OLEH: EFRIS KARTIKA SARI PEDAHULUAN Saat ini prognosis pasien dengan gagal jantung semakin membaik seiring kemajuan di bidang kesehatan. Perawat berperan penting dalam tim kesehatan sehubungan dengan kemampuan pengkajian, komunikasi, dan pemberian perawatan yang baik dan tepat pada klien. PENGKAJIAN Keluhan utama Riwayat kesehatan: kapan keluhan muncul, tingkat keparahan, gejala yang menyertai, pengobatan, alergi. Riwayat keluarga: riwayat penyakit jantung pada keluarga, kematian mendadak pada anggota keluarga yang terdiagnosis penyakit jantung/ tidak. Persepsi klien terhadap kondisi kesehatan saat ini Manajemen kesehatan: diet, aktivitas fisik, penurunan berat badan Pola eliminasi: nokturia biasa dialami klien dengan gagal jantung Pola tidur/istirahat: sering terbangun karena sesak nafas (paroxysmal nocturnal dyspnea), berapa bantal yang digunakan Stress dan koping: kecemasan, stress, depresi Pemeriksaan fisik: - Tanda-tanda vital (TD, N, frekuensi pernapasan, S, MAP: 70-105 mmHg) - Head to toe - Pengkajian fokus pada tanda dan gejala gagal jantung: ketidaknyamanan pada dada, batuk, napas pendek, cyanosis, edema perifer, pusing, akral dingin, oliguria Gagal jantung kanan: Kongesti dan distensi vena Edema perifer akibat akumulasi darah pada sistem aliran darah balik Hepatomegali dan nyeri tekan pada kuadran kanan atas abdomen akibat pembesaran vena di hepar, dapat berkembang menjadi ascites Anoreksia, mual Nokturia, curah jantung dan perfusi renal membaik saat berbaring/istirahat Gagal jantung kiri: Edema pulmonal Dyspnea, batuk, sputum berbusa (frothy). Bunyi crackle (“rales”) disebabkan oleh akumulasi cairan pada paru-paru. Orthopnea (paroxysmal nocturnal dyspnea), akumulasi cairan seringkali bertambah parah ketika malam hari karena berbaring menyebabkan redistribusi cairan dari ekstremitas bawah. Cyanosis akibat ketidakadekuatan perfusi sistemik. Kelelahan, kelemahan akibat menurunnya aliran darah. CHF: - S3 (gallop) adalah bunyi pengisian darah dengan cepat menuju ventrikel selama fase pengisian cepat pada permulaan diastole dengan hasil pelepasan energi getaran. Terauskultasi setelah S2 dengan interval 0,1-0,2 detik. - S3 biasanya merupakan bunyi ventrikel kiri (terbaik terdengar di apeks jantung), namun kadang-kadang terjadi S3 di ventrikel kanan (terbaik didengan di area trikuspid). - Penyebab S3 pada gagal jantung kongestif: terjadi pengisian diastolik yang menurun pada keadaan peregangan atau volume residual ventrikel yang abnormal. Pemeriksaan diagnostik: EKG, chest X-ray, echocardiography, lipid profile, pemeriksaan darah. MASALAH KEPERAWATAN Masalah keperawatan yang sering muncul diantaranya: Ketidakefektifan bersihan jalan nafas Gangguan pertukaran gas Penurunan curah jantung Intoleransi aktivitas Kelebihan volume cairan Gangguan pola tidur Kecemasan Ketidakefektifan manajemen kesehatan Intervensi Keperawatan Penatalaksanaan gagal jantung: Terapi farmakologi Terapi pembedahan Manajemen gaya hidup
NOC-NIC sesuai dengan diagnosis
keperawatan Problem NOC NIC Deacreased cardiac Circulation status, Hemodynamic output vital signs regulation Impaired gas Respiratory status: Respiratory exchange gas exchange, monitoring, cardiac cardiopulmonary care status Activity Intolerance Activity tolerance, Activity therapy, cardiac disease self energy management management Angelidou, 2010 Monitoring tanda-tanda vital/ status hemodinamik: TD, N, RR, MAP, suhu, SpO 2, CVP. Modifikasi gaya hidup: aktivitas yang sesuai dengan kondisi klien. Modifikasi diet: rendah lemak, rendah garam (2 gram/hari), cukup kalori untuk memenuhi kebutuhan energi, vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Pemberian obat-obatan dan terapi oksigen: memberikan obat secara benar, tahu efek terapeutik dan efek samping obat, evaluasi respon klien. Kolaborasi pemeriksaan diagnostik: mempersiapkan dan memastikan pemeriksaan diagnostik dilakukan dengan benar untuk menunjang pemberian terapi. Edukasi dan konseling kesehatan pada klien dan keluarga: klien dan keluarga dapat menerima kondisi penyakit, dapat melakukan perawatan secara mandiri di rumah. Materi edukasi: self-monitoring, modifikasi gaya hidup, diet, pemberian obat, program terapi yang harus dilakukan. Menerapkan prinsip etik dalam merawat klien dengan gagal jantung: justice, autonomy and respect for a person, veracity, beneficence and the principle of no maleficence EVALUASI Evaluasi respon klien terhadap intervensi keperawatan yang diberikan untuk menentukan kelanjutan asuhan keperawatan. REFERENSI Amakali, K. (2015). Clinical care for the patient with heart failure: A nursing care perspective. Cardiol Pharmacol, 4(2), 142. doi: 10.4172/2329-6607.1000142 Angelidou, D. (2010). Caring for the heart failure patient: contemporary nursing interventions. Hospital Chronicles 2010, SUPPLEMENT: 1–, Supplement, 1-8. Dochterman, JM., Bulechek, GM. 2008. Nursing Interventions Classification (NOC) 5 th Ed. Mosby, Inc: Missouri. Mahmood, S. S., & Wang, T. J. (2013). The epidemiology of congestive heart failure: the Framingham Heart Study perspective. Glob Heart, 8(1), 77-82. doi: 10.1016/j.gheart.2012.12.006. Moorhead, S., Johnson, M., Swanson, E. 2008. Nursing Outcomes Classification (NIC) 4th Ed. Mosby, Inc: Missouri. NANDA International. (2015). Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2015- 2017. Jakarta: EGC. Pi, H.-Y., & Hu, X. (2016). Nursing care in old patients with heart failure: current status and future perspectives. J Geriatr Cardiol, 13, 387-390. doi: 10.11909/j.issn.1671- 5411.2016.05.019 Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Ed. 8 (Vol. 2). Jakarta: EGC. White, L., Duncan, G., Baumle, W. 2011. Foundations of Adult Health Nursing 3 rd Ed. Delmar: New York. TERIMA KASIH