PASIEN Tn.B DENGAN TB PARU DI RUANG PENYAKIT DALAM RSU CUT NYAK DHIEN MEULABOH SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) MEDIK SERAMOE BARAT MEULABOH PROGRAM STUDI PROFESI NERS TAHUN AJARAN 2019
DISUSUN OLEH KELOMPOK B
Endang Prihatin, S.Kep
Latifatuddini, S.Kep Elidar, S.Kep Ida Suryadiana, S.Kep Dian Aprilia, S.Kep Wiwik Rudiana, S.Kep A’an Fadhiani, S.Kep Hanifah, S.Kep Erismawati, S.Kep Darlinawati, S.Kep Maisuri, S.Kep Habibon, S.Kep MASALAH TB DI INDONESIA Pengertian Tuberculosis Paru (TB Paru) adalah penyakit akibat kuman mycobakterium tuberkulosis sistemis sehingga dapat mengenai semua organ tubuh dengan lokasi terbanyak di paru paru yang biasanya merupakan lokasi infeksi primer. Tuberculosis paru merupakan penyakit infeksi saluran napas bagian bawah yang menyerang jaringan paru atau atau parenkim paru oleh basil mycobakterium tuberculosis. Penularan Dan Faktor-Faktor Resiko : Tubercolosis ditularkan dari orang ke orang oleh transmisi melalui udara. Individu terinsfeksi melalui berbicara, batuk, bersin, tertawa atau bernyanyi, melepaskan droplet besar (lebih besar dari 100u) dan kecil (1 sampai 5 u). Droplet yang besar menetap, sementara droplet yang kecil tertahan diudara dan terhirup oleh individu yang rentan Individu yang beresiko tinggi untuk tertular tuberculosis adalah : Mereka yang kontak dekat dengan seseorang yang mempunyai TB aktif Individu imunosupresif (Termasuk lansia, pasien dengan kanker, mereka yang dalam terapi kortikosteroid atau mereka yang terinfeksi dengan HIV) Pengguna obat-obatan IV dan alkoholik Setiap individu tanpa perawatan kesehatan yang adekuat (tunawisma, tahanan, etnik dan ras minoritas terutama anak- anak dibawah usia 15 tahun atau dewasa muda antara yang berusia 15-44 tahun) Setiap individu dengan gangguan medis yang sudah ada sebelumnya (misalnya diabetes, gagal ginjal kronis, silikosis, penyimpangan gizi)Setiap individu yang tinggal di institusi (misalnya fasilitas perawatan jangka panjang, institusi psikiatrik, penjara)Individu yang tinggal didaerah perumahan substandar kumuhPetugas kesehatan Gejala umum yang timbul pada penderita TBC paru diantaranya Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul. Penurunan nafsu makan dan berat badan. Batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah). Perasaan tidak enak (malaise), lemah. Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat. disertai dengan keluhan sakit dada. Hal-hal yang perlu diperhatikan Bila ada batuk ≥ 2 minggu Nyeri dada Sesak Nafas Demam
Bila ada gejala seperti diatas segera periksakan ke
dokter Penanganan TB Paru Kontrol teratur sesuai jadwal Obat dimakan sesuai aturan Bila ada keluhan setelah makan obat TB, jangan berhenti sendiri. Segera konsultasi ke dokter. Karena kemungkinan ada efek samping obat Bila batuk, mulut ditutup dengan menggunakan tissue atau sapu tangan. Bila ada batuk darah segar, periksakan ke dokter dan hindari makanan yang merangsang batuk (makanan kering/ terlalu berminyak) Diet (Makanan) Makanan yang mengandung unsur karbohidrat (nasi, umbi-umbian, tepung, roti) Protein Hewani : telur, ikan, daging, susu. Protein Nabati : tahu, tempe, kacang-kacangan Lemak (minyak, mentega/margarin) Vitamin dan mineral (sayuran dan buah) Air Hal-hal yang perlu diperhatikan penderita TB Paru : Perhatikan kebersihan makanan yang dikonsumsi. Masaklah dengan sempurna makanan yang anda masak, sebaiknya makanan disimpan dalam keadaan tertutup dan cucilah tangan sebelum makan. Cukup mengkonsumsi sayuran dan buah. Namun, hindari buah asam dan menimbulkan gas seperti : kedondong, nanas, durian, nangka. Konsumsi makanan yang mengandung tinggi protein (telur, susu, daging ayam, daging sapi, serta penambahan protein nabati) untuk mengganti sel-sel yang rusak. OAT (Obat Anti Tuberkulosis) diminum dalam keadaan perut kosong (berkaitan dengan makanan telah dimetabolisme kurang lebih 2 jam sesudah makan).Tidak ada pantangan/ larangan khusus penderita TB paru terhadap makanan kecuali penderita TB paru yang disertai dengan penyakit lain (Seperti : Diabetes Mellitus, Penyakit hati dan lain-lain). Pada keadaan ini segera konsultasi gizi.Pada penderita TB Paru yang menyusui, ASI tetap diberikan kepada bayinya dengan memakai masker/ penutup mulut. Identitas Pasien Nama : Tn.B Umur : 23 Tahun Pekerjaan : Swasta Alamat : Meureubo No.RM : 37-96-35 Tanggal Masuk : 3/8-2019 Diagnosa Medik : TB Paru Riwayat penyakit: Pasien sudah menderita TB Paru sejak 3 Tahun,selama ini pasien melakukan pengobatan di puskesmas,sudah pernah dilakukan pemeriksaan dahak(sputum).belum mendapatkan OAT,pernah batuk darah,sesak,berkeringat dingin,mual,terjadi penurunan BB,anorexia,mudah lelah,demam. Riwayat Kesehatan Keluarga: Ada anggota keluarga yang menderita TB Paru,yaitu ayahnya. 1.Keadaan Umum : K/U lemah,sesak(+),batuk berdarah (+),Deman (+),mudah lelah (+).gelisah(+). 2.Kesadaran : Composmentis(E:4,V:5,M:6)=15 3.TTV : TD : 110/70 mmHg : HR : 110 x/m : Temp : 37.8 ᵒC : RR : 26 x/m 4. BB : 48 Kg TB : 163 Cm 5. Sistem Pernafasan : Dada,Thorak,paru. Dada : simetris,tidak ada bekas luka,perkembangan paru keduanya sama.terdengar suara Ronchi diparu ki/ka,perkusi terdengar sonor. Jantung : Tidak tampak pembesaran jantung. Abdomen : Bersih tak ada bekas luka operasi,simetris,peristaltik 18x/m Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid Genetalia : tidak ada kelainan Muskuloskeletal : mengalami sedikit kelemahan gerak Ektremitas atas : 5/5, terpasang infus NaCl 0,9 % 20 tpm Ektremitas bawah : 4/4 Hasil laboratorium : HB : 10 gr/dl GDS : 94 mg/dl Kolesterol :250 mg Ureum : 26 mg/dl Kreatinin : 0,73 mg/dl GD :B SGOT : 72 U/I (37ᵒ) SGPT : 32 U/I (37ᵒ) ProgramTerapi 1.Infus NaCl 0,9% 20 tpm 2.Infus aminofluid 1000ml/hari 3.Ij.Ranitidin 2 amp/24 jam 4.Ij. Cefrtiaxon 1 Gr/12 jam 5.Ij.Metoklopramid 1a/8 jam 6.Vitamin B Compleks (1x1) 7.Curcuma Tab 3 x 1 oral ANALISA DATA Data Etiologi Masalah DS : Pasien mengatakan batuk Penumpukan secret Ketidakefektifan berdahak bersihan jalan nafas. DO: Kesadaran CM TTV : TD 90/70 mmHg N :110x/m T :38.9ᵒC RR: 26 x/m Terdapat hasil sputum BTA(+) Oksigen terpasang 8-10Lt/m (NRM) Pasien tampak sering batuk dan gelisah tak bisa mengeluarkan sekret. Hasil Rongent paru menunjukan gambaran TBC paru. Bunyi Ronki (+) dikedua paru. Data Etiologi Masalah Ds : pasien mengatakan Intake yang tak seimbang Ketidakseimbangan lemas dan aktifitasnya nutrisi kurang dari sering dibantu oleh orang kebutuhan lain,kaki terasa lunglai ,tidak napsu makan, kurus dan penurunan BB dalam beberapa bulan terakhir DO: -pasien sering mual -muntah 6-7 kali sehari selama perawatan -BB: 48 Kg (turun 10 Kg selama beberapa bulan) -konjungtiva anemis -Kehilangan tonus otot -nampak tidak menghabiskan porsi makan yang diberi (M2 TKTP+ telur) Intervensi Keperawatan tanggal pengkajian :5-8/08/2019 (hari 3) No Diagnosa Tujuan/Kriteria Hasil Intervensi 1 Ketidakefektifan Tujuan: -Kaji fungsi bersihan jalan Mempertahankan jalan pernafasan:bunyi nafas b/d secret nafas nafas,kecepatan,irama dan kental,kelemahan Kriteria: kedalaman pernafasan. upaya batuk. Nafas normal 16-20x/m -ajarkan pasien batuk efektif Batuk hilang -atur posisi tidur pasien Produksi sekret menjadi dengan semi fowler lebih sedikit -anjurkan banyak minum Sesak(-) air/masukan cairan ±2500 Pasien dapat cc/hari mengeluarkan sekret -Kolaborasi untuk tanpa bantuan pemberian obat-obatan mukolitik. No. Tgl Implementasi Evaluasi DX 1 5/8/19 -Melakukan pengkajian fungsi S:Pasien masih mengeluhkan sesak pernafasan:bunyi nafas= nafas, batuk-batuk,dan kesulitan ronkhi, mengeluarkan sekret. Kecepatan= 28-30x/m O:-RR:28 x/m,berkeringat dingin(+) irama+= irreguler -Terpasang Oksigen 5-8 lt/m Jenis pernafasan: -Sputum yang dikeluarkan masih thorakoabdomen tampak kemerahan -Mengajarkan pasien batuk -batuk (+) efektif dan bagaimana cara A: Sesak belum teratasi mengeluarkan sekret. P: -Mengatur posisi tidur pasien -Lanjutkan pemberian Oksigen 5-8 dengan semi fowler,dan atm/m (NRM) membantu memaksimalkan -Mengawasi tanda-tanda kekurangan ekspansi paru dalam bernafas. oksigen tubuh (cianosis)dengan -anjrkan banyak minum pementauan SPO2. air/masukan cairan ±2500 -Melakukan nebulezer dengan cc/hari pemberian ventolin -Kolaborasi untuk pemberian -Suctioning obat-obatan mukolitik. -kolaborasi untuk pemberian obat mukolitik No. Tgl Implementasi Evaluasi Dx 1 6/08/19 -Lanjutkan pemberian Oksigen S:pasien mengeluhkan masih 5-8 atm/m (NRM) batuk,sesak berkurang,dahak tak -Mengawasi tanda-tanda bercampur darah lagi. kekurangan oksigen tubuh O: (cianosis)dengan pementauan -Sesak berkurang SPO2. -Keringat dingin berkurang -Melakukan nebulezer dengan -batuk masih,tak bercampur pemberian ventolin darah. -Suctioning -SPO2:100% -kolaborasi untuk pemberian -Oksigen terpasang 2-4 obat mukolitik atm/m(Nasal kanule) -gelisah(-) A: Sesak mulai teratasi sebagian P: -Lanjutkan terapi sesuai intruksi,untuk nebulezer,penggunaan mokolitik,pemberian diet nutrisi yang adekuat,pertahankan posisi tidur semi fowler,cek Lab untuk pemeriksaan HIV. No. Tgl/Jam Implementasi Evaluasi Dx 1 7/08/19 -Melanjutkan terapi sesuai S;-batuk sudah banyak kurang intruksi,untuk -sesak dan dahak sudah kurang, nebulezer+Ventolin 1a/8jam sudah bisa aktifitas seperti biasa. -Penggunaan obat mokolitik O: seperti mucos/ambroksol -Batuk,sesak,keringat dingin sudah -pemberian diet nutrisi yang banyak berkurang. adekuat(IVFD Aminofluid 1 -Hasil Cek HIV hasil(-) Fles/hari, Diet M2 -pasien sudah bisa tidur nyenyak TKTP+telur,Buah) tanpa terganggu batuk. -Mempertahankan posisi A: Sesak teratasi tidur semi fowler, P:-Oksigen dihentikan -cek Lab untuk pemeriksaan -terapi injeksi diganti dengan HIV hasil(-) terapi oral,termasuk pemberian OAT. -Persiapan pasien pulang besok. -pasien diajarkan penggunaan masker,dan etika batuk. No Diagnosa Tujuan/Kriteria Hasil Intervensi 2 Ketidakseimbangan Kebutuhan nutrisi 1.Kaji pola makan dan nutrisi kurang dari dapat terpenuhi dengan tanyakan tentang makanan kebutuhan kriteria sebagai berikut : kesukaan paien dan · nafsu makan makanan yang tidak meningkat disukai oleh pasien. · Porsi makan 2. timbang BB setiap hari dihabiskan 3.kolaborasi dengan tim · K/U baik gizi dalam pemberian diet · BB normal (63 kg) yang tepat No. Tgl Implementasi Evaluasi DX
2 5/08/19 1.Mengkaji pola makan dan S: pasien mengatakan belum
tanyakan tentang makanan selera makan.karena masih batuk kesukaan pasien dan O: makanan yang tidak disukai -Batuk (+),mual(+),mukosa oleh pasien,memantau kering(+),BB=48Kg,Infus seberapa banyak porsi yang terpasang cairan NaCl 0,9% : dihabiskan setiap disajikan. aminofluid (3:1),pasien tampak 2. Menimbang BB setiap hari tidak mampu menghabiskan dan mencatat penambahan porsi makannya. berat badan A:Ketidakseimbangan nutrisi 3.Melakukan kolaborasi belum teratasi dengan tim gizi dalam P: pemberian diet yang tepat -Melanjutkan pemberian nutrisi (diet M2 TKTP+telur) oral & parenteral 4.Melakukan pemasangan -Lanjutkan intervensi infus asam amino. pengawasan dan motivasi (kolaborasi ) pemenuhan nutrisi. No. Tgl Implementasi Evaluasi DX 2 8/08/19 -Melanjutkan pemberian S: pasien mengatakan sudah selera nutrisi oral & parenteral makan. Batuk sudah kurang -Lanjutkan intervensi O: pengawasan dan motivasi -Batuk (sesekali),mual(-),mukosa pemenuhan nutrisi. kering(lembab),BB=50Kg,Infus terpasang cairan NaCl 0,9% : aminofluid (3:1),pasien tampak sudah mulai menghabiskan porsi makannya. A:Ketidakseimbangan nutrisi sudah teratasi sebagian P: -Melanjutkan pemberian nutrisi oral & parenteral -Lanjutkan intervensi pengawasan dan motivasi pemenuhan nutrisi.