ASUHAN KEPERAWATAN

KLIEN DENGAN TBC

 TUBERCULOSIS PARU
 SUATU PENYAKIT MENULAR YANG
DISEBABKAN OLEH Mycobacterium
tuberculosa
PATOFISIOLOGI
MIkobakterium TBC

AIR BORNE ( SALURAN NAFAS )

JARINGAN PARU (ALVEOLI )

FOKUS PRIMER GHON

SISTEM IMUNTUBUH BERESPON DENGAN
MELAKUKAN REAKSI INFLAMASI
FAGOSITOSIT ( NEUTROFIL DAN MAKROFAG),
LIMFOSIT MELISIS BASIL DAN JARINGAN
NORMAL
 PENUMPUKAN EKSUDAT DALAM ALVEOLI
MENYEBABKAN BRONKOPNEMONI

MEMBENTUK MASSA JARINGAN BARU (

GRANULOMAS )

DIUBAH MENJADI MASSA JARINGAN FIBROSA

BAGIAN SENTRALNYA : TUBERKEL GHON

GEJALA :
REAKSI RADANG, UJI KULIT PPD (TUBERKULIN)
MENUNJUKKAN REAKSI NEGATIF ( 2-10 MGG)
 KEMUNGKINAN PENYEBARAN
( BRONKOGEN, LIMFOGEN,HEMATOGEN)

TERBENTUK PRIMER KOMPLEK (RANKE )

GEJALA :
UJI KULIT PPD ( TUBERKULIN POSITIF ) DAN
TANDA RADANG

INFEKSI TBC PRIMER

90 % SEMBUH 10 % PENYEBARAN ENDOGEN

ATAS DASAR
REAKSI TUBUH
TERSEBUT,
MEYER MEMBAGI
TB PARU PRIMER
MENJADI :
1. TUBERKOLUSIS
PRIMER
SEDERHANA
 TERJADI PADA 43,5 % DARI KASUS
TUBERKOLUSIS
 SECARA RADIOLOGIS, TIDAK TAMPAK
KELAIANAN
 UJI TUBERKULIN MEMBERIKAN REAKSI POSITIF
2. INFEKSI TUBERKULOSIS DENGAN KELAINAN
RADIOLOGIS
 KELAINAN RADIOLOGIS BERUPA PEMBESARAN
KELENJAR LIMFE MEDIASTINUM
 UJI KULIT TUBERKULIN, MENUNJUKKAN REAKSI
POSITIF
 KELAINAN INI DIJUMPAI PADA 18,5 % KASUS
3. INFEKSI TUBERKULOSIS PRIMER
DENGAN KELAIANAN RADIOLOGIS
LAIN
 KELAINAN RADIOLOGIS TERDAPAT
PADA PARENKIM PARU DAN
PLEURA
 UJI TUBERKULIN MENUNJUKKAN
REAKSI POSITIF
 DIDAPATKAN PADA 37,5 % KASUS
TB PARU POST PRIMER
INFEKSI DAPAT BERASAL DARI :
 DARI LUAR : INFEKSI ULANG PADA
TUBUH YANG PERNAH MENDERITA
PENYAKIT TB
 DARI DALAM ( ENDOGEN ) : INFEKSI
BERASAL DARI BASIL YANG SUDAH
BERADA DALAM TUBUH, MERUPAKAN
PROSES LAMA YANG PADA MULANYA
TENANG DAN OLEH SUATU KEADAAN
MENJADI AKTIF KEMBALI
SIFAT BASIL M.TBC
 BASIL BERBENTUK BATANG, SIFAT
AEROB
 MUDAH MATI PADA AIR MENDIDIH
( 5’ PADA SUHU 80 C, 20 ‘ PADA SUHU 60
C)
 MUDAH MATI DENGAN SINAR MATAHARI
 TAHAN BERBULAN-BULAN PADA SUHU
KAMAR DAN LEMBAB
PENGKAJIAN
 RIWAYAT
KESEHATAN
KELUHAN UTAMA :
SESAK NAFAS,
BATUK
BERDARAH DLL

DASAR RPS
CARA PQRST
:
 PROVOKATIF/ PALIATIF :
 PENYEBAB, HAL-HAL APA YANG
MERINGANKAN, HAL-HAL APA YANG
MEMBERATKAN
 QUALITY :
 SEBERAPA BERAT KELUHAN TERASA,
BAGAIMANA RASA, SEBERAPA SERING
TERJADI
 REGION / RADIATION :
 LOKASI KELUHAN DIRASAKAN/
DITEMUKAN, APAKAH JUGA MENYEBAR
KE AREA YANG LAIN, DAERAH/AREA
PENYEBARANNYA
 SEVERITY :
 SKALA KEGAWATANNYA
 TIMING :
 KAPAN MULAINYA DIRASAKAN,
SEBERAPA SERING KELUHAN TERSEBUT
DIRASAKAN/TERJADI, APAKAH SECARA
MENDADAK? KRONIS ?
AKTIVITAS/ISTIRAHAT
GEJALA :
KELELAHAN DAN KELE
MAHAN, KESULITAN
TIDUR
TANDA :
TAKIKARDIA, DISPNEA
MAKANAN/ CAIRAN
GEJALA :
KEHILANGAN NAFSU
MAKAN, PENURUNAN
BERAT BADAN
TANDA :
TURGOR KULIT
MENURUN, HILANG
LEMAK SUBKUTAN
NYERI/KENYAMANAN
GEJALA :
NYERI DADA
MENINGKAT
KARENA BATUK
YANG BERULANG
TANDA :
PERILAKU
DISTRAKSI,
GELISAH
PERNAPASAN
GEJALA :
, SESAK NAFAS, RIWAYAT
TUBERKULOSIS/ TERPA JAN
PADA INDIVIDU TERINFEKSI
TANDA :
PENINGKATAN FREKUENSI
PERNAFA SAN, PENGEM
BANGAN PERNAFASAN TAK
SIMETRI ( EFUSI PLEURA ),
BATUK PRODUKTIF,
KARATERISTIK SPUTUM :
HIJAU/PURULRN, MUKOID
KUNING ATAU BERCAK
INTERAKSI SOSIAL
GEJALA :
PERASAAN
ISOLASI/PENOLAKAN
KARENA PENYAKIT
MENULAR
PERUBAHAN POLA
BIASA DALAM
TANGGUNG
JAWAB/PERUBAHAN
KAPASITAS FISIK
UNTUK MELAKSA
NAKAN PERAN
PENYULUHAN/
PEMBELAJARAN
GEJALA :
 RIWAYAT
KELUARGA TB
 TIDAK
BERPARTISIPASI
DALAM TERAPI
 KAMBUHNYA TB
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
 KULTUR SPUTUM :
POSITIP
MYCOBACTERIUM
TUBERKULOSA, BTA
 TES KULIT ( PPD,
MANTOUX ) : REAKSI
POSITIP ( AREA
INDURASI 10 MM ATAU
LEBIH BESAR, TERJADI
48-72 JAM SETELAH
INJEKSI INTRA DERMAL )
FOTO THORAK
 DAPAT
MENUNJUKKAN
INFILTRASI LESI
AWAL PADA AREA
PARU
ANALISA GAS DARAH
 DAPAT NORMAL
TERGANTUNG
BERAT DAN
KERUSAKAN SISA
PADA PARU
PEMERIKSAAN FUNGSI
PARU
PENURUNAN
KAPASITAS VITAL
PARU
PENINGKATAN
RASIO UDARA
RESIDU DAN
KAPASITAS PARU
TOTAL
PRIORITAS KEPERAWATAN
1. MENINGKATKAN/MEMPERTAHAN KAN
VENTILASI/OKSIGENASI ADE KUAT
2. MENCEGAH PENYEBARAN INFEKSI
3. MENDUKUNG PERILAKU/TUGAS UNTUK
MEMPERTAHANKAN KESEHATAN
4. MENINGKATKAN STRATEGI KOPING
EFEKTIF
5. MEMBERIKAN INFORMASI TENTANG
PROSES PENYAKIT/PROGNOSA DAN
KEBUTUHAN PENGOBATAN
TUJUAN PEMULANGAN
1. FUNGSI PERNAFASAN
ADEKUAT
2. KOMPLIKASI DI CEGAH
3. POLA HIDUP/ PERILAKU
BERUBAH UNTUK
PENCEGAHAN PENYEBARAN
INFEKSI
4. PROSES
PENYAKIT/PROGNOSIS DAN
PROGNOSIS DAN PROGRAM
PENGOBATAN DIPAHAMI
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. GANGGUAN DIFUSI GAS O2 DAN CO2 BD
PENURUNAN PERMUKAAN EFEKTIF
PARU, KERUSAKAN MEMBRAN
ALVEOLAR – KAPILER, SEKRET KENTAL
DAN TEBAL
DITANDAI DENGAN :
FREKUENSI NAFAS MENINGKAT, PO2
MENURUN PCO2 MENINGKAT,
PEMERIKSAAN SPUTUM BTA +, HASIL
THORAK MENUJUKKAN AREA
KONSOLIDASI BTA, BATUK PRODUKTIF
GANGGUAN DIFUSI GAS O2 DAN CO2
INVASI KUMAN MYCOBAKTERIUM
TUBERKULOSIS MELALUI SALURAN
NAFAS

PERJALANAN MELALUI LYMPE DAN

HEMATOGEN

MENYEBAR PADA BAGIAN-BAGIAN PARU-

PARU

TUBERKEL-TUBERKEL INI PECAH

MENYEBABKAN EKSUDAT
 FIBROSIS JARINGAN

TOTAL JARINGAN PARU BERKURANG

MENURUNKAN LUAS PERMUKAAN TOTAL

MEMBRAN RESPIRASI

MENURUNKAN KAPASITAS DIFUSI GAS O2 DAN

CO2

OKSIGENASI DARAH BERKURANG

KOMPENSASI TUBUH UNTUK MENINGKATKAN

OKSIGENASI TUBUH DENGANCARA
MENINGKATKAN FREKUENSI NAFAS SERTA
KERJA ORGAN-ORGAN PERNAFASAN
RENCANA KEPERAWATAN
TUJUAN :
DIFUSI GAS ADEKUAT DENGAN
KRITERIA :
- MELAPORKAN TIDAK ADANYA /
PENURUNAN DISPNEA
- GDA DALAM RENTANG NORMAL
MANDIRI :
1. KAJI DISPNEA DAN TAKIPNEA , TAK
NORMALNYA BUNYI NAFAS,
PENINGKATAN UPAYA PERNAFASAN,
TERBATASNYA EKSPANSI PARU
RASIONAL :
TB PARU MENYEBABKAN EFEK LUAS
PADA PARU DARI BAGIAN KECIL
BRONKOPNEMONIA SAMPAI INFALMASI
DIFUS LUAS, NEKROSIS, EFFUSI
PLEURA
2. EVALUASI PERUBAHAN TINGKAT KESADARAN.
CATAT SIANOSIS DAN ATAU PERUBAHAN PADA
WARNA KULIT, TERMASUK MEMBRAN
MUKOSA/KUKU
RASIONAL :
GANGGUAN OKSIGENASI MEMPE NGARUHI
ORGAN VITAL
3. TINGKATKAN TIRAH BARING/ BATASI AKTIVITAS
DAN BANTU AKTIVITAS PERAWATAN DIRI
SESUAI KEPERLUAN
RASIONAL :
MENURUNKAN KONSUMSI OKSIGENASI/
KEBUTUHAN SELAMA PERIODE PENURU NAN
PERNAPASAN SEHINGGA DAPAT MENURUNKAN
BERATNYA GEJALA
KOLABORASI
1. PERIKSA GDA
RASIONAL :
PENURUNAN KANDUNGAN OKSIGEN ( Pa O2)
DAN ATAU SATURASI ATAU PENINGKATAN Pa
CO2 MENUNJUKKAN KEBUTUHAN UNTUK
INTERVENSI/ PERUBAHAN PROGRAM TERAPI
2. BERIKAN OKSIGEN TAMBAHAN
ALAT DALAM MEPERBAIKI HIPOKSEMIA YANG
DAPAT TERJADI SEKUNDER THD PENURUNAN
VENTILASI/ MENURUNNYA PERMUKAAN
ALVEOLAR PARU.
2. TAK EFEKTIFNYA BERSIHAN JALAN
NAFAS BD SEKRET KENTAL, KELEMA
HAN UPAYA UNTUK BATUK

DITANDAI :
- FREKUENSI PERNAFASAN, IRAMA,
KEDALAMAN TAK NORMAL
- BUNYI NAFAS TAK NORMAL
- DISPNEA
2. TIDAK EFEKTIFNYA BERSIHAN JALAN NAFAS
DENGAN ADANYA PROSES PERADANGAN PADA
JARINGAN PARU DAN SEKITARNYA

MEKANISME PERTAHANAN TUBUH

TERHADAP ADANYA Mt YAITU DENGAN
MENINGKATKAN PRODUKSI MUKUS
OLEH SEL-SEL EPITEL BERSILIA DI
SEPANJANG SALURAN PERNAFASAN

PENUMPUKAN SEKRESI PADA JALAN

NAFAS

BATUK-BATUK
RENCANA KEPERAWATAN
TUJUAN :
EFEKTINYA BERSIHAN JALAN NAFAS
KRITERIA :
- MENGELUARKAN SEKRET TANPA
BANTUAN
- MENUNJUKKAN PERILAKU UNTUK
MEPERBAIKI/ MEMPERTAHANKAN
BERSIHAN JALAN NAFAS
- SUARA NAFAS NORMAL
 MANDIRI
1. KAJI FUNGSI PERNAFASAN, CONTOH BUNYI
NAFAS, KECEPATAN, IRAMA DAN KEDALAMAN
DAN PENGGUNAAN OTOT AKSESORI
RASIONAL
PENURUNAN BUNYI NAPAS DAPAT
MENUNJUKKAN ATELEKTASIS. RONKI, MENGI
MENUNJUKKAN ADANYA AKUMULASI
SEKRET/KETIDAKMAMPUAN UNTUK
MEMBERSIHKAN JALAN NAFAS YANG
MENIMBULKAN PENGGUNAAN OTOT AKSESORI
PERNAFASAN DAN PENINGKATAN KERJA NAFAS.
2. CATAT KEMAMPUAN UNTUK MENGELUARKAN
MUKOSA/BATUK EFEKTIF, CATAT KARAKTER,
JUMLAH SPUTUM, ADANYA HEMOPTISIS

RASIONAL
PENGELUARAN SULIT BILA SEKRET
SANGAT KENTAL. SPUTUM BERDARAH
KENTAL ATAU DARAH CERAH AKIBAT
KERUSAKAN ( KAVI TAS ) PARU ATAU
LUKA BRONKIAL DAN DAPAT
MEMERLUKAN/EVALUASI INTERVENSI
LANJUT
3. BERIKAN PASIEN POSISI SEMI ATAU FOWLER.
BANTU PASIEN UNTUK BATUK DAN LATIHAN
NAFAS DALAM

RASIONAL
POSISI MEMBANTU MEMAKSIMALKAN
EKSPANSI PARU DAN MENURUNKAN
UPAYA PERNAFASAN.
VENTILASI MAKSIMAL MEMBANTU
MEMBUKA AREA ATELEKTASIS DAN
MENINGKATKAN GERAKAN SEKRET KE
DALAM JALAN NAFAS BESAR UNTUK DI
KELUARKAN.
4. PERTAHANKAN MASUKAN CAIRAN
SEDIKITNYA 2500 ML/HARI KECUALI
KONTRAINDIKASI
RASIONAL
PEMASUKAN TINGGI CAIRAN MEMBANTU
UNTUK MENGENCERKAN SEKRET,
MEMBUAT MUDAH DIKELUARKAN
KOLABORASI
1. LEMBABKAN OKSIGEN INSPIRASI
RASIONAL
MENCEGAH PENGERINGAN MEM BRAN
MUKOSA, MEMBANTU PENGENCERAN SEKRET
2. BERIKAN OBAT-OBATAN SESUAI INDIKASI :
AGEN MUKOLITIK ( MENURUNKAN KEKENTALAN
DAN PERLENGKETAN SEKRET PARU UNTUK
MEMUDAHKAN PEMBERSIHAN)
BRONKODILATOR ( MENINGKATKAN UKURAN
LUMEN PERCABANGAN TRAKEOBRONKIAL
SEHINGGA MENURUNKAN TAHANAN
TERHADAP ALIRAN UDARA
NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN
TUBUH BD ANOREKSIA, DISPNEA

DITANDAI DENGAN
BERAT BADAN DI
BAWAH BB IDEAL,
TURGOR KULIT
MENURUN,
SELERA MAKAN
KURANG
 GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI :
KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH BD ANOREKSIA,
KELEMAHAN, DISPNEA
INVASI MYCOBAKTERIUM TUBERKULOSIS DALAM TUBUH

MENINGKATKAN AKTIVITAS SELLULER

PENINGKATAN METABOLISME SECARA
BERLEBIHAN

PEMECAHAN KARBOHIDRAT, LEMAK DAN PROTEIN

BERAT BADAN TURUN

RENCANA KEPERWATAN
TUJUAN :
- MENUNJUKKAN BERAT BADAN
MENINGKAT
- BEBAS DARI TANDA MALNUTRISI
- MELAKUKAN PRILAKU/PERUBAHAN
POLA HIDUP UNTUK MENINGKATKAN
DAN ATAU MEMPERTAHANKAN BERAT
YANG TEPAT
MANDIRI
1. CATAT STATUS NUTRISI PASIEN PADA
PENERIMAAN, CATAT TURGOR KULIT, BERAT
BADAN, INTEGRITAS MUKOSA ORAL,
KEMAMPUAN/ KETIDAKMAMPUAN MENELAN,
RIWAYAT MUAL/MUNTAH
RASIONAL
BERGUNA DALAM MENDEFINISIKAN DERAJAT/
LUASNYA MASALAH DAN PILIHAN INTERVENSI
YANG TEPAT
2. PASTIKAN POLA DIET BIASA PASIEN,
YANG DISUKAI/TAK DISUKAI
RASIONAL
MEMBANTU DALAM MENGIDENTIFIKASI
KEBUTUHAN, PERTIMBANGAN
KEINGINAN INDIVIDU DAPAT
MEMPERBAIKI MASUKAN DIET
3. AWASI MASUKAN/PENGELUARAN DAN
BB SECARA PERIODIK
RASIONAL
BEGUNA DALAM MENGUKUR KEEFEK
TIFAN NUTRISI DAN DUKUNGAN CAIRAN
4. DORONG DAN BERIKAN PERIODE
ISTIRAHAT SERING
RASIONAL
MEMBANTU MENGHEMAT ENERGI
KHUSUSNYA BILA KEBUTUHAN
METABOLIK MENINGKAT SAAT DEMAM
5. BERIKAN PERAWATAN MULUT SEBELUM
DAN SESUDAH TINDAKAN PERNAFASAN
RASIONAL
MENURUNKAN RASA TAK ENAK KARENA
SISA SPUTUM ATAU OBAT UNTUK
PENGOBATAN RESPIRASI YANG
MERANGSANG PUSAT MUNTAAH
6. DORONG MAKAN SEDIKIT TAPI SERING
DENGAN MAKANAN TINGGI PROTEIN
DAN KARBOHIDRAT
RASIONAL
MEMAKSIMALKAN MASUKAN NUTRISI
KOLABURASI
1. RUJUK AHLI DIET UNTUK MENENTUKAN
KOMPOSISI DIET
RASIONAL
MEMBERIKAN BANTUAN DALAM
PERENCANAAN DIET DENGAN NUTRISI
ADEKUAT UNTUK KEBUTUHAN
METABOLIK
RESIKO TERJADINYA PENYEBARAN INFEKSI BD
PENURUNAN PERTAHANAN, KURANG
PENGETAHUAN UNTUK MENGHINDARI
PEMAJANAN PATOGEN

KURANGNYA INFORMASI
KETIDAKMAMPUAN PASIEN DAN
KELUARGA MENGENAL PROSES
PENYAKIT, PENYEBARAN DAN BAHAYA
YANG DITIMBULKAN

TIDAK MEMPERHATIKAN TEKNIK

PENCEGAHAN PENYEBARAN INFEKSI

PENYEBARAN INFEKSI BISA TERJADI

 RENCANA KEPERAWATAN :
TUJUAN : TIDAK TERJADI PENYEBARAN
INFEKSI
KRITERIA :
- DAPAT MENGIDENTIFIKASI INTERVENSI
UNTUK MENCEGAH/MENURUNKAN
RESIKO PENYEBARAN INFEKSI
- MENUNJUKKAN TEKNIK/MELAKUKAN
PERUBAHAN POLA HIDUP UNTUK
MENINGKATKAN LINGKUNGAN YANG
AMAN
INTERVENSI
 MANDIRI
1. ANJURKAN PASIEN UNTUK BATUK/BERSIN DAN
MENGELUARKAN PADA TISU DAN MENGHINDARI MELUDAH
R/ PERILAKU YANG DIPERLUKAN UNTUK MENCEGAH
PENYEBARAN INFEKSI
2. TEKANKAN UNTUK TIDAK MENGHENTIKAN TERAPI OBAT
R/ RESIKO PENYEBARAN PENYAKIT DAPAT BERLANJUT SAMPAI
3 BULAN
3. KAJI PENTINGNYA MENGIKUTI DAN KULTUR ULANG SECARA
PERIODIK TERHADAP SPUTUM UNTUK LAMANYA TERAPI
R/ ALAT DALAM PENGAWASAN EFEK DAN KEEFEKTIFAN OBAT
DAN RESPONS PASIEN TERHADAP TERAPI
4. AWASI SUHU SESUAI INDIKASI
R/ REAKSI DEMAM INDIKATOR ADANYA INFEKSI
LANJUT
5. JELASKAN DOSIS OBAT, FREKUENSI
PEMBERIAN, ALASAN PENGOBATAN YANG
LAMA
R/ MENINGKATKAN KERJASAMA DALAM PROGRAM
PENGOBATAN DAN MENCEGAH PENGHENTIAN
OBAT SESUAI PERBAIKAN KONDISI PASIEN.
6. DORONG UNTUK TIDAK MEROKOK
R/ MESKIPUN TIDAK MERANGSANG
BERULANGNYA TB TETAPI MENINGKATKAN
DISFUNGSI PERNAFASAN/BRONKHITIS
KOLABURASI

1. BERIKAN AGEN ANTIINFEKSI SESUAI DENGAN

INDIKASI, CONTOH :
OBAT UTAMA : ISONIAZID ( INH ), ETAMBUTOL,
RIFAMFISIN
2. AWASI PEMERIKSAAN LAB : CONTOH HASIL
USAP SPUTUM
R/ PASIEN YANG MENGALAMI 3 USAPAN NEGATIF (
MEMERLUKAN 3-5 BULAN ), PERLU MENTAATI
PROGRAM OBAT.
PELAKSANAAN
 BERDASARKAN
RENCANA
TINDAKAN YANG
TELAH DISUSUN
EVALUASI
MELAKUKAN
EVALUASI
BERDASARKAN
TUJUAN DAN
KRITERIA HASIL
YANG TELAH
DISUSUN