Sunteți pe pagina 1din 16

ANALISIS ASPEK

EKONOMI

Dr. Ir. EDI SUGIONO, SE., MM.


DEFINISI ANALISIS EKONOMI
(ECONOMIC ANALISIS)
 Adalah analisis suatu proyek yang dilakukan tidak hanya
memperhatikan manfaat yang dinikmati dan
pengorbanan yang ditanggung oleh perusahaan, tetapi
oleh semua pihak dalam perekonomian. (analisis
ekonomi nasional.
 ANALISIS FINANCIAL (FINANCIAL ANALYSIS) adalah
analisis yang hanya membatasi manfaat pengorbanan
dari sudut pandang perusahaan.
 ANALISIS EKONOMI terutama penting dilakukan untuk
proyek-proyek yang berskala besar, yang seringkali
menimbulkan perubahan dalam penambahan supplay
dan demand akan produk-produk tertentu.
ALASAN DILAKUKAN
ANALISIS EKONOMI
 Ketidaksempurnaan pasar (termasuk
didalamnya berbagai distorsi yang timbul
karena peraturan pemerintah)
 Adanya pajak dan subsidi
 Berlakunya konsep consumer surplus
dan producers surplus
FAKTOR-FAKTOR YANG HARUS
DIPERHATIKAN DALAM ANALISIS
BIAYA DAN MANFAAT (SOCIAL
COST AND BENEFIT ANALISIS)
 Masalah Externalities. yaitu dampak dari
keberadaan proyek baik yang menguntungkan
atau merugikan.
 Perhatian akan pendistribusian penghasilan yang
lebih merata.
 Perhatian akan peningkatan saving yang
diharapkan akan meningkatkan investasi
 Pertimbangan akan merit wants (lebih diinginkan)
PENDEKATAN YANG DIGUNAKAN
UNTUK ANALISIS EKONOMI
PROYEK

UNIDO GUIDE TO PRACTICAL PROJECT


APPRAISAL. Metode ini dimulai dari analisis
profitabilitas financial berdasarkan harga
pasar. (Sudut pandang perusahaan) kemudian
dilakukan penyesuaian untuk mengestimasi
manfaat bersih proyek sesuai dengan harga
ekonomi.
LANGKAH-LANGKAH SOCIAL COST
AND BENEFIT ANALYSIS MENURUT
UNIDO

 Melakukan penyesuaian dampak proyek


tersebut terhadap tabungan dan investasi
 Melakukan penyesuaian dampak proyek
tersebut pada distribusi pendapatan
(income distribution)
 Melakukan penyesuaian dampak proyek
tersebut sesuai dengan pertimbangan akan
Merit want.
YANG TERMASUK HARGA
BAYANGAN/SHADOW PRICE
(PENENTUAN HARGA EKONOMI)
 Input dan output yang diperdagangkan
(tredeble)
 Input dan output yang tidak
diperdagangkan (non-tredeble)
 Tenaga kerja
 Modal
 Valuta asing
CONTOH KASUS
 Suatu proyek investasi direncanakan akan menghasilkan
1000.000 unit produk per tahun. Sebagai akibat
penambahan suply tersebut harga produk diperkirakan
akan turun dari Rp. 600,- menjadi Rp. 500,- per unit.
 Biaya bahan baku yang diperlukan dalam satu tahun
sebesar Rp. 150.000.000,- 40% dari nilai bahan baku
tersebut diimpor, dan tarif pajak impor adalah 20%.
 Tenaga kerja terlatih dibayar Rp. 50.000.000,-/tahun.
Sebagaimana dinegara yang sedang berkembang ditaksir
tenaga kerja terlatih tersebut underpaid 50%.
 Tenaga kerja tidak terlatih dibayar juga sebesar Rp.
50.000.000,-/tahun. Berlawanan dengan tenaga kerja
terlatih. Tenaga kerja tidak terlatih ditaksir hanya
mempunyai opportunity cost sebesar 62,5% dari upah
yang mereka terima. Hal ini disebabkan karena mereka
termasuk tidak bekerja penuh sebelum ada proyek
tersebut.
CONTOH KASUS LANJUTAN
 Aktiva tetap disusut 10% pertahun tanpa nilai sisa. Aktiva
tetap yang disusut (termasuk mesin-mesin) dibeli dengan
harga Rp. 500.000.000,- mesin-mesin menilai Rp.
200.000.000,- diimpor dengan bea masuk 10%. Tanah
yang merupakan aktiva tetap tidak disusut dibeli dengan
harga Rp. 80.000.000,- diperkirakan tanah tersebut bisa
dijual dengan harga Rp. 140.000.000,- . Dinilai tanah
tersebut sesuai dengan harga pasarnya.
 Perusahaan memperoleh kredit sebesar Rp. 250.000.000,-
dengan suku bunga yang umum berlaku; yaitu sebesar
20%
 Biaya-biaya lain sebesar Rp.60.000.000,- per tahun. Biaya-
biaya ini sesuai dengan harga pasarnya.
 Perusahaan membayar pajak penghasilan dengan tarif
sebesar 25%.
 Buatlah perbandingan analisis financial dengan analisis
ekonomis.
PENYELESAIAN
 Taksiran operasional cash flow dari sisi perusahaan (analisis
financial) :
 Penghasilan Rp. 500.000.000,-
 Biaya-biaya :
 Bahan baku Rp. 150.000.000,-
 Tenaga kerja :
 Terlatih Rp. 50.000.000,-
 Tidak terlatih Rp. 50.000.000,-
 Penyusustan Rp. 50.000.000,
 Biaya lain-lain Rp. 60.000.000,- +
 Jumlah biaya Rp. 360.000.000,- -
 Laba operasi Rp. 140.000.000,-
 Bunga Rp. 50.000.000,- -
 Laba sebelum pajak Rp. 90.000.000,-
 Pajak (=25%) Rp. 22.000.000,- -
 Laba setelah pajak Rp. 67.000.000,-

 Operasional cash Flow = 67.500.000,- + 50.000.000,- + 50.000.000,- +(1-0,25)


= Rp. 155.000.000,-
PENYELESAIN LANJUTAN
 ANALISIS EKONOMI
 Penghasilan Rp. 500.000.000,-
 Consumer surplus Rp. 50.000.000,- Rp. 550.000.000,- 1).
 Biaya-biaya :
 Bahan baku Rp. 150.000.000,-
 Bea impor Rp. 10.000.000,- Rp. 140.000.000,- 2)
 Tenaga kerja :
 Terlatih Rp. 50.000.000,-
 Underpaid 50% Rp. 25.000.000,- Rp. 75.000.000,- 3).
 Tidak terlatih
 Opportunity cost 62,5% Rp. 31.250.000.,- 4).
 Penyusutan Rp. 48.200.000,- 5).
 Lainnya Rp. 60.000.000,-
 Total biaya Rp. 354.450.000,-
 Laba operasi Rp. 195.000.000,-
 Bunga Rp. 50.000.000,-
 Laba sebelum pajak Rp.145.550.000,-
 Pajak ---- 6).
 Laba setalah pajak Rp. 145.550.000,-

 Operasional Cash Flow ekonominya = Rp. 145.550.000,- + Rp. 48.200.000,- + Rp.


50.000.000,- = Rp. 243.750.000,-


PENJELASAN KASUS
 1). = Consumer surplus = ((600-500)/2) x 1.000.000,- = Rp.
50.000.000,-
 2). = harga bahan baku yang diimpor adalah 40% x Rp. 150.000.000,- =
Rp. 60.000.000,- . Dalam harga ini sudah termasuk bea masuk sebesar
20% . Dengan demikian harga bayangannya adalah = (60./(1+0,2))=Rp.
50.000.000,- . Jadi bea impornya = Rp. 60.000.000,- Rp.50.000.000,- =
Rp. 10.000.000,-
 3). = tenaga kerja terlatih dibayar terlalu murah 50 % berarti harga
bayangannya adalah : Rp. 50.000.000,- + Rp. 25.000.000,- = Rp.
75.000.000,-
 4). Harga bayangan tenaga kerja tidak terlatih adalah Rp. 50.000.000,-
x 0,625 = Rp. 31,25.000.000,-
 5). Harga bayangan aktiva tetap yang di impor adalah (200/(1+0,1)) =
Rp.182.000.000,- dengan demikian penyusutan per tahun = (300 +
182) x 10 %. = Rp.48.200.000.,-
 6). Pajak tidak perlu diperhatikan karena hanya merupkan transfer dari
pengusaha kepemerintah.
MANFAAT SEKUNDER ANALISIS
EKONOMI DAN SOSIAL
 Menaikkan tingkat konsumsi
 Membantu proses pemerataan pendapatan
 Meningkatkan pertumbuhan ekonomi
 Mengurangi ketergantungan (menambah
swadaya negara)
 Mengurangi pengangguran (menambah
kesempatan kerja)
 Manfaat soasial budaya. Dll.
PENGUKURAN MANFAAT EKONOMI
LEBIH SULIT DIBANDING BIAYA
EKONOMI, ANTARA LAIN DI SEBABKAN

 Beberapa manfaat kendatipun bersifat


langsung (primer) sulit diukur dengan uang,
karena biasanya tidak dinyatakan dalam harga
pasar, melainkan harga bayangan.
 Kebanyakan manfaat memerlukan perkiraan
jangka panjang.
 Banyak manfaat yang bersifat tidak lansung
dan dalam perwujudannya perlu proyek
tambahan
 Adanya manfaat-manfaat yang dinikmati oleh
pihak-pihak yang berkepentingan secara tidak
seimbang.
LATIHAN KASUS
 Dalam rangka memulihkan kondisi perekonomian
dipropinsi NAD. Pasca bencana PT. INDOFOOD
merencanakan suatu proyek investasi pembangunan
pabrik Mie instan dengan merek TSUNAMI. Data teknis
dari proyek tersebut adalah sebagai berikut :
 Kapasitas produksi yang direncanakan adalah 1.000.000
bungkus / tahun dalam berbagai rasa dengan harga yang
diturunkan dari harga pasarnya yaitu Rp. 1000,- menjadi
Rp.800,- /bungkus. Biaya bahan baku / tahun sebesar Rp.
100.000.000,- yang 50 % nya berupa beras ketan diimpor
dari Thailand, dengan tarif pajak import 10 %.
 Tenaga kerja manajerial dibayar Rp. 60.000.000,/tahun
ditaksir overpaid 50 %. Tenaga kerja operasional dibayar
Rp. 40.000.000,-/tahun ditaksir memiliki opportunity cost
120%.
LANJUTAN LATIHAN KASUS
 Aktiva tetap selain tanah dengan total nilai Rp.
700.000.000,- disusutkan 10 %/ tahun tanpa nilai sisa.
Sebagian dari aktiva tetap tersebut berupa mesin import
dari germany senilai Rp. 400.000.000,- dengan bea masuk
12 %. Sisanya senilai Rp. 300.000.000,- berupa mesin dan
peralatan produksi dalam negeri. Diluar itu terdapat aktiva
tidat susut, yaitu tanah yang dibeli beberapa tahun lalu
dengan harga Rp. 100.000.000,- dan nilai pasarnya pada
saat ini adalah Rp. 160.000.000,-.
 PT.INDOFOOD memperoleh kredit dari Bank BRI sebesar
Rp. 400.000.000,- dengan bunga 25 %/tahun. Selanjutnya
biaya lain-lain sebesar Rp. 50.000.000,-/tahun sesuai
dengan harga pasarnya PT. INDOFOOD membayar pajak
20 %/tahun.
 Pertanyaan :
 Susunlah laporan laba rugi dan operasional cash flow
dengan menggunakan pendekatan analisis finansial dan
analisis ekonomi ?

S-ar putea să vă placă și