Sunteți pe pagina 1din 10

SKA

Nama kelompok
1. Uly hayuni 16014700
2. Syamsul hadi 160147000
3. Erina surya p 160147000
4. Dea elviana 1601470015
5. Astrid anisa 16014700
SKA
1. APTS
2. NSTEMI
3. STEMI
Etiologi

Penyebab dari Sindrom Koroner Akut ini adalah :


1. Trombus tidak oklusif pada plak yang sudah ada
2. Obstruksi dinamik ( spasme koroner atau vasokonstriksi )
3. Obstruksi mekanik yang progresif
4. Inflamasi dan/atau infeksi
5. Faktor atau keadaan pencetus (Departmen Kesehatan, 2006)

Dalam empat penyebab pertama, ketidakseimbangan oksigen terjadi


terutama oleh karena suplai oksigen ke miokard yang berkurang, sedangkan pada
penyebab ke lima adalah ketidakseimbangan terutama akibat meningkatnya
kebutuhan oksigen miokard, biasanya disertai adanya keadaan kekurangan
pasokan oksigen yang menetap (Departemen Kesehatan, 2006).
Pathway
Fakyot resiko

Faktor resiko SKA terbagi dua, faktor resiko yang tidak dapat diubah dan yang dapat diubah
(Overbaugh, 2009).
a. Faktor resiko yang tidak dapat diubah adalah:
1. Usia
2. Jenis kelamin
3. Riwayat keluarga
b. Sedangkan faktor resiko yang dapat diubah adalah :
1. Merokok
2. Hipertensi
3. Hiperlipidemia
4. Diabetes mellitus
5. Obesitas (Overbaugh, 2009).
klasifikasi
a. Angina Pektoris Tak Stabil (APTS)
Anamnesis merupakan hal yang sangat penting. Penderita yang datang dengan keluhan utama nyeri dada atau
nyeri ulu hati yang hebat, bukan disebabkan oleh trauma, yang mengarah pada iskemia miokardium, pada laki-
laki terutama berusia > 35 tahun atau wanita terutama berusia > 40tahun, memerlukan perhatian khusus dan
evaluasi lebih lanjut tentang sifat, onset, lamanya, perubahan dengan posisi, penekanan, pengaruh makanan,
reaksi terhadap obat-obatan, dan adanya faktor resiko. Wanita sering mengeluh nyeri dada atipik dan gejala
tidak khas, penderita diabetes mungkin tidak menunjukkan gejala khas karena gangguan saraf otonom.

yang termasuk angina pectoris tak stabil antara lain:


1. Pasien dengan angina yang masih baru dalam 2 bulan, dimana angina tersebut cukup berat dan frekuensi
nya cukup sering lebih dari 3 kali sehari,
2. Pasien dengan angina yang makin bertambah berat, sebelumnya angina stabil lalu serangan angina timbul
lebih sering dan lebih berat sakit dadanya sedangkan faktor presipitasinya lebih ringan.
3. Pasien dengan serangan angina pada waktu istirahat.
Diagnosis angina pectoris tak stabil bila pasien memiliki keluhan iskemia tanpa disertai kenaikan penanda
jantung seperti troponin dan CK-MB, dengan atau tanpa disertai perubahan EKG untuk iskemia seperti depresi
segmen ST atau elevasi yang sebentar atau adanya gelombang T negative
Sifat nyeri angina
• Lokasi: substernal , retrosternal, dan prekordial.
• Sifat nyeri: rasa sakit, seperti ditekan, rasa terbakar, ditindih benda berat,
sperti ditusuk, rasa diperas, dan dipelintir.
• Penjalaran ke: biasanya ke lengan kiri, dapat juga ke leher, rahang bawah,
gigi, punggung interskapular, perut dan dapat juga ke lengan kanan.
• Nyeri membaik atau hilang dengan istirahat, atau obat nitrat.
• Faktor pencetus: latihan fisik, stress emosi, udara dingin, dan sesudah
makan.
• Gejala yang menyertai: mual muntah, sulit bernapas, keringat dingin,
cemas dan lemas
b. NSTEMI
Angina pectoris tak stabil dengan NSTEMI merupakan suatu
kesinambungan dengan kemiripan patofisiologi dan gambaran klinis
sehingga pada prinsipnya penatalaksaan keduanya tidak berbeda.
Diagnosis NSTEMI ditegakkan bila manifestasi klinis angina pectoris tak
stabil menunjukkan bukti adanya nekrosis miokard dengan
meningkatnya penanda jantung.
stemi
Diagnosis IMA dengan elevasi ST ditegakkan berdasarkan anamnesa
nyeri dada yang khas dan gambaran EKG adanya elevasi ST 2mm,
minimal pada dua sadapan prekordial yang berdampingan atau  1mm
pada dua sadapan ektremitas. Pmeriksaan enzim jantung, terutama
troponin T yang meningkat, memperkuat diagnosis, namun keputusan
memberikan terapi revaskularisasi tak perlu menunggu hasil
pemeriksaan enzim

S-ar putea să vă placă și