Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Kerusakan
komponen konsepsi
Abortus imminens
Perdarahan pervaginam
No cervical erotion,
laceration or polyp
Closed OUE Pertahankan ? Terminasi ?
No cervical motion
tenderness
Supportive care, medica Medical, D&C, psychologi
No free fluid sign
mentosa, education ? cal support ?
Ny. Bunga, 38
tahun, G3P2A0, mengalami
perdarahan pervaginam et causa abortus
imminens dengan faktor resiko infeksi
kronis
Uterus
• sebesar telur bebek (pembesaran primer)
• Penebalan korpus uteri
• Tanda Piscaseck
• Tanda Hegar
• Kontraksi Braxton Hicks
Serviks
• Serviks livide (lunak dan kebiruan)
• Hipertrofi dan hiperplasi kelenjar serviks.
• Remodeling serviks (pengaktifan kolagenase intra-
ekstra secular).
• Ostium uretri externum (OUE) menutup
Vagina & Perineum
• Chadwick sign
• Sekresi vagina meningkat dengan cairan berwarna
keputihan, menebal, dan dengan pH 3,5 – 6
• Payudara
Payudara
• lebih lunak (pada awal kehamilan) dan kemudian
menegang akibat pengaruh estrogen.
• Payudara membesar
• Nipple membesar, hitam, tegak.
• Terjadi hiperpigmentasi kulit serta hipertrofi
kelenjar Montgomery, terutama daerah areola dan
papilla
Metabolik
• Berat badan ibu akan naik
• Peningkatan kebutuhan makro-mikro nutrient
Sistem Kardiovaskular
• Cardiac Output basal meningkat (± 22 %)
• Penurunan resistensi vaskuler
• Terjadi hipertrofi dan dilatasi ventrikel kiri
• Denyut jantung meningkat (± 10 -15 denyut/menit),
namun kontraktilitas tidak berubah.
• Penambahan vol darah scr progresif pada mgg 6 – 8
dengan puncak mgg 32 – 34.
• Vol plasma meningkat kira-kira 40 – 45%.
• Terjadi hemodilusi
Sistem respirasi
• Kebutuhan oksigen meningkat ± 20%
• Sirkumferensi torak bertambah ± 6 cm, namun
diafragma naik ± 4 cm sehingga menekan paru-paru
Traktus Digestivus
• Pergeseran organ-organ digetive akibat
• Penurunan motilitas otot polos.
• Penurunan sekresi asam hidroklorid (hcl) dan peptin
• Peningkatan hCG dan estrogen memiliki efek
samping mual-mual dan muntah
Embrio terlihat seperti kecebong. Bisa dibedakan
antara kepala, ekor, tangan dan anggota badan
Awal pembentukan hati, pankreas, paru-paru, dan
jantung. Otak mulai terbentuk lengkap.
lengan dan kaki sudah terbagi menjadi komponen
paha, kaki, tangan, lengan, bahu.
Organ reproduksinya mulai terbentuk
Telinga luar juga terbentuk dan mata membentuk
pigmen.
Jantung sudah memompa kuat dengan irama yang
teratur.
Lambung sdh menghasilkan getah pencernaan.
Hati memproduksi sel darah.
Ginjal mulai berfungsi.
Kurangnya pendidikan, pada pasien dan
suami terhadap bahaya dari penyakit
menular seksual terhadap kehamilan
akibat berganti-ganti pasangan (pada
suami, akan dibahas pada pembahasan
yang lain)
Usia ibu 35 – 45 tahun risiko
keguguran 20 – 35 %
Usia kehamilan 8 minggu vili
korialis belum menembus desidua
terlalu dalam sehingga lebih mudah
terjadi abortus,
Fisiologis: pembesaran uterus
Patologis : bila disertai darah
Sebab-sebab organic
• Korpus uteri : Polip endometrium, abortus (dgn
berbagai jenis), mola hidatidosa,
kariokarsinoma, subinvolusio uteri, karsinoma
korporis uteri, sarcoma uteri, mioma uteri
• Tuba fallopii : KET, radang tuba, tumor tuba.
• Ovarium : radang ovarium, tumor ovarium.
Sebab-sebab fungsional
• Metropatia hemoragika
• Insufisiensi korpus luteum
• Apopleksia uteri
• Persisten korpus luteum
Pasien dalam masa kehamilan dengan terjadinya
perdarahan pervaginam oleh sebab-sebab
organic (khususnya abortus)
Pasien dalam kondisi infeksi dengan terjadinya
perdarahan pervaginam oleh sebab-sebab
organic (diperkuat oleh leukositositosis dan
limfositosis, namun kemungkinan kehamilan
lebih berperan dalam menimbulkan amenorea
ini)
Pasien dalam pemakaian obat-obat tertentu
(amenorea iatrogenik) dengan terjadinya
perdarahan oleh sebab-sebab organic (perlu
anamnesis lebih lanjut !)
Drugs :
Amenorea Pregnancy
Fenotiazin, etc
Kerusakan
Perdarahan dalam
produk konsepsi
desidua
(plasenta, janin)
Nekrosis jaringan
sekitar
Anemia Perdarahan
pervaginam
Cemas
Peningkatan hormon HCG dan estrogen
Peregangan pada otot uterus, menekan
lambung
Relaksasi relatif pada otot saluran
pencernaan
Peningkatan asam lambung yang
disebabkan lambung kosong atau makan
makanan yang salah.
Akibat pengaruh estrogen terjadi hiperplasia
sistem duktus dan jaringan interstisial
payudara.
Hormon laktogenik plasenta (diantaranya
somatomammotropin) menyebabkan hipertrofi
dan pertambahan sel-sel asinus payudara,
serta meningkatkan produksi zat-zat kasein,
laktoalbumin, laktoglobulin, sel-sel lemak,
kolostrum.
Terjadi hiperpigmentasi kulit serta hipertrofi
kelenjar Montgomery, terutama daerah areola
dan papilla akibat pengaruh melanofor.
Pregnancy
hCG ↑
Somatomammatropin Progesteron
Estrogen ↑
Pembesaran Pembentukan
Hiperplasia sistem Hiperplasia alveolus lemak di sekitar
duktus jar. Intertitial mamae alveolus
Late effect
ternderness
Mual-muntah
Payudara Pembesaran
Perubahan pd GI tract : menegang payudara
- Hcl ↓
- Aktivitas otot polos ↓
- Penekanan lambung & Areola
Hyperpigmented Melanofor
usus
Para supir truk umumnya sering melakukan
kencan dengan WTS di tempat-tempat
pemberhentian.
Pengetahuan tentang penyakit kelamin pada dasarnya
cukup.
Dari segi pencegahan, pengetahuan para supir truk
tentang cara-cara pencegahan penyakit kelamin masih
sangat kurang.
Banyak supir yang melakukan pengobatan sendiri
bila terkena gejala penyakit kelamin dengan obat-
obatan modern tetapi tidak dengan dosis yang
benar.
Pengetahuan tentang HIV/AIDS umumnya masih kurang
sekali, meskipun mereka pernah mendengarnya.
Penggunaan kondom baik untuk pencegahan
penyakit kelamin atau AIDS sangat jarang
mereka gunakan, dengan alasan mengurangi
kenikmatan.
Penyuluhan tentang HIV/AIDS sebaiknya dilakukan
oleh dokter atau petugas kesehatan, kalau
dilakukan oleh teman sendiri mereka enggan.
Secara umum perusahaan truk tidak memberikan
jaminan kesehatan, pengetahuan mereka jauh lebih
baik dibanding dengan supir truk dan mempunyai
sikap yang positif terhadap usaha penanggulangan
HIV/AIDS.
Pemeriksaan Temuan Parameter Interpretasi Keterangan
TB & BB 155cm BMI sebelum lahir Normal Pada Tm1 kenaikan BB
50 kg = rendah kurang lebih 1-2 kg.
± 18,7
BP (mmHg) 120/80 110/70 – 140/90 Normal
PR (x/mnt) 80 83 ± 10 Normal Anemia kronis
rendah
RR (x/mnt) 20 18 - 24 Normal
Konjungtiva Normal Tidak pucat Normal Anemia ringan
Palvebra (kemerahan)
Abnormal Sperm
Fetus abnormal translocation
development
Trauma
Abortion Radiation
Genital anatomical exposure
abnormalities
Implant Site
disturbance factor Direct fetal destruction
Infection
Local Immune
system
Pematian bakteri di Infeksi relaps /
vagina eksaserbasi
Feto-maternal homeostasis
link disturbed
No vaginal discharge
Threatened Abortus
Tujuan
• DX I : Mengurangii atau menghilangkan
kecemasan
• DX II : Mengurangi atau menghilangkan rasa
sakit
• DX III : Mencegah terjadinya defisit cairan
• DX IV : Mengurangi atau meminimalkan rasa
kehilangan atau duka cita
• DX V : Klien dapat melakukan aktifitas sesuai
dengan toleransinya
Fokus intervensi
• DX I : Cemas berhubungan dengan pengeluaran
hasil konsepsi. Intervensi :
Siapkan klien untuk reaksi atas kehilangan
Beri informasi yang jelas dengan cara yang tepat
• DX II : nyeri berhubungan dengan kontraksi
uteri. Intervensi :
Menetapkan laporan dan tanda-tanda yang lain.
Panggil pasien dengan nama lengkap. Jangan
tinggalkan pasien tanpa pengawasan dalam waktu
yang lama.
Rasa sakit dan karakteristik, termasuk kualitas waktu
lokasi dan intensitas.
Melakukan tindakan yang membuat klien merasa
nyaman seperti ganti posisi, teknik relaksasi serta
kolaburasi obat analgetik
• DX III : Resiko tinggi defisit volume cairan berhubungan
dengan perdarahan Intervensi :
Kaji perdarahan pada pasien, setiap jam atau dalam masa
pengawasan
Kaji perdarahan Vagina : warna, jumlah pembalut yang
digunakan, derajat aliran dan banyaknya
kaji adanya gumpalan
kaji adanya tanda-tanda gelisah, taki kardia, hipertensi dan
kepucatan
monitor nilai HB dan Hematokrit
• DX IV : Kehilangan berhubungan dengan pengeluaran
hasil konsepsi. Intervensi :
Pasien menerima kenyataan kehilangan dengan tenang tidak
dengan cara menghakimi
Jika diminta bisa juga dilakukan perawatan janin
Menganjurkan pada pasien untuk mendekatkan diri pada
Tuhan YME
• DX V : Intoleransi aktifitas berhubungan dengan nyeri.
Intervensi :
Menganjurkan pasien agar tiduran
Tidak melakukan hubungan seksual
Keputusan penanganan didasarkan pada
:
• Hasil tes hormone hCG urin :
Jika tes menggunakan pengenceran 1/10 dan
tanpa pengenceran hasilnya (+), prognosis baik
dan janin masih bisa dipertahankan
Jika tes menggunakan pengenceran 1/10
hasilnya (-), progosisnya dubia ad malam dan
janin memiliki harapan hidup kecil
• Keputusan pasien dan suami
Jika janin masih ingin dipertahankan :
Dilakukan pemberian :
Tocolytic / spasmolitik (Nifedipine,
terbutalin, salbutamol, sulfas magnesikus,
indometasin
Immunoglobulin : [Rho (D) Immune
Globulin (RhoGAM)]
Progesterone : (Crinone Vaginal Gel,
Progestasert, Prometrium, Endometrin)
Antibiotik (jika infeksi terbukti)
Bila
janin menunjukan tanda-tanda
perburukan, dengan ciri :
• DJJ hilang
• OUE membuka
• Perdarahan banyak
• Abdominal cramp sangat intens
• Beta hCG tidak meningkat atau bahkan menurun
• Pembesaran uterus tidak sesuai umur gestasi atau
bahkan mengecil
Keputusan terminasi dipertimbangakan
kembali
Jikajanin tidak bisa dipertahankan :
Pengobatan pada kasus ini bertujuan
untuk : mencegah komplikasi &
menurunkan angka morbiditas ibu:
Setelahprosedur kuretase dilaksanakan,
pasien diberikan :
• Methergine (0.2 mg PO q4h 6 times) - To
diminish postevacuation uterine bleeding
• Ibuprofen (800 mg PO q6h prn) - For analgesia
• Doxycycline (100 mg PO bid for 4-7 d) - For
prophylaxis if risk factors for infection are
present.
• Iron supplementation - For anemia
• Contraception agent, if desired
Mifepristone
analogue of progestin norethindrone
strong affinity for the progesterone
receptor, acting as an antagonist
200 mg dose
Mistoprostil
800 mcg vaginally
Pasien harus tirah baring hingga perdarahan
berhenti (kalo perlu rawat inap)
Jika pasien dilakukan rawat jalan, control (hCG
urin) dilakukan kembali 1 mgg kemudian.
Jika aborsi spontan terjadi selama rawat jalan,
segera temui dokter yang bersangkutan
Tidak boleh berhubungan seksual sampai lebih
kurang 2 mgg
Suami diminta untuk tidak “jajan sembarangan”
atau menggunakan kondom
Konseling pada pemilihan kontrasepsi
Dukung psikologi pasien.
Prognosis aborsi : Dubia (tergantung diagnosa hCG urin dan
penanganan)
Komplikasi aborsi :
• Abortus spontan
• Abortus missed
• Perdarahan massif postaborsi
• Infeksi, akibat prosedur evakuasi yang tidak steril
• Depresi
• Asherman syndrome
• Prognosis BV : Bonam (BV tidak infasif, hanya sistem imun lokal)
Komplikasi BV :
• PID
• Sinekia tuba
• Infeksious abortion
• Septic abortion
Kompetensi dokter umum = 2
Mampu memperoleh riwayat penyakit
secara lengkap dan akurat, melakukan
pemeriksaan fisik dan laboratorium umum
sesuai masalah pasien menurut prosedur
klinik rutin.
Memilih tindakan medis dengan tepat dan
mampu menafsirkan berbagai tindakan
yang diambil secara jelas dan akurat.
Rujukan : pada specialis obgin pada rumah
sakit yang memiliki peralatan memadai.