Sunteți pe pagina 1din 18

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN


SATUAN KERJA PENGEMBANGAN LALU LINTAS DAN PENINGKATANANGKUTAN KERETA API

Studi Trase Reaktivasi Jalur Kereta Api


Lintas Rangkasbitung - Labuan

Laporan Pendahuluan
Mei 2015
a. Maksud dari Studi Trase Reaktivasi Jalur KA Lintas Rangkasbitung – Labuan ini
adalah untuk mengetahui kelayakan pengaktifan kembali jalur ini baik dari aspek
teknis, keuangan, ekonomi dan lingkungan.

b. Tujuan kegiatan:
Secara garis besar ruang lingkup pekerjaan ini meliputi:
• Untuk mengevaluasi kelayakan Studi Trase reaktivasi jalur kereta api lintas
Rangkasbitung – Labuan
• Harmonisasi antara rencana reaktivasi jalur kereta api lintas Rangkasbitung –
Labuan dan perencanaan tata ruang wilayah sesuai tatarannya.
• Untuk membuat rencana tapak rekativasi jalur kereta api lintas Rangkasbitung –
Labuan yang telah diketahui titik koordinatnya
• Pengendalian pemanfaatan ruang untuk jaringan kereta api dalam rangka
perlindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negative terhadap lingkungan
akibat pembangunan reaktivasi jalur kereta api lintas Rangkasbitung – Labuan.
• Pedoman untuk melaksanakan kegiatan perencanaan teknis, analisis mengenai
dampak lingkungan hidup, serta pengadaan tanah sebelum melaksanakan
pembanguan rekativasi jalur kereta api lintas Rangkasbitung – Labuan.
Jarak Singkat Pekerjaan Untuk
Studi Trase reaktivasi jalur
kereta api lintas Rangkasbitung
– Labuan
Lokasi Pekerjaan Untuk Studi
Trase reaktivasi jalur kereta api
lintas Rangkasbitung – Labuan
Bagan Alir Pekerjaan Untuk
Studi Trase reaktivasi jalur
kereta api lintas Rangkasbitung
– Labuan
Kriteria Jalan KA dan Material jalan KA

Lebar spur 1067mm Small gauge


Bantalan Beton Bertulang, pratekan
Ril UIC 54
Alat penambat Elastik ganda
Sambungan Plat sambung Dengan 6 mur dan bout
Balas Tebal 30cm dibawah Bahan batu keras, lulus uji
bantalan coba di laboratorium
Radius jari-jari lengkung Minimal 800m
Jarak 2 bantalan 60cm
Daya dukung tanah dasar CBR 8
jalan KA
Kecepatan Maximum 120 km/jam

Kelandaian 6‰
Timbunan/Urugan Maximum 18m
Max. Tekanan Gandar 18 ton
Peta RTRW Provinsi Banten
2010-2030
Variabel Studi Kelayakan (2009) Studi Trase (2015)

Lengkung minimal 440 m 800 m


Geometri Jalan KA

Pembebasan lahan Tidak ada, hanya Diusahakan seminimal


relokasi beberapa mungkin
bangunan pada tanah
PT.KA

Penentuan stasiun Jumlah sama dengan Disesuaikan dengan


stasiun eksisting potensi dan aksesibilitas
masyakarat dan industri

Pertimbangan Trase eksisting dengan Seminimal mungkin


perlintasan jalan raya mempertimbangkan dengan
rencana pembangunan mempertimbangan
tahun 2009 – 2029. rencana pembangunan
Dengan total perlintasan provinsi 2010 – 2030
sebanyak 15 buah. dan rencana
pembangunan
kabupaten 2014 – 2034.
Dengan total perlintasan
sebanyak 9 buah.
Jalur KA Eksisting
Jalur KA Alternatif 1
Jalur KA Alternatif 2
 Pembobotan & Proses Skoring
No Kriteria/Kandidat Variabel Eksisting Alternatif 1 Alternatif 2

1 Karakteristik Pelayanan
1a. Jarak (km) 56,448 56,185 53,511
1b. Kecepatan km/jam 50 70 120
2 Kemudahan Pelaksanaan
2a. Guna Lahan yang perlu dibebaskan (%)
* Pemukiman (%) 37.84% 35.81% 25.95%
* Kebun/Sawah/Jalan Setapak (%) 60.50% 62.23% 68.56%
2b. Kondisi topografi trase Datar Datar Datar
2c. Kemudahan Pelaksanaan Konstruksi Tidak Memerlukan Tidak Memerlukan Tidak Memerlukan
Rekayasa Rekayasa Rekayasa
3 Biaya Konstruksi
3a. Panjang Jembatan (buah) 55 55 58
3b. Estimate Biaya Kontruksi (milyar Rp.) 361.484 379.866 381.750
4 intregrasi kan Jaringan dan simpul intra dan antarmoda
4a Hirarki dan integrasi dengan jalan di sekitarnya
4b Mengintregrasi kan Jaringan dan simpul intra dan
antarmoda sesuai sesuai sesuai

5 Dukungan Terhadap Rencana Pengembangan


5a. Kesesuaian dengan rencana transportasi terkait RTRW Provinsi RTRW Provinsi RTRW Provinsi
Banten Banten Banten

5b. Pemanfaatan atau keterhubungan dengan jaringan lintas Lintas Rangkasbitung Lintas Rangkasbitung Lintas Rangkasbitung
eksisting - Labuan - Labuan - Labuan

6 Dampak terhadap Kinerja Jaringan Jalan


6a. Potensi pengurangan kemacetan di jalan raya besar besar besar
6b. Jumlah titik potensi untuk mengurangi gangguan persilangan
sedang sedang rendah
dengan jalan raya
7 Dampak Lingkungan
7a. Keberadaan kawasan (flora dan Fauna) yang dilindungi tidak ada tidak ada tidak ada
7b. Menghindari lintasan melalui kawasan hutan lintung situs dan
tempat-tempat bersejarah lainnya
7c Mempertimbangkan , melindungi perlindungan sosial budaya
tidak ada tidak ada tidak ada
lokal,
7d Aksebilitas untuk menggerakan aktifitas dan produktifitas dan
industri perkebunan dan pariwisata
Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2015
 PENILAIAN ALTERNATIF TRASE
Skor 1 Skor 2
No Kriteria/Kandidat Variabel Bobot
Eks Alt. 1 Alt. 2 Eks Alt. 1 Alt. 2
1 Karakteristik Pelayanan 12.5
1a Jarak (km) 0.948 0.9524 1.00 11.85 11.91 12.5
1b Kecepatan 0.417 0.583 1.000 5.21 7.29 12.5
2 Kemudahan Pelaksanaan 12.5
2a Guna Lahan yang perlu dibebaskan (%)
* Pemukiman (%) 0.650 0.690 1.00 8.12 8.62 12.50
* Kebun/Sawah/Jalan Setapak (%) 1.000 0.972 0.882 12.50 12.15 11.03
2b Kondisi topografi trase 1.00 1.00 1.00 13 13 13
2c Kemudahan Pelaksanaan Konstruksi 1.00 1.00 1.00 13 13 13
3 Biaya Konstruksi 17.5
3a Panjang Jembatan (m) 1 1 0.95 17.50 17.50 16.59
3b. Estimate Biaya Kontruksi (milyar rupiah) 1 0.9384 0.930387 17.50 16.42 16.28
4 Intregrasi Jaringan Jalan 15
4 Hirarki dan integrasi dengan jalan di sekitarnya 1 1 1 15 15 15
5 Dukungan Terhadap Rencana Pengembangan 17.5
5a Kesesuaian dengan rencana transportasi terkait 1 1 1 18 18 18
5b Pemanfaatan atau keterhubungan dengan jaringan lintas eksisting 1 1 1 18 18 18
6 Dampak terhadap Kinerja Jaringan Jalan 10
6a Potensi pengurangan kemacetan di jalan utama 1 1 1 10 10 10
6b Jumlah titik potensi gangguan terhadap lalulintas 1 1 1 10 10 10
7 Dampak Lingkungan 15
7a Keberadaan kawasan (flora dan Fauna) yang dilindungi 1 1 1 15 15 15
7b Keberadaan daerah konservasi 1 1 1 15 15 15
Skor 197.68 198.90 206.41
Rangking 3 2 1

 Rute Terpilih
Parameter yang dipergunakan dalam penilaian terhadap alternatif rute
menggunakan kriteria dengan bobot masing-masing kriteria adalah sebagai
berikut :

• Karakteristik Pelayanan (12,5%)


• Kemudahan Pelaksanaan (12,5%)
• Biaya Konstruksi (17,5%)
• Intergrasi jaringan jalan (15%)
• Dukungan terhadap rencana pengembangan (17,5%)
• Dampak terhadap kinerja jaringan jalan (10%)
• Dampak lingkungan (15%)
Bekas peron Stasiun Pandeglang Stasiun Rangkasbitung

Stasiun Saketi tampak samping, Stasiun Labuan


kini telah menjadi rumah tempat tinggal
Stasiun Pandeglang (PDG) : Stasiun dan bangunan sudah rusak dan sebagian dipergunakan sebagai rumah tinggal.
Stasiun Cibiuk (CBI) : Stasiun sudah tidak ada bekasnya (secara ilegal dimanfaatkan oleh pihak ke tiga)
Stasiun Cimenyan (CMY) : Stasiun sudah tidak ada bekasnya (secara ilegal dimanfaatkan oleh pihak ke tiga)
Stasiun Kadukacang (KDK) : Stasiun sudah rusak dan usang, tinggal dindingnya saja, sedangkan atapnya sudah tidak
ada
Stasiun Sekong (SE) : Stasiun sudah tidak ada bekasnya (secara ilegal dimanfaatkan oleh pihak ke tiga)
Stasiun Cipeucang (CPG) : Stasiun sudah tidak ada bekasnya (secara ilegal dimanfaatkan oleh pihak ke tiga)
Stasiun Cikaduwen (CWN) : Stasiun dipakai warung oleh warga dan tempat tinggal.
Stasiun Saketi (STI) : Stasiun masih utuh dan ditempati oleh warga
Stasiun Sodong (SOG) : Stasiun sudah tidak ada bekasnya (secara ilegal dimanfaatkan oleh pihak ke tiga)
Stasiun Kenanga (KNA) : Stasiun sudah tidak ada bekasnya (secara ilegal dimanfaatkan oleh pihak ke tiga)
Stasiun Menes (MNS) : Stasiun dipakai oleh warga sebagai perumahan.
Stasiun Babakanlor (BBR) : Stasiun sudah tidak ada bekasnya (secara ilegal dimanfaatkan oleh pihak ke tiga)
Stasiun Kalumpang (KAL) : Stasiun sudah tidak ada bekasnya (secara ilegal dimanfaatkan oleh pihak ke tiga)
Stasiun Labuan (LBN) : Stasiun dan bangunan masih utuh, dan ditempati warga sebagai tempat tinggal
Letak wesel menuju Labuan sudah tidak ada Rumah sinyal menuju Labuan kini menjadi
bekasnya simpang Merak dan ke Labuan warung Rangkas Bitung

Eks. jalur kereta api di Rangkasbitung Eks. jalur memotong selokan


Rel di Jalur kereta masih terlihat Eks. jalan KA menjadi kebon pisang di
di daerah Pandeglang daerah Pandeglang

Gedung stasiun Kadumas dan wesel di Emplasemen di stasiun Kadumas sudah


stasiun Kadumas diduduki warga
STASIUN RANGKASBITUNG
Sekian dan Terimakasih

S-ar putea să vă placă și