Sunteți pe pagina 1din 15

NEURAL TUBE DEFECT

Nama kelompok
1. Ulfa Nafi’atuzzakiyah 131911123028
2. Elya Asasal M. 131911123036
Defek Neural Tube

Hasil dari suatu proses teratogenik yang menyebabkan


gagal penutupan dan diferensiasi abnormal dari
embryonic neural tube. Defek neural tube terjadi antara
hari ke-17 dan 30 kehamilan, pada saat ibu mungkin
tidak menyadari bahwa dia hamil dan janin diperkirakan
seukuran sebutir beras.
Faktor Penyebab NTD
Faktor penyebab NTD adalah
• Genetik,
• Lingkungan, atau interaksi genetik-lingkungan.
• Rendahnya asupan gizi pada masa
perikonsepsi.
Terdapat tiga jenis NTD, yaitu
1. Anencephaly,
2. Encephalocele, dan
3. Spina bifida 
Spina bifida adalah gagal menutupnya
columna vertebralis pada masa
perkembangan fetus. Defek ini berhubugan
dengan herniasi jaringan dan gangguan fusi
tuba neural.
Manifestasi Klinik
Terdapat beberapa jenis spina bifida :
1. Spina bifida okulta (tersembunyi) : bila kelainan hanya sedikit, hanya ditandai
oleh bintik, tanda lahir merah anggur, atau ditumbuhi rambut dan bila medula
spinalis dan meningens normal.

2. Meningokel : Bila kelainan tersebut besar, meningen mungkin keluar melalui


medula spinalis, membentuk kantung yang dipenuhi dengan CSF. Anak tidak
mengalami paralise dan mampu untuk mengembangkan kontrol kandung kemih
dan usus. Terdapat kemungkinan terjadinya infeksi bila kantung tersebut robek
dan kelainan ini adalah masalah kosmetik sehingga harus dioperasi.

3. Mielomeningokel : jenis spina bifida yang paling berat, dimana sebagian dari
medula spinalis turun ke dalam meningokel.
MYELOKEL

Myelokel merupakan hasil dari gagalnya


penutupan neural tube di sebelah kaudal,
mengakibatkan lesi terbuka yang menyebabkan
tereksposnya akar saraf, meninges, badan
vertebra, dan kulit. Tingkat anatomi dari
myelokel secara kasar berkorelasi dengan
gangguan neurologis pasien, motorik, dan defisit
sensorik.
• Myelokel dikaitkan dengan perkembangan
abnormal dari cranial neural tube, yang
menghasilkan beberapa anomali dari SSP.

• The Chiari malformasi tipe II ditandai dengan


hipoplasia cerebellar dan berbagai tingkat
perpindahan dari caudal batang otak yang lebih
rendah ke dalam canalis cervicalis atas melalui
foramen magnum. Deformitas ini menghambat
aliran dan penyerapan cairan serebrospinal (CSF)
dan menyebabkan hydrocephalus, yang terjadi
pada lebih dari 90% dari bayi dengan
myelomeningocele.
Pemeriksaan Diagnostik
• Pada trimester pertama, wanita hamil menjalani pemeriksaan darah
yang disebut triple screen. 85% wanita yang mengandung bayi
dengan spina bifida, akan memiliki kadar serum alfa fetoprotein
yang tinggi. Jika hasilnya positif, perlu dilakukan pemeriksaan
lanjutan untuk memperkuat diagnosis.
• USG yang biasanya dapat menemukan adanya spina bifida.Kadang
dilakukan amniosentesis (analisa cairan ketuban).

Setelah bayi lahir, dilakukan pemeriksaan berikut:


• Rontgen tulang belakang untuk menentukan luas dan lokasi
kelainan
• USG tulang belakang bisa menunjukkan adanya kelainan pda korda
spinalis maupun vertebra
• CT scan atau MRI tulang belakang kadang dilakukan untuk
menentukan lokasi dan luasnya kelainan.
Penatalaksanaan
• Pembedahan
dilakukan untuk menutup lubang yang terbentuk dan untuk
mengobati hidrosefalus, kelainan ginjal dan kandung kemih serta
kelainan bentuk fisik yang sering menyertai spina bifida. Terapi fisik
dilakukan agar pergerakan sendi tetap terjaga dan untuk
memperkuat fungsi otot. Untuk mengobati atau mencegah
meningitis, infeksi saluran kemih dan infeksi lainnya, diberikan
antibiotik..
• Untuk mengatasi gejala muskuloskeletal (otot dan kerangka tubuh)
perlu campur tangan dari ortopedi (bedah tulang) maupun terapi
fisik. Kelainan saraf lainnya diobati sesuai dengan jenis dan luasnya
gangguan fungsi yang terjadi.
• Kadang pembedahan shunting untuk memperbaiki hidrosefalus
akan menyebabkan berkurangnya mielomeningokel secara spontan.
SOAL KASUS
Bayi N, Laki-laki, usia 40 hari, saat ini dirawat di RS A, Ibu mengatakan kulit
disekitar anus anak nampak kemerahan. Klien lahir dengan benjolan di
daerah lumbal dan benjolan pecah. Diagnosa medis anak Hidrosefalus dan
Myeolocele. Hasil pemeriksaan fisik suhu tubuh 38oC, Nadi: 148x/mnt , Hasil
penunjang menunjukkan WBC 21,34 X 103 dan pemeriksaan swab luka
myelocele ditemukan bakteri e coli. Anak saat ini mendapatkan terapi
antibiotik.

Pertanyaan
1. Buatlah analisa data dari kasus diatas,
2. Tentukan diagnosa keperawatan dan susunlah intervensi keperawatan
yang tepat pada diagnosa keperawatan yang prioritas
Pengkajian
• Nama : Bayi N
• Usia : 40 hari
• DS : Ibu mengatakan kulit disekitar anus
anak nampak kemerahan
• RP : Klien lahir dengan benjolan di
daerah lumbal dan benjolan pecah
• DX medis: Hidrosefalus dan Myeolocele
ANALISA DATA
No Analisa Data Penyebab Masalah
1 DS : Gangguan integritas
- Ibu mengatakan kulit disekitar kulit
anus anak nampak kemerahan

DO :
- Umur bayi 40 hari

2 DS Resiko infeksi
- Ibu mengatakan bayi lahir
dengan benjolan di daerah
lumbal
DO:
- Benjolan daerah lumbal pecah
- WBC 21,34 X 103
- TTV suhu tubuh 38oC, Nadi:
148x/mnt ,
- Pemeriksaan swab luka
myelocele ditemukan bakteri e
coli
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan integritas kulit
2. Resiko Infeksi
INTERVESI KEPERAWATAN
Diagnosa Tujuan Kriteria hasil Intervensi
Resiko infeksi

S-ar putea să vă placă și