Sunteți pe pagina 1din 21

Manajemen Bencana dan Penanganan

Hospitalisasi Bencana Alam: Banjir

Oleh:
Kelompok 2 A-2 2015
Nama Kelompok
1. Ayu Septia Malinda 131511133004
2. Riris Medawati 131511133005
3. Unza Noor Ramadhanti 131511133020
4. Fenny Eka Juniarti 131511133036
5. Nensi Nur Asipah 131511133055
6. Alex Susanto 131511133095
7. Regina Dwi Fridayanti 131511133130
8. Dewi Ayu Kumalasari 131511133134
• Undang- Undang Nomor 24 Tahun 2007 mendefinisikan
bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan
masyarakat sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, dan lain-lain.

• Sedangkan bencana alam merupakan bencana yang


diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang
disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami,
gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah
longsor.

Definisi Bencana Alam


• Tergenangnya suatu tempat akibat meluapnya air yang
melebihi kapasitas pembuangan air di suatu tempat akibat
meluapnya air yang melebihi kapasitas pembuangan air
disuatu wilayah dan menimbulkan kerugian fisik, social,
dan ekonomi (Rahayu dkk, 2009).

Banjir adalah.....
Menurut Ligal (2008), menyebutkan bahwa banjir terdiri
dari tiga jenis, yaitu:

Banjir Luapan
Banjir Kilat Banjir Pantai
Sungai

Jenis banjir
• Banjir kilat adalah Banjir kilat / dadakan biasanya didefinisikan
sebagai banjir yang terjadi hanya dalam waktu kurang dari 5 jam
sesudah hujan lebat mulai turun. Penyebab lainnya selain hujan adalah
kegagalan bendungan/tanggul menahan volume air (debit) yang meningkat,
perubahan suhu menyebabkan berubahnya elevasi air laut dll.

• Banjir luapan sungai berbeda dari banjir dadakan karena banjir ini
terjadi setelah proses yang cukup lama, meskipun proses itu bias jadi
lolos dari pengamatan sehingga datangnya banjir terasa mendadak dan
mengejutkan. Penyebabnya adalah hutan gundul, kelongsoran daerah-
daerah yang biasanya mampu menahan kelebihan air ataupun
perubahan suhu/musim, atau terkadang akibat kedua hal itu sekaligus
• Banjir pantai adalah Banjir yang membawa bencana dariluapan
air hujan sering makin parah akibat badai yang dipicu oleh
angin kencang sepanjang pantai .Air payau membanjiri daratan
akibat satu atau perpaduan dampa gelombang pasang, badai, atau
tsunami (gelombang pasang).
Penyebab manusia
Penyebab alami
• Kawasan kumuh
• Pengaruh air pasang
• Menurunnya fungsi DAS
• Curah Hujan di bagian hulu
• Pengaruh Fisiografi • Sampah
• Erosi dan Sedimentasi • Bendungan dan bangunan
• Menurunnya kapasitas lain
sungai • Kerusakan bangunan
• Kapasitas drainase yang pengendali banjir
tidak memadai • Pengendalian banjir yang
tidak tepat

Penyebab bencana banjir


• Kerusakan lingkungan yang parah.
• Hilangnya nyawa atau terluka
• Hilangnya harta benda
• Tercemarnya sarana sumber air bersih, sehingga sulit
untuk mendapatkan air bersih untuk rumah tangga.
• Luapan air dari got-got dan sungai-sungai serta
menyebarnya sampah dan limbah.
• Tidak berfungsinya jamban dan meluapnya septic tank.

Dampak bencana banjir


Jangka pendek

• Diseminasi informasi daerah rawan banjir dan longsor serta meminta


Pemkab/ kota diminta mencermati lokasi yang rawan.
• Melakukan pengerukan selokan – selokan maupun endapan
sepanjang sungai.
• Membenahi saluran air / sungai yang tersumbat oleh bangunan,
ataupun sampah terutama di daerah yang tergenang air.
• Menghentikan pembuangan sampah ke sungai serta pengawasannya.
Mengingat sekitar 29 % masyarakat sekitar aliran sungai selalu
membuang sampah ke sungai (Penelitian KLH - JICA, 2007).
• Mengkampanyekan, membina masyarakat dan mewajibkan dunia
usaha untuk membuat sumur resapan, lubang resapan biopori dan bak
penampung air hujan dalam rangka memanen air hujan.
• Memobilisasi komunitas masyarakat yang peduli air, sungai maupun
bencana banjir untuk mengurangi resiko banjir.

Pencegahan banjir
• Jangka panjang
• Membuat jaring – jaring sampah pada anak – anak sungai dan
pengolahan sampahnya.
• Melanjutkan pembuatan cek dam di hulu (program seribu cek dam),
sebagai penampung air skala kecil, sumur resapan dan pengurangan
sedimen (sedimen trap) ke sungai dengan melibatkan pelaku usaha
dan masyarakat sebagai pemanfaat air.
• Memulihkan daerah hulu dengan menanam terutama di daerah
sumber – sumber air, di tanah terbuka dan semak belukar melalui
pemberdayaan masyarakat.
• Membangun pola penanganan sistem tanggap darurat yang lebih
menekankan kerjasama dengan masyarakat.
• Membangun dan memobilisasi komunitas masyarakat yang berada
di daerah banjir dengan komunitas masyarakat di lokasi yang akan
dijadikan tempat evakuasi/ penampungan pengungsi.
Penanggulangan Bencana Banjir

• Penanggulangan banjir dilakukan secara bertahap, dari pencegahan sebelum banjir


(prevention), penanganan saat banjir (response/intervention), dan pemulihan setelah
banjir (recovery).
1. Pra hospitalisasi
Manajemen pre hospital adalah pemberian pelayanan yang
diberikan selama korban pertama kali ditemukan, selama proses
transportasi hingga pasien tiba di rumah sakit. Pelayanan yang dapat
diberikan pada tahap pre hospital adalah langkah-langkah
pertolongan dasar dan dilanjutkan dengan penanganan advanced pre
hospital. Pertolongan dasar dapat dimulai dari initial assesment
terhadap korban, evakuasi korban, pemberian oksigenasi,
pemantauan kondisi pasien termasuk tingkat kesadaran, dan
perawatan luka.

Penanganan Hospitalisasi
• PSC (Public Safety Center)
• BSB (Brigade Siaga Bencana)
• Pelayanan Ambulans

Pelayanan pra hospital dilakukan dengan


mendirikan PSC, BSB dan pelayanan ambulans
2. Intra Hospitalisasi
Pada tahap kesiapsiagaan ini, penanganan bencana di rumah sakit
mengacu pada pengorganisasian yang ada di dalam rumah sakit itu
sendiri dan memfokuskan pada aspek-aspek sebagai berikut:
• Sumber daya manusia;
• Ketersediaan obat-obatan;
• Peralatan medis untuk penanganan kedaruratan;
• Informasi;
• Pengembangan rencana kedaruratan;
• Pelatihan;
• Keselamatan pasien;
• Pengungsian

Penanganan Hospitalisasi
• Fase Mitigasi
Fase mitigasi merupakan fase dimana melakukan upaya untuk
mengurangi dampak buruk dari suatu ancaman atau bencana (DMCDD,
2010).
• Fase Preparedness
Kesiapsiagaan (Preparedness) merupakan kegiatan penyuluhan, pelatihan
dan pendidikan kepada masyarakat, petugas di lapangan maupun
pemerintah (Sutanto, 2012).
• Fase Akut Spontan
Fase Tindakan adalah fase dimana dilakukan berbagai aksi darurat yang
nyata untuk menjaga diri sendiri atau harta kekayaan. Tahap ini
difokuskan pada saat kejadian bencana melalui pemberian bantuan
darurat (relief) berupa pangan, penampungan, sanitasi lingkungan, air
bersih, pelayanan kesehatan, pendidikan dan lain lain.
• Fase Recovery
Tahap Recovery merupakan tindakan pengembalian masyarakat ke
kondisi normal. Peristiwa ini memfokuskan pada perbaikan sarana dan
prasarana, yaitu rehabilitasi dan rekonstruksi.

Siklus Manajemen Bencana


1. Pra Bencana
• Perawat mengikuti pendidikan dan pelatihan bagi tenaga
kesehatan dalam penanggulangan ancaman bencana untuk
setiap fasenya.
• Perawat ikut terlibat dalam berbagai dinas pemerintahan,
organisasi lingkungan, paling merah nasional, maupun
lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam memberikan
penyuluhan dan simulasi persiapan menghadapi ancaman
bencana kepada masyarakat.
• Perawat terlibat dalam program promosi kesehatan untuk
meningkatkan kesiapan masyarakat dalam menghadapi
bencana, seperti pelatihan pertolongan pertama,
memberikan alamat nomor petugas gawat darurat dll

Peran Perawat dalam Bencana


Intra Bencana
• Siklus penanganan bencana pada fase intra/saat bencana yaitu
Tanggap darurat dengan peran perawat pada pase intra/saat bencana :
• Bertindak cepat
• Do not promise. Perawat seharusnya tidak menjanjikan apapun
denganpasti, dengan maksud memberikan harapan yang besar pada
para korban selamat.
• Berkonsentrasi penuh pada apa yang dilakukan
• Koordinasi danmenciptakan kepemimpinan.
• Untuk jangka panjang, bersama-sama pihak yang terkait dapat
mendiskusikan dan merancang master plan of revitalizing, biasanya
untuk jangka waktu 30 bulan pertama.
Pasca Bencana
Siklus penanganan bencana pada pase post/pasca
bencana yaitu Rekontruksi dan rehabilitasi dengan peran
perawat pada pase post/pasca bencana :
• Bencana tentu memberikan bekas khusus bagi
keadaaan fisik, sosial, dan psikologis korban.
• Tim kesehatan bersama masyarakat dan profesi lain
yang terkait bekerja sama dengan unsur lintas sektor
menangani masalah kesehatan masyarakat pasca-
gawat darurat serta mempercepat fase pemulihan
menuju keadaan sehat dan aman.
• (besok table topnya difoto lalu ditaruh sini biar anak anak
bisa liat table topnya full)

terimakasih

S-ar putea să vă placă și