Sunteți pe pagina 1din 50

FARMAKOTERAPI KARDIOVASKULER

PENDAHULUAN
Kardiovaskuler:
Kardio = Jantung
01  Iskemik : Angina Pektoris  Infark miokard
 Gagal Jantung
 Aritmia

02 Vasa
Hipertensi & hipotensi

Darah
03 Viskositas, lipid darah, ganggguan
keseimbangan asam-basa, gangguan
keseimbangan elektrolit
Sistem
Kardio-
vaskuler

Cara kerja jantung?


Atrium kanan menerima darah miskin O2 dari seluruh tubuh melalui vena
cava  darah dialirkan ke ventrikel kanan  dipompakan keluar jantung
menuju paru-paru melalui arteri pulmonalis  pertukaran CO2 dgn O2 
darah kaya O2 melalui vena pulmonalis dipompakan masuk ke atrium kiri
 ventrikel kiri  dialirkan ke seluruh tubuh melalui aorta
SISTEM KORONARIA

 Sistem koronaria tersusun dari pembuluh-pembuluh darah.


 Arteri koroner menyediakan darah kaya oksigen untuk otot
jantung.
 Cabang-cabang dari arteri koroner (arteriol) mengelilingi
permukaan jantung dan menyalurkan darah melalui otot
jantung, yang kemudian didistribusikan ke seluruh sel jantung.
 Sedangkan vena koroner bertugas membawa darah yang
sudah kekurangan oksigen keluar dari otot jantung.
ALAT PACU JANTUNG ALAMI
(PACEMAKER)

 Pemacu utama dan pengatur ritme jantung : Nodus SA (sinoatrial)


 Sel-sel pencetus yang mengatur kontraksi jantung, yaitu: Nodus SA,
nodus AV (atrioventrikuler), berkas AV, dan serat purkinje
 Impuls listrik jantung dihasilkan di nodus SA  melalui otot atrium ke
nodus AV mengalami filtrasi dan penundaan  berkas His serat
Purkinje  otot ventrikel
 Impuls nodus SA = 70-80 x/menit
 Impuls nodus AV = 40-60 x/menit
 Impuls nodus Purkinje = 15-40 x/menit
SIKLUS JANTUNG

 Diastol : Katup AV membuka  darah


mengalir dari atrium ke ventrikel  katup aorta
dan pulmo menutup  tanda: Volume diastolik-
akhir  saat ventrikel relaksasi
 Sistol : Darah dipompa keluar ventrikel masuk
ke arteri aorta dan pulmo (saat ventrikel
berkontraksi)
ELEKTROKARDIOGRAM (EKG)
 Pengukuran arus listrik di jantung
 Ada 3 arus:
 Gelombang P (depolarisasi atrium)
 Kelompok QRS (depolarisasi ventrikel)
 Gelombang T (repolarisasi ventrikel)
 Pola EKG:
 Pola tiga gelombang yg berulang-ulang sesuai setiap denyutan
 Kompleks QRS selalu mengikuti gelombang P
 Ukuran depolarisasi atrium lebih kecil daripada ventrikel (massa
otot)
ANGINA PEKTORIS
FARMAKOTERAPI SISTEM KARDIOVASKULER
ANGINA PEKTORIS

Merupakan sindroma nyeri dada


akibat kekurangan oksigen dan
penurunan atau tidak adanya aliran
darah ke miokardium oleh karena
penyempitan atau terhalangnya
arteri koroner (iskemia jantung).
Terjadi ketidakseimbangan
antara suplai oksigen yang
dipasok ke jantung melalui
pembuluh darah koroner
dengan kebutuhan oksigen
di jantung.

ANGINA
PEKTORIS
Kebutuhan oksigen di jantung meningkat
selama ...

Kondisi Tirotoksiko
Aktivitas Fisik Emosi Vasospasme
sis, Hipertensi
EPIDEMIOLOGI
Data epidemiologi menunjukkan bahwa prevalensi
angina meningkat seiring bertambahnya usia baik
pada pria maupun wanita.
Angina pektoris dialami oleh
Usia 45-64 tahun :

4% 5%
Meningkat pada usia 65-84 tahun:

12% 10%
PATOGENESIS
ETIOLOGI
Faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi
a) Riwayat keluarga : 5% populasi memiliki riwayat CAD
b) Umur : resiko CAD meningkat dengan bertambahnya umur. Biasanya di atas
umur 40 tahun, diperkirakan karena fleksibilitas arteri mengecil.
c) Jenis kelamin :
- Insidensi CAD pada wanita premenopous lebih rendah dibanding pria pd
umur yang sama dengan wanita.
- Insidensi meningkat pada wanita berumur diatas 65 tahun dibanding pd
pria.
ETIOLOGI

Faktor resiko yang dapat dimodifikasi


Merokok dapat meningkatkan kejadian CAD 2-3x
Hipertensi memicu perparahan terjadinya iskemik
Hiperlipidemia. Kondisi hiperlipid dapat meningkatkan
kolestrol dan meningkatkan kejadian CAD
KLASIFIKASI
Angina pektoris digolongkan menjadi tiga, yaitu:
Angina Stabil Angina Varian Angina Tak
01 (Klasik) 02 (Prinzmetal) 03 Stabil
 Serangan terjadi saat  Serangan bisa terjadi  Istilah lain: angina
kerja fisik atau emosi selama kondisi preinfark, dekubitus,
 Derajat nyeri atau istirahat dan bisa kresendo
ketidaknyamanan juga di pagi hari,  Serangan bisa terjadi
tidak mengalami akibat penurunan selama kondisi istirahat
perubahan selama 60 suplai O2 ke miokard maupun bekerja
hari secara tiba-tiba  Stadium lanjutan dari
 Penyebab:  Penyebab: Spasme riwayat angina stabil
aterosklerosis arteri koroner dengan keluhan semakin
progresif
ANGINA STABIL
ANGINA VARIAN
Faktor pemicu, simptom dan tanda
serangan angina
Faktor pemicu:
 Aktivitas fisik  naik tangga, saat berhubungan
badan, bersepeda, jogging
 Emosi  HR meningkat
 Makan terlalu banyak  perfusi GI meningkat
 Cuaca berangin dan dingin  vasokonstriksi
perifer (resistensi perifer meningkat)

Simptom:
 Onset : nyeri bisa selama 30 detik atau sampai 30 menit
 Dada terasa sesak
 Hilang bila beristirahat atau pemberian obat Nitrat
 Nyeri menyebar ke rahang, bahu, punggung atau lengan
 Takikardi, berkeringat, gelisah
 Susah bernafas
Faktor pemicu, simptom dan tanda
serangan angina

Tanda:
Rekaman EKG
 Selama serangan :
Angina stabil 
depresi segmen ST
Angina varian 
elevasi segmen ST
 Antara serangan :
normal
DIAGNOSA
a) Riwayat kesehatan pasien
b) Electrocardiogram (EKG)
c) Echocardiograhy  Mengukur denyut jantung membandingkan gerakan
dinding vestibular ketika istirahat dan stress.
d) Exercise tolerance testing ( ETT)
e) Thallium stress test  Dikonjungsikan dengan ETT unutk mendeteksi ke
rusakan-kerusakan reversibel dan irreversibel pada aliran darah
f) Tes Laboratorium Sinar X
g) Angiocardiografi radionuclida
h) Keteterisasi kardiak dan arteriografi koroner.
MANAJEMEN TERAPI
ANGINA PEKTORIS
TUJUAN TERAPI
Tujuan Jangka Tujuan Jangka
Pendek Panjang
Mengurangi atau  Mencegah kejadian
mencegah gejala penyakit jantung
angina yang koroner seperti infark
membatasi miokard, aritmia, dan
kemampuan aktivitas gagal jantung
fisik dan memperburuk  Meningkatkan
kualitas hidup. kualitas hidup pasien.
TERAPI NON FARMAKOLOGI
 Revaskularisasi
Keputusan untuk melakukan prosedur pembedahan PCI (perkutan
Coronary Intervention) atau CABG (Coronary arteri bypass grafting)
berdasarkan tingkat penyakit koroner (jumlah Lokasi / jumlah
stenosis) dan fungsi ventrikel.
 Kurangi merokok
 Kurangi stress
 Kurangi minuman beralkohol
 Dier
A
L
G T
O E
R R
I A
T P
M I
A
A
L
G T
O E
R R
I A
T P
M I
A
OBAT-OBAT YANG DIGUNAKAN UNTUK
TERAPI ANGINA
Secara umum, obat anti angina terdiri dari 3 golongan yaitu:
1. Nitrat : Nitrogliserin, ISDN, ISMN
2. Calcium Channel Blockers (CCB) : Nifedipin, Verapamil,
Diltiazem
3. Beta bloker
Menurunkan suplai oksigen di miokardium melalui penurunan kebutuh
an oksigen yang memicu penurunan denyut jantung, volume ventrikuler,
tekanan darah dan kontraktilitas
OBAT-OBAT YANG DIGUNAKAN UNTUK
TERAPI ANGINA
 Pada beberapa pasien, Golongan Nitrat dan CCB
memicu redistribusi aliran darah koroner dan
meningkatkan suplai oksigen ke jaringan iskemik.
 Pada angina varian, terdapat 2 golongan obat
yang juga meningkatkan suplai oksigen ke
jantung melalui penurunan spasme arteri
koroner
DESKRIPSI OBAT
ANTI ANGINA
1. NITRAT
Aksi nitrat  mengurangi kebutuhan oksigen
miokardial sekunder melalui venodilatasi dan
dilatasi arterial-arteriolar  menurunkan
tekanan dan volume ventrikular
1. NITRAT
Farmakokinetika:
 Waktu paruh nitrogliserin yaitu 1-5 menit tergantung rutenya  Sediaan
transdermal atau lepas lambat berpotensi menguntungkan
 ISDN dimetabolisme menjadi isosorbid 2- dan 5- mononitrat (ISMN)
 ISMN memiliki waktu paruh sekitar 5 jam, dpt diberikan 1-2 dd 1
(tergantung sediaan)

Indikasi:
 Mengakhiri serangan angina akut
 Mencegah upaya atau tekanan yang menginduksi serangan
 Profilaksis jangka panjang  kombinasi dengan beta bloker atau CCB
 Sediaan nitrogliserin sublingual, bukal, dan spray lebih dipilih untuk
mengurangi serangan angina
 Sediaan transdermal (kombinasi nitrat+CCB; nitrat+ beta bloker) 
masalah: toleransi
STRATEGI MENGHINDARI TOLERANSI
PADA GOL. NITRAT

 Memberikan nitrat-bebas dengan interval 8-12


jam setiap hari
 ISDN tidak digunakan lebih dari 3 kali sehari
 Dikombinasikan dengan obat yang memiliki
mekanisme kerja tambahan untuk terapi
profilaksis kronis
2. CCB
 Aksi langsung  Vasodilatasi arteriol sistemik dan arteri
koroner  mengurangi tekanan arteri dan tahanan
pembuluh darah koroner
 Menurunkan kontraktilitas miokardium dan kecepatan
konduksi nodus sinoatrial (SA) dan atrioventrikular (AV)
 Digunakan untuk:
a. Pasien KI atau intoleransi terhadap beta bloker
b. Angina Prinzmetal, penyakit vaskuler periferal,
disfungsi ventrikuler parah dan hipertensi simultan
2. CCB
 Verapamil dan diltiazem menyebabkan vasodilatasi di
perifer berkurang daripada dihidropiridin seperti nifedipin
 Amlodipin  terapi pilihan untuk disfungsi ventrikuler
parah
 ESO: Edema periferal, konstipasi dan pusing

 Perbedaan dari beta bloker, CCB memiliki potensi untuk


memperbaiki aliran darah melalui daerah hambatan
koroner  penghambatan vasomosi dan vasospasmus
arteri koroner
2. CCB
3. BETA BLOKER
 Menurunkan HR, kontraktilitas, dan tekanan darah 
mengurangi MVO2 (myocardial oxygen demand)
 Tidak meningkatkan suplai oksigen
 Pengobatan objektif mencakup penurunan denyut jantung
istirahat hingga 50-60 denyut/menit dan pembatasan
aktivitas fisik maksimal denyut jantung hingga 100
denyut/ menit
3. BETA BLOKER
 Semua beta bloker sama efektifnya
 Cardioselective beta blockers digunakan untuk
meminimalkan ESO seperti bronkospasme dan disfungsi
seksual
 ESO: hipotensi, gagal jantung, bradikardia,blokade
jantung, bronkospasme, perubahan metabolisme glukosa,
fatigue, malaise dan depresi
TERAPI FARMAKOLOGI
Terapi Angina Stabil :
 Terapi Nitrat  Digunakan sebagai terapi awal serangan
akut bila episode serangan tidak terlalu sering (beberapa
kali per bulan)
 Profilaksis saat beraktivitas  Nitrogliserin 0,3 – 0,4 mg
secara sublingual, dikonsumsi 5 menit sebelum aktivitas
 Bila serangan > sekali dalam sehari  Gol. Beta blockers
(e.g., potential cardioprotective effects, antiarrhythmic
effects, lack of tolerance, antihypertensive efficacy)
TERAPI FARMAKOLOGI
Terapi Angina Stabil :
 Calcium Channel Blockers (CCB)  Meningkatkan
coronary blood flow (vasodilatasi)  menurunkan MVO2/
myocardial oxygen demand ( dan sebagai terapi alternatif
pengganti beta blockers
 Long acting forms of nitroglycerin (oral or transdermal :
ISDN, ISMN)  juga efektif, tetapi terjadinya toleransi 
penggunaan dibatasi
TERAPI FARMAKOLOGI
Terapi Angina Varian :
 Nitrates  Terapi utama dan kebanyakan pasien
merespon cepat untuk Nitrogliserin atau ISDN sublingual
 CCB : Nifedipin, verapamil dan diltiazem  sama
efektifnya sebagai terapi tunggal
 Bila pasien tidak merespon pada terapi CCB  tambahkan
nitrat
 Kombinasi nifedipin + diltiazem atau nifedipin + verapamil
 dilaporkan bermanfaat untuk pasien yang tidak
merespon dengan regimen dosis tunggal
CATATAN PENTING

Beta blockers  little or no role in the


management of variant angina 
dapat memacu coronary
vasoconstriction and prolong
ischemia
OBAT ANTI ANGINA
LAINNYA
RANOLAZINE
 Ranolazine mengurangi kelebihan kalsium pada miosit iskemik melalui
penghambatan arus natrium  disebut juga golongan sodium channel
blocker
 Ranolazine diindikasikan untuk pengobatan angina kronis.
 Ranolazine digunakan untuk pasien yg belum mencapai respons yang
memadai terhadap obat antiangina lainnya.
 Ranolazine harus digunakan dlm kombinasi dengan amlodipine, beta-
blocker, atau nitrat.
 Dosis : 500 mg dua kali sehari & naik menjadi 1000mg dua x sehari jika
perlu berdasarkan gejala.
 Efek samping yang paling umum : pusing, sakit kepala, sembelit, dan
mual.
Thank you
Any Question?

S-ar putea să vă placă și