Sunteți pe pagina 1din 21

Ns. Aulya Akbar M.

Kep Sp Kep J
Divisi Etik dan Hukum PPNI
Prov. Riau
Apa itu Keperawatan Intensif
• Asuhan keperawatan yang diberikan pada
klien dengan kasus berat yang mungkin
reversibel…..
Trend dan isue keperawatan
intensif
• Perawat harus memantau informasi terbaru dan pengembangan
kemampuan yang dimiliki untuk mengelola metode dan teknologi
perawatan terbaru.

• Perawat ruang intensif/kritis harus memberikan pelayanan


keperawatan yang mencerminkan pemahaman akan aspek etika
dan legal keperawatan yang mencerminkan pemahamanakan aspek
etika dan legal kesehatan.

• Perawat ruang kritis harus bekerja sesuai dengan aturan yang ada
(standar rumah sakit/standar pelayanan maupun asuhan
keperawatan)
Perbedaan aspek
Etik dan Hukum
Etika : Perilaku Hukum : Legal

• Baik • Benar
• Buruk • Salah

Bentuk : kode etik Bentuk : hukum


profesi pidana dan perdata
KODE ETIK PERAWAT
• PERAWAT DG PASIEN
1. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan
menghargai harkat dan martabat manusia, keunikan
klien dan tidak terpengaruh oleh pertimbangan
kebangsaan, kesukuan, warnakulit, umur, jeniskelamin,
aliran politik dan agama yang dianutserta kedudukan
sosial.

2. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan


senantiasa memelihara suasana lingkungan yang
menghormati nilai-nilai budaya, adat istiadat dan
kelangsungan hidup beragama klien.
3. Tanggung jawab utama perawat adalah kepada
mereka yang membutuhkan asuhan
keperawatan.

4. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu


yang dikehendaki sehubungan dengan tugas
yang dipercayakan kepadanya kecuali jika
diperlukan oleh yang berwenang sesuai
dengan ketentuan hukum yang berlaku.
ASPEK HUKUM PROFESI
PERAWAT

• UU TENAGA
KESEHATAN NO 36
TAHUN 2014
• UU KEPERAWATAN NO
38 TAHUN 2014
• PERMENKES NO 26
TAHUN 2019
Apa itu perawat ?
UU Keperawatan no.38 tahun 2014 (pasal 1, ayat 1 s/d 4)
1. Keperawatan adalah kegiatan pemberian asuhan kepada individu,
keluarga, kelompok, atau masyarakat,baik dalam keadaan sakit
maupun sehat.
2. Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi
Keperawatan, baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui
oleh Pemerintah sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-
undangan.
3. Pelayanan Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan
profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat Keperawatan
ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat,
baik sehat maupun sakit.
4. Praktik Keperawatan adalah pelayanan yang diselenggarakan
oleh Perawat dalam bentuk Asuhan Keperawatan.
JENIS PERAWAT
UU Keperawatan no. 38 Tahun 2014 BAB II (Pasal 4)

1. Jenis Perawat terdiri atas:


a. Perawat profesi; dan
b. Perawat vokasi.
2. Perawat profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a terdiri atas:
a. ners; dan
b. ners spesialis.
Kewenangan Keperawatan
pasal 30 bab v
Perawat berwenang:
a. melakukan pengkajian Keperawatan secara holistik
b. ..............
g. memberikan tindakan pada keadaan gawat darurat sesuai dengan
kompetensi;
h. memberikan konsultasi Keperawatan dan berkolaborasi dengan
dokter;
i. …………
j. melakukan penatalaksanaan pemberian obat kepada Klien sesuai
dengan resep tenaga medis atau obat bebas dan obat bebas terbatas.
UU Keperawatan pasal 32
3. Pelimpahan wewenang secara delegatif untuk melakukan sesuatu tindakan medis
diberikan oleh tenaga medis kepada Perawat dengan disertai pelimpahan tanggung
jawab.
4. Pelimpahan wewenang secara delegatif sebagaimana dimaksud pada ayat (3) hanya
dapat diberikan kepada Perawat profesi atau Perawat vokasi terlatih yang memiliki
kompetensi yang diperlukan.
5. Pelimpahan wewenang secara mandat diberikan oleh tenaga medis kepada Perawat
untuk melakukan sesuatu tindakan medis di bawah pengawasan.
6. Tanggung jawab atas tindakan medis pada pelimpahan wewenang mandat
sebagaimana dimaksud pada ayat (5) berada pada pemberi pelimpahan wewenang.
7 Dalam melaksanakan tugas berdasarkan pelimpahan wewenang sebagaimana
dimaksud pada ayat
Perawat berwenang:
a. melakukan tindakan medis yang sesuai dengan kompetensinya
atas pelimpahan wewenangdelegatif tenaga medis;
b. melakukan tindakan medis di bawah pengawasan atas pelimpahan
wewenang mandat; dan
c. memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan program
Pemerintah.
Pendelegasian wewenang &
mandate
Syarat
1. Untuk penentuan diagnosa/ terapi tidak boleh didelegasikan.
2. Pemberi pendelegasian harus YAKIN akan kemampuan yang
didelegasikan.
3. Pendelegasian harus tertulis secara rinci dan jelas
4. Harus ada bimbingan teknis dari Pemberi Pendelegasian
5. Bila Penerima merasa YAKIN TIDAK MAMPU, maka ia wajib
menolak.
KEWENANGAN PERAWAT

ASUHAN KEPERAWATAN
 pengkajian,
 penetapan diagnosa keperawatan,
 perencanaan,
 implementasi,
 dan evaluasi keperawatan
 DAPAT MEMBERI OBAT BEBAS
DAN BEBAS TERBATAS
KEWENANGAN PERAWAT
• IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
• penerapan perencanaan
• pelaksanaan tindakankeperawatan

TINDAKAN KEPERAWATAN

 pelaksanaan prosedur keperawatan


 observasi keperawatan
 pendidikan dan konseling kesehatan
PERAWAT DAPAT MELAKUKAN
DILUAR KEWENANGAN

• KONDISI GAWAT DARURAT/ KRITIS


• DIWILAYAH TERSEBUT TIDAK ADA DOKTER
• DALAM RANGKA MELAKSANAKAN PROGRAM
PEMERINTAH
Pasal 33
Pelaksanaan tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 29 ayat (1) huruf f merupakan penugasan
Pemerintah yang dilaksanakan pada keadaan tidak adanya tenaga
medis dan/atau tenaga kefarmasian di suatu wilayah tempat Perawat
bertugas.

Perawat berwenang:
a. melakukan pengobatan untuk penyakit umum dalam hal tidak
terdapat tenaga medis;
b. merujuk pasien sesuai dengan ketentuan pada sistem rujukan; dan
c. melakukan pelayanan kefarmasian secara terbatas dalam hal tidak
terdapat tenaga kefarmasian.
UU No 36 tahun 2009 TTg Kesehatan Pasal 58

(1) Setiap orang berhak menuntut ganti rugi terhadap


seseorang, tenaga kesehatan, dan/atau penyelenggara kesehatan
yang menimbulkan kerugian akibat kesalahan atau kelalaian
dalam pelayanan kesehatan yang diterimanya.

(2) Tuntutan ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


tidak berlaku bagi tenaga kesehatan yang melakukan tindakan
penyelamatan nyawa atau pencegahan kecacatan seseorang dalam
keadaan darurat.
Pasal 190 (1)

Pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan dan/atau tenaga


kesehatan yang melakukan praktik atau pekerjaan pada fasilitas
pelayanan kesehatan yang dengan sengaja tidak memberikan
pertolongan pertama terhadap pasien yang dalam keadaan gawat
darurat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (2) atau
Pasal 85 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 2
(dua) tahun dan denda paling banyak Rp200.000.000,00 (dua
ratus juta rupiah).
Pasal 190 (2)

Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


mengakibatkan terjadinya kecacatan atau kematian, pimpinan
fasilitas pelayanan kesehatan dan/atau tenaga kesehatan tersebut
dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun
dan denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar
rupiah)
ANY
QUESTION
??!

S-ar putea să vă placă și