Retensio urine adlah ketidakmampuan untuk melakukan
urinasi meskipun terdapat keinginan atau dorongan terhadap hal tersebut (Brunner & Suddarth). Retensio urine adalah sutau keadaan penumpukan urine di kandung kemih dan tidak punya kemampuan untuk mengosongkannya secara sempurna Supra vesikal Vesikal Intravesikal Adapun tanda dan gejala atau menifestasi klinis pada penyakit ini adalah sebagai berikut: Diawali dengan urine mengalir lambat Kemudian terjadi poliuria yang makin lama menjadi parah karena pengosongan kandungkemih tidak efisien. Terjadi distensi abdomen akibat dilatasi kandung kemih. Terasa ada tekanan, kadang terasa nyeri dan merasa ingin BAK. Pada retensi berat bisa mencapai 2000-3000 cc. Mengeluh tertahan BAK atau kencing keluar sedikit- sedikit. Tampak benjolan pada perut sebelah bawah dengan disertai nyeri yang hebat. Teraba batu diuretra Terlihat batu di meatus uretra eksternum Terlihat fistel atau abses diuretra Terlihat darah keluar dari uretra akibat cedera uretra Pemeriksaan foto polos perut menunjukan bayangan buli- buli penuh, terlihat bayangan batu opak diuretra atau buli- buli. Pemeriksaan uretrografi tampak adanya striktur uretra dari suatu trauma uretra. Adapun pemeriksaan diagnostic yang dapat dilakukan pada retensio urine adalah sebagai berikut: Pemeriksaan specimen urine. Pengambilan: steril, random, midstream. Urinalisis : data dasar mengenai fungsi perkemihan urin keruh,berbau,pH > 8,0. Adanya sel darah merah ,leukosit. Urin kultur : menentukan tipe bakteri BUN dan keratin : evaluasi fungsi ginjal perkemihan terjadi peningkatan. Tes fungsi perkemihan : evaluasi penyebab retensi urine >> Cystocopy. Kidney ,ureter , bladder radiography : identifikasi ukuran, bentuk dan posisi. Excretory urograms / intravenous pyelogram : evaluasi penyebab disfungsi Penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada retensio urine adalah sebagai berikut: Kateterisasi urethra. Dilatasi urethra dengan boudy. Drainage suprapubik. Urine yang tertahan lama dibuli- buli secepatnya harus dikeluarkan karena jika dibiarkan akan menimbulkan beberapa masalah seperti : terjadi infeksi saluran kemih, kontraksi otot buli- buli menjadi lemah ,dan terjadi hidroureter, dan hidronefrose - > gagal ginjal. Pengeluaran urine dengan cara kateterisasi sistostomi. Fimosisi atau parafimosis dilakukan sirkumsisi atau dorsumsisi. Kolaborasi : Kolinergik : stimulasi kontraksi bladder Analgesik : menghilangkan nyeri Antibiotik : jika ada infeksi Pada retensio urine, penderita tidak dapat miksi, buli- buli penuh disertai rasa sakit yang hebat di daerah suprapubik dan hasrat ingin miksi yang hebat disertai mengejan. Retensio urine dapat terjadi menurut lokasi, faktor obat dan faktor lainnya seperti ansietas, kelainan patologi urethra, trauma dan lain sebagainya. PENGKAJIAN Identitas klien Riwayat kesehatan umum Riwayat kesehatan keluarga Riwayat kesehatan klien Riwayat kesehatan sekarang Bagaimana frekuensi miksinya Adakah kelainan waktu miksi Apakah rasa sakit terdapat pada daerah setempat atau secara umum Apakah penyakit timbul setelah adanya penyakit lain Apakah terdapat mual muntah atau oedema Bagaimana keadaan urinya Adakah secret atau darah yang keluar Adakah hambatan seksual Bagaimana riwayat menstruasi Bagaimana riwayat kehamilan Rasa nyeri Data fisik Inpeksi : seluruh tubuh dan daerah genital Palpasi : pada daerah abdomen \ Auskultasi : kuadran atas abdomen dilakukan untuk mendeteksi bruit Tingkat kesadaran TB, BB TTV Data psikologis Keluhan dan reaksi pasien terhadap penyakit Tingkat adaptasi pasien terhadap penyakit Persepsi pasien terhadap penyakit Data social, budaya, spiritual Umum : Hubungan dengan orang lain. Kepercayaan yang dianut Keaktifanya dalam kegiatan Pengkajian keperawatan Tanda-tanda dan gejala retensi urine mudah terlewatkan kecuali bila perawat melakukan pengkajian secara sadar terhadap tanda dan gejala tersebut.Oleh karna itu ,pengkajian keperawatan harus memperhatikan masalah berikut: Kapan urinasi terakhir dilakukan dan berapa banyak urine yang dieliminasikan Apakah pasien mengeluarkan urine sedikit-sedikit dengan sering Apakah urine yang keluar itu menetes Apakah pasien mengeluh adanya rasa nyeri atau gangguan rasa nyaman pada abdomen bagian bawah Apakah ada massa bulat yang muncul dari pelvis Apakah perkusi didaerah suprapubik menghasilkan suara yang pekak? Adakah indicator lain yang menunjukan retensi kandung kemih seperti kegelisahan dan agitasi? Retensi urin b.d ketidakmampuan kandung kemih untuk berkontraksi dengan adekuat. Gangguan rasa nyaman: nyeri Intoleransi aktivitas Ansietas b.d krisis situasi Retensi urine berhubungan dengan kelemahan otot detrusor, blockade Retensi urin b.d ketidakmampuan kandung kemih untuk berkontraksi dengan adekuat. Kriteria evaluasi : - Berkemih dengan jumlah yang cukup - Tidak teraba distensi kandung kemih Intervensi: Dorong pasien utnuk berkemih tiap 2-4 jam dan bila tiba-tiba dirasakan. Tanyakan pasien tentang inkontinensia stres. Observasi aliran urin, perhatikan ukuran dan ketakutan. Awasi dan catat waktu dan jumlah tiap berkemih.. Perkusi/palpasi area suprapubik. Rasional Meminimalkan retensi urin distensi berlebihan pada kandung kemih. Tekanan ureteral tinggi menghambat pengosongan kandung kemih. Berguna untuk mengevaluasi obsrtuksi dan pilihan intervensi. Retensi urin meningkatkan tekanan dalam saluran perkemihan atas. Gangguan rasa nyaman: nyeri Kriteria evaluasi : - Menyatakan nyeri hilang/ terkontrol - Menunjukkan rileks, istirahat dan peningkatan aktivitas dengan tepat Intervensi Kaji nyeri, perhatikan lokasi, intensitas nyeri. Plester selang drainase pada paha dan kateter pada abdomen. Pertahankan tirah baring bila diindikasikan. Berikan tindakan kenyamanan Dorong menggunakan rendam duduk, sabun hangat untuk perineum. Rasional Memberikan informasi untuk membantu dalam menetukan intervensi. Mencegah penarikan kandung kemih dan erosi pertemuan penis- skrotal. Tirah baring mungkin diperlukan pada awal selama fase retensi akut. Meningktakan relaksasi dan mekanisme koping. Intoleransi aktivitas Kriteria evaluasi : - Menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas yang dapat diukur dengan tidak adanya dispnea, kelemahan, tanda vital dalam rentang normal. Intervensi Evaluasi respon klien terhadap aktivitas. Berikan lingkungan tenang dan batasi pengunjung selama fase akut sesuai indikasi. Jelaskna pentingnya istirahat dalam rencana pengobatan dan perlunya keseimbangan aktivitas dan istirahat. Bantu aktivitas perawatan diri yang diperlukan. Berikan kemajuan peningkatan aktivitas selama fase penyembuhan. Rasional Menetapkan kemampuan/kebutuhan pasien dan memudahkan pilihan intervensi. Menurunkan stres dan rangsangan berlebihan, meningkatkan istirahat. Tirah baring dapat menurunkan kebutuhan metabolik, menghemat energi untuk penyembuhan. Pembatasan aktivitas ditentukan dengan respons individual pasien terhadap aktivitas dan perbaikan kegagalan pernapasan. Meminimalkan kelelahan dan membantu keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen. Ansietas b.d krisis situasi Kriteria evaluasi : - Mengakui dan mendiskusikan takut/masalah Menunjukkan rentang perasaan yang tepat dan penampilan wajah tampak rileks/istirahat Intervensi Identifikasi persepsi pasien tentang ancaman yang ada dari situasi. Observasi respon fisik,seperti gelisah, tanda vital, gerakan berulang. Dorong pasien/orang terdekat untuk mengakui dan menyatakan rasa takut. Identifikasi pencegahan keamanan yang diambil, seperti marah dan suplai oksigen. Diskusikan. Rasional Mendefinisikan lingkup masalah individu dan mempengaruhi pilihan intervensi. Berguna dalam evaluasi derajat masalah khususnya bila dibandingkan dengan pernyataan verbal. Memberikan kesempatan untuk menerima masalah, memperjelas kenyataan takut dan menurunkan ansietas. Memberikan kayakinan untuk membantu ansietas yang tak perlu. Retensi urine berhubungan dengan kelemahan otot detrusor, blockade Intervensi Kaji bladder terhadap distensi dengan inspeksi ,perkusi , dan palpasi , ukur dan catat intake-output. Jika perlu ,coba tehnik non infasif untuk membantu klien BAK ,anjurkan klien mendengarkan air mengalir. Monitor fungsi dan status pencernaan , konstipasi dapat menyebabkan retensi urin Monitor TD dan nadi klien bila klien terpasang kateter . jika klien mengeluh nyeri abdomen atau TD turun > 20 mmHg ,klem kateter sampai TD kembali kebatas normal.