan riolit.
Asimilasi dan percampuran magma induk
(magma mixing)

Figure 4.25
Igneous
 ExtrusiveEnvironments
Igneous Rock.
 Produced when lava erupts onto the surface.
 The lava freezes on exposure to air or water.
 Crystal grains lack time for growth and are mostly
invisible.
 Intrusive Igneous Rock.
 Produced by the crystallization of magma while still
underground.
 The magma freezes because of the gradual loss of
heat to the country rock.
 Crystal grains have time to grow and are mostly
visible.
Intrusive and Extrusive

Fine
Grained

Coarse
Grained
Tipe tubuh batuan terobosan

- Sill
 Bentuk tabular atau seperti lempengan, bersifat
konkordan
 Dapat merupakan bagian tubuh intrusi melapis
 Tubuh intrusi yang tipis, dapat terbentuk di tempat yang
dangkal, menerobos batuan sedimen yang relatif tidak terlipat
 Sebagian sill berkomposisi batuan basalt yang terbentuk
dari magma yang encer.
 Tubuh sill dapat bersifat sederhana, majemuk, atau
terdiferensiasi (bagian dasar tersusun oleh mineral-mineral
berat, ke arah atas dapat tersusun oleh mineral-mineral yang
lebih ringan).
 Lakolit (Laccoliths)

➔ Seperti jamur tubuh berbentuk lempengan, dasar


mendatar, atap seperti kubah, menerobos
perlapisan yang melengkung seperti busur,
konkordan sebagian besar bersifat asam atau
menengah.
➔ Diameter 1-8 km, tebal maksimum 1000 m
➔ Di tempat yang dangkal, dapat berubah menjadi
sill.
➔ Komposisi didominasi oleh magma asam
Lakolit

Lakolit di pegunungan Judith, Montana


 Lopolit (Lopoliths)
Tubuh berbentuk lempengan atau melensa, permukaan
bagian bawah dan atas cekung ke arah atas (seperti cawan
atau cerutu)
Bersifat basa, konkordan, bagian tengah melesak ke bawah,
di daerah yang sedikit terlipat
Tebal 1/10 – 1/20 lebar, diameter puluhan-ratusan km, tebal
ribuan meter
Bersifat mafik atau ultramafik

Bentuk kerucut dan lempengan dalam bentuk intrusi mafik melapis


 Pakolit (Pacoliths)

Masa berbentuk lensa, melengkung, menginjeksi


secara konkordan perlapisan terlipat (antiklin atau
sinklin), intrusi relatif dalam
Pasif

Pakolit
 Korok (Dikes)

Tabular, memotong struktur utama (perlapisan atau


foliasi)

Hubungan tegangan dengan


injeksi yang membentuk korok
(Anderson dan Hubbert)

Arah tegangan terkecil


 Korok (Dikes)

Tabular, memotong
struktur utama
(perlapisan atau
foliasi)
 Ring dike (korok berbentuk cincin)

Kemiringan tajam
Pergerakan magma ke atas, di sepanjang rekahan
silindris dan seperti kerucut, bagian tengah /
pusatnya runtuh
Lebar beberapa km
Ring dike
a. Skema
b. Foto udara semenanjung Ardnamurchan, Skotlandia
c. Peta geologi
 Urat

Tabular tipis (lebar beberapa cm)

(Charmichael et al., 1971, Ehler dan Blat, 1981; Best,


1982)
 Stock
Batuan beku intrusi yang berbentuk relatif circular,
elongated, vertically oriented dengan ukuran yang
relatif kecil (luas singkapan <100 km2)

Tulungagung, Jawa Timur


 Batolit (Batholiths)
Batuan beku intrusi yang berukuran sangat besar,
tidak mempunyai dasar, berkomposisi batuan asam
(granit, granodiorit), singkapan ribuan km2

Sierra Nevada batolit, California


 Pluton
Terminologi yang mencakup seluruh tubuh batuan
beku intrusi. Sering dipakai jika sulit untuk
mengklasifikasikan satu tubuh intrusi batuan beku ke
dalam salah satu terminologi tertentu, misalnya
karena bentuk geometrinya tidak diketahui
 Volcanic (or extrusive) rocks cool from lava eruptions
Types ofto have
and tend Igneous Rock
a fine-grained texture.
 Plutonic (or intrusive) rocks solidify underground and
tend to have a coarse-grained texture.

Fine-grained Coarse-grained
1. Mode atau Modal Composition: komposisi
mineralogi dari suatu batuan beku

2. Norm: normalisasi komposisi kimia batuan


(oksida utama) untuk mengetahui komposisi
mineral normative
Mineral penyusun batuan beku
Mineral Properties

Olivine Green to yellow -green; vitreous; fractures;


small, equidimensional grains
Plagioclase Usually white or gray;
2 cleavages at 90°;
elongate grains; striations sometimes visible
Pyroxene Greenish black or brow nish black;
rather dul l luster;
blocky grains
Amphibole Black with shiny, splinter y appearance;
two cleavages at 60° and 120°;
elongate grains
Biotite Shiny, blac k sheets;
one perfect cleavage
Orthoclase Usually white or pin k;
2 cleavages at 90°;
equidimensional grains
Muscovite Shiny, silver y sheets;
one perfect cleavage
Quartz Colorless to gray;
vitreous with conchoidal fracture;
irregular grains in intrusive rocks;
equidimensional phenocrysts in extrusive rocks
Types of Minerals
• Essential – Minerals which must be present in
order for a rock to be classified with a certain name

• Accessory – Minerals need not be present in a rock,


but which may be present in small amounts

53
Tekstur
Batuan
Beku
TEKSTUR
Definisi :
Istilah yang dipakai untuk menjelaskan hubungan antar kristal

Pembagian tekstur berdasarkan granularitas :


 Fanerit
Cukup besar, dapat ditentukan dengan mata / lensa pembesar
(tubuh intrusi, inti tubuh ekstrusi besar)
- Kasar : > 5 mm
- Sedang : 1-5 mm
- Halus : < 1 – 0,05 mm

 Afanit (kristalin, sangat halus :< 0,05 mm)


Ditentukan dengan mikroskop (tubuh intrusi kecil dekat permukaan
bumi, ekstrusi)

 Gelasan
Aliran lava, intrusi-intrusi kecil sangat dangkal
 Kristal-kristal kasar :
- Pendinginan lambat (kesempatan dalam
penambahan ion-ion, pertumbuhan kristal : besar)
- Kekentalan magma yang rendah
- Proses pengintian sukar terjadi serta berlangsung
perlahan-lahan
- Jumlah inti kristal yang sedikit : memungkinkan sedikit
kristal tumbuh menjadi besar sebelum kristal di
sampingnya tumbuh

 Kristal-kristal dalam basalt yang halus :


- Pengintian yang cepat (inti kristal banyak)
- Kristalisasi cepat (pendinginan cepat pada
permukaan bumi), dihalang-halangi oleh
kekentalan magma yang rendah (encer)
 Tekstur gelasan dalam riolit :
- Pendinginan cepat
- Polimerisasi (tetrahedra silika), magma silikaan,
(kecepatan kristalisasi)
- Migrasi ion yang perlahan-lahan : karena
kekentalan magma yang tinggi dapat
menghalang-halangi kristalisasi
Pembagian tekstur berdasarkan kristalinitas :
 Holokristalin
Semuanya kristal

 Hipokristalin
Sebagian kristal, sebagian gelas gunungapi

 Holohialin
Semuanya gelas gunungapi
Pembagian tekstur berdasarkan fabrik / hubungan
antar kristal :
 Panidiomorfik granular
Sebagian besar tersusun oleh kristal-kristal
euhedra
 Hipidiomorfik granular
Sebagian besar tersusun oleh kristal-kristal
subhedra
 Senomorfik / alotriomorfik granular
Sebagian besar tersusun oleh kristal-kristal
anhedra
Kristal euhedra :
Hubungan antar kristal yang dibatasi oleh muka
kristalnya sendiri

Kristal subhedra
Hubungan antar kristal, dengan sebagian muka kristal
dibatasi oleh muka kristal mineral yang lain

Kristal anhedra
Hubungan antar kristal yang semuanya dibatasi oleh
muka kristal mineral lain
Textural classification of
igneous rocks
1. Phaneritic: crystals visible with naked eye
 Plutonic or intrusive rocks
2. Aphanitic: crystal too small for naked eye
 Volcanic or extrusive rocks
3. Porphyritic: two different, dominant grain sizes
Large crystals = phenocrysts; small crystals = groundmass
4. Fragmental: composed of disagregated igneous
material
 Pyroclastic rocks
• Porphyritic - bimodal size distribution, with large
Porphyritic
grains surroundedSize Distribution
by numerous small grains or glass

• Phenocrysts - Large crystals formed by relatively slow


cooling below the earth’s surface

• Groundmass - Small crystals or glass, formed by more


rapid cooling

62
Pegmatitic: very large xtals (cm to 10s of cm); i.e., slowly
cooled
Forms veins or layers within plutonic body

Glassy: non-crystalline; cools very fast (e.g., obsidian)


Volcanic rocks

Vesicular: vesicles (holes, pores, cavities) form as gases expand


Volcanic rocks
Igneous Textures - Crystalline
Coarse Grained Fine Grained
Keluarga batuan faneritik

Granit biotit dari Sibolga, Sumatera Utara, berumur


Perm (280-230 juta tahun yang lalu).
Keluarga batuan faneritik

Granit biotit, dari pulau Natuna, berumur Perm-Yura


(141-280) juta tahun yang lalu.
Keluarga batuan faneritik

Granit biotit berlapis, dari pantai Trikora, pulau Bintan,


kabupaten Kepulauan Riau, berumur Trias-Jura (248-131
juta tahun yang lalu)
Keluarga batuan faneritik

Mikrogranit dari Sibolga, Sumatera Utara, berumur


Perm (280-230 juta tahun yang lalu).
Keluarga batuan faneritik

Aplit, dari Bourder County, Colorado, berumur Pra-


Kambrium (>500 juta tahun yang lalu)
Keluarga batuan faneritik

Pegmatit, dari Portland, Middlesex County, Connecticut,


berumur Devon Atas (360-345 juta tahun yang lalu).
Igneous Textures - Crystalline
Porphyritic

Masa dasar
(Groundmass)

Fenokris
(Phenocrysts)
Glassy

Vesicular
Pyroclastic/Fragmental
Made of rock fragments
rather than crystals
STRUKTUR BATUAN BEKU

Definisi :
Istilah yang dipakai untuk menjelaskan hubungan
antar kumpulan mineral / material penyusun batuan

Macam-macam struktur :
• Perlapisan bersusun (intrusi melapis)
• Skoriaan
• Vesikuler
• Amigdaloidal
• Trasitik
• Perlitik
• Kekar tiang dan lembaran
• Lava bantal
Struktur Perlapisan dalam batuan beku

Granit biotit berlapis, dari pantai Trikora, pulau Bintan,


kabupaten Kepulauan Riau, berumur Trias-Jura (248-131
juta tahun yang lalu)
Columnar Joints
Aso Caldera
Volcanic Rocks
Japan
Igneous Rocks

Classification
KLASIFIKASI DAN PENAMAAN
BATUAN BEKU NON FRAGMENTAL

Terutama Berdasarkan:

• Tekstur: biasanya dipakai pertama kali


karena memberikan bukti ttg genesa dan
dapat dipakai untuk klasifikasi yang umum

• Komposisi: utamanya komposisi


mineralogi tapi bisa juga kimia
KLASIFIKASI BATUAN BEKU

Berdasarkan cara terjadinya :


• Batuan pluton
• Batuan hipabisal
• Batuan gunungapi
BATUAN PLUTON

• Membeku di tempat yang dalam (abisal), tubuh


intrusi besar (batolit, stok dan pluton-pluton besar
lain), membeku perlahan-lahan

• Berbutir sangat kasar, medium-kasar; secara lokal


ditemukan tekstur porfiritik; non porfiritik, subhedra
atau anhedra
BATUAN HIPABISAL

• Mengristal di bawah kondisi yang terpengaruh antara


batuan pluton dan batuan gunungapi, intrusi dangkal
kecil, dekat permukaan bumi (hipabisal), pada kerak
benua bagian atas, korok, sill, sumbat gunungapi, leher
gunungapi atau tubuh yang lebih besar (lakolit) pada
tempat yang dangkal, dapat mendingin cukup cepat
• Pada umumnya berbutir fanerik halus, porfiritik, porfiritik
(masadasar halus, tanpa gelas volkanik
• Bagian tepi intrusi dalam yang mendingin cepat dan
menerobos batuan yang dingin dapat mempunyai sifat
batuan hipabisal
BATUAN GUNUNGAPI

 Membeku cepat, pada atau amat dekat dengan


permukaan bumi, afanitik dengan sedikit atau tanpa
campuran gelas, sangat halus-gelasan; klastik
 Kristalisasi fenokris cenderung terjadi pada kisaran suhu
yang tinggi, sehingga muncul mineral-mineral yang
terbentuk pada suhu tinggi, P rendah (sanidin dan
plagioklas suhu tinggi)
 Fenokris biotit, hornblenda, kuarsa
 Ada dua fase pendinginan : fase intertelurik di tempat yang
dalam (fenokris) dan fase efusif (masadasar afanitik),
yaang menghasilkan tekstur porfiritik
Compositional terms for
igneous rocks minerals
• Mineral felsik
- Warna putih, abu-abu, merah muda, rapat jenis rendah
- Kuarsa, feldspar, feldspatoid

• Mineral mafik
- Warna gelap, hijau, coklat, hitam, rapat jenis tinggi
( > 3,80)
- Piroksen, amfibol, olivin, biotit
Felsic: feldspar + silica
~55-70% silica, K-feldspar > 1/3 of feldspars present
light-colored silicate minerals — Continental crust
Intermediate: between felsic and mafic
~55-65% silica, plag > 2/3 of feldspars present
Na-rich plag predominates over Ca-rich plag
Mafic: magnesium + ferric iron
~45-50% silica; Ca-rich plag dominant feldspar
dark silicate minerals — Oceanic crust
Ultramafic: >90% mafic minerals, silica < 45%, few or no
feldspars
Mantle-derived
KLASIFIKASI BATUAN BEKU

Berdasarkan komposisi mineralogi :


• Batuan felsik
- Mineral mafik tidak melimpah – sedikit (< 40 %)

• Batuan mafik
- Mineral mafik melimpah ( 40 – 70 %)

• Batuan ultramafik
- Mineral mafik sangat melimpah (> 90 %)
KLASIFIKASI BATUAN BEKU BERDASARKAN
KEJENUHAN SILIKA

Berdasarkan kejenuhan silika :


Batuan sangat jenuh silika (silica-oversaturated)
- Kuarsa
Batuan jenuh silika (silica-saturated)
- Mineral jenuh silika
Batuan tidak jenuh silika (silica-undersaturated)
- Feldspatoid, + olivin, + korundum

Olivin (Mg2SiO4) + SiO2 piroksen (2 MgSiO3)


Feldspatoid (KAlSiO2O6) + SiO2 feldspar (KAlSi3O8)
• Mineral jenuh silika
- Semua feldspar, piroksen / miskin Ti, amfibol,mika,
olivin / kaya Fe, magnetit, ilmenit
• Mineral tidak jenuh silika
- Leusit, nefelin, olivin / kaya Mg, piroksen / kaya Ti,
korundum
KLASIFIKASI KIMIA BATUAN BEKU

Berdasarkan kandungan silika (SiO2) :


• Asam
- SiO2 : > 66 %
- Granit, sienit, diorit kuarsa, trasit
• Menengah
- SiO2 : 52 – 66 %
- Diorit, granodiorit, andesit
• Basa
- SiO2 : 45 – 52 %
- Gabro, basalt
• Ultrabasa
- SiO2 : < 45 %
- Peridotit, dunit
Classification of common igneous rocks

Composition Phaneritic Aphanitic Color index


(% dark minerals)
Felsic Granite Rhyolite 10
Syenite Trachyte 15
Monzonite Latite
20
Intermediate Granodiorite Dacite 20
Diorite Andesite 25
Mafic Gabbro Basalt 50

Ultramafic Peridotite 95
The IUGS Igneous Rocks
Classification
(a) Q
The rock must contain a total of
at least 10% of the minerals below. Quartzolite
Renormalize to 100% 90 90

Quartz-rich
Granitoid

60 60

Plutonic rocks
Granite Grano-
diorite

Alkali Fs. 20 20 Qtz. Diorite/


Quartz Syenite Qtz. Gabbro
Quartz Quartz Quartz
Alkali Fs. Syenite Monzonite Monzodiorite
5 5 Diorite/Gabbro/
Classification of Syenite
A
10 Syenite
(Foid)-bearing
35 Monzonite
(Foid)-bearing
65 Monzodiorite
(Foid)-bearing
90 Anorthosite
P
Phaneritic Igneous Rocks 10
Syenite Monzonite Monzodiorite
10 (Foid)-bearing
Diorite/Gabbro
(Foid)-bearing
Alkali Fs. Syenite
(Foid) (Foid)
Monzosyenite Monzodiorite

60 60
A classification of the phaneritic igneous rocks. a.
Phaneritic rocks with more than 10% (quartz + feldspar + (Foid)olites
feldspathoids). After IUGS.

F
Classification of Gabbroic Igneous Rocks
Plagioclase
Gabbroic A classification of the phaneritic igneous
Anorthosite
90 rocks. b. Gabbroic rocks. c. Ultramafic
rocks rocks. After IUGS.

Ultramafic
ro

Tro rocks
bb

cto Olivine
Ga

lite
Olivine Dunite
gabbro 90

Peridotites

Plagioclase-bearing ultramafic rocks


Lherzolite
Pyroxene Olivine
(b) 40

Orthopyroxenite Olivine Websterite Pyroxenites


10

(c) 10
Websterite
Clinopyroxenite
Orthopyroxene Clinopyroxene
Q

Classification of Aphanitic
Igneous Rocks
60 60

Volcanic rocks Rhyolite Dacite

20 20

Trachyte Latite Andesite/Basalt


35 65
A (foid)-bearing (foid)-bearing (foid)-bearing P
Trachyte Latite Andesite/Basalt
10 10

Phonolite Tephrite
A classification and nomenclature of volcanic
rocks. After IUGS.
60 60

(Foid)ites

F
Chemical Classification of Igneous Rocks

A chemical classification of volcanics based on total alkalis vs. silica. After Le Bas et al. (1986) J.
Petrol., 27, 745-750. Oxford University Press.
Igneous Rocks
Mafic Intermediate Felsic
Gabbro Diorite Granodiorite Granite
Coarse
Fine

Basalt Andesite Dacite Rhyolite


Ultramafic Rock
- Dunite

S-ar putea să vă placă și