Sunteți pe pagina 1din 23

COR PULMONALE KRONIK

Oleh:
Agus Andy Hendrayana
15710354

Pembimbing:
Dr. dr. PWM. Olly Indrayani, Sp.PD (K)
SMF ILMU PENYAKIT DALAM
RS TK.II dr.SOEPRAOEN MALANG
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
2016

1
2
Cor Pulmonale Akut
• Peregangan atau pembebanan akibat hipertensi
pulmonal akut sering disebabkan oleh emboli paru
masif

Cor Pulmonale Kronik

• Hipertrofi dan dilatasi ventrikel kanan akibat hipertensi


pulmonal yang berhubungan dengan penyakit paru
obstruktif atau restriktif menyebabkan peningkatan beban
kerja ventrikel kanan.
3
ETIOLOGI
Penyakit yang mendasari terjadinya
kor pulmonal dapat digolongkan
menjadi 4 kelompok

1. Penyakit paremkim paru :


PPOK  penyebab tersering (CP kronis) 80-90% kasus,
Bronkiektasis, sistik fibrosis, penyakit paru restriktif,
pneumokoniosis, sarcoidosis.

2. Kelainan dinding thoraks dan otot pernafasan:


Kiposkoliosis, miastenia gravis, amiotrofik
lateral sklerosis

3. Sleep apnea

4. Penyakit vaskuler paru : emboli paru masif 


penyebab tersering dari CP akut, HT Pulmonal dll
4
5
PATOFISIOLOGI

6
HIPERTENSI PULMONAL

hipertensi pulmonal yang


tidak disebabkan oleh
adanya penyakit jantung,
Hipertensi parenkim paru, maupun
Pulmonal Primer penyakit sistemik yang
melatarbelakanginya.

Hipertensi hipertensi pulmonal lain


Pulmonal selain kriteria tersebut
Sekunder disebut hipertensi pulmonal
sekunder

7
8
9
NEW YORK HEART ASSOCIATION (NYHA),
HIPERTENSI PULMONAL SECARA FUNGSIONAL
Hipertensi pulmonal tanpa menyebabkan
keterbatasan aktivitas. Aktivitas sehari-hari
tidak menyebabkan sesak nafas, letih, nyeri
dada, atau hampir pingsan.

Hipertensi pulmonal menyebabkan keterbatasan aktivitas


minimal. Pasien merasa nyaman saat istirahat, tetapi
pada aktivitas sehari-hari menyebabkan sesak nafas,
letih, nyeri dada, atau hampir pingsan.

Hipertensi pulmonal menyebabkan keterbatasan aktivitas


yang nyata. Pasien merasa nyaman disaat istirahat, tetapi
pada aktivitas yang lebih ringan dari aktivitas sehari-hari
menyebabkan sesak nafas, letih, nyeri dada, atau hampir
pingsan.

Hipertensi Pulmonal yang menyebabkan terjadinya


gejala pada saat apapun juga. Pasien memiliki tanda-
tanda gagal jantung kanan. Merasa sesak dan cepat
letih atau keduanya walaupun saat istirahat dan
diperberat dengan aktivitas fisik.
10
GEJALA KLINIS

Dispneu on
Takipneu Edema Perifer
effort

Nyeri abdomen
kuadran kanan
Asites Sianosis
atas karena
kongesti hati

Peningkatan
tekanan vena
jugularis

11
PEMERIKSAAN FISIK

Inspeksi : peningkatan diameter dada dengan diameter


terbesar anteroposterior atau disebut barrel chest, sesak nafas
dengan retraksi dari dinding dada distensi vena jugularis dan
sianosis dapat dilihat.

Palpasi : Hipertrofi Ventrikel Kanan ditandai dengan


mengangkat parasternal atau subxiphoid kiri. Hepatojugular
refluks dan hati yang teraba adalah tanda-tanda kegagalan RV
dengan kongesti vena sistemik. Pada pemeriksaan ekstremitas
bawah terdapat edema pitting.

12
PEMERIKSAAN FISIK
Perkusi : Hipersonor dari paru-paru mungkin menjadi
tanda mendasari PPOK, ascites dapat terlihat pada
keadaan yang lebih lanjut .

Auskultasi : Mengi(+) dan crackles(+) karena penyakit


dasar, bruits sistolik di paru-paru karena turbulensi, Suara
jantung kedua dengan aksentuasi dari komponen pulmonal
dapat didengar dalam tahap awal. Ejeksi sistolik dari arteri
pulmonalis dapat didengar dalam keadaan lanjut, bersama
dengan diastolik regurgitasi murmur. Temuan lain adalah
murmur suara jantung ketiga dan keempat dan regurgitasi
trikuspid pada sistolik.

13
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium

Biopsi Paru Radiologi

Magnetic
Resonance Elektrokardiografi
Imaging (MRI)

Ekokardiografi

14
RADIOLOGI

Gambar Foto toraks posisi anteroposterior dan lateral.


15
ELEKTROKARDIOGRAFI

16
KOMPLIKASI

Kematian Sinkope

Gagal
Edema
jantung
perifer
kanan
17
PENATALAKSANAAN

• Tirah baring, diet rendah garam, dan medikamentosa berupa diuretik,


digitalis, terapi oksigen, dan pemberian antikoagulan. Digitalis
diberikan terutama bila terdapat gagal jantung kanan, tetapi yang
paling penting adalah mengobati penyakit paru yang mendasarinya.

• berhenti merokok, olahraga teratur, serta senam pernapasan sangat


bermanfaat walaupun harus dalam jangka panjang
Preventif

• dapat mengurangi vasokonstriksi pulmonal akibat hipoksemia, dimana


akan meningkatkan kardiak output, mengurangi vasokonstriksi simpatis,
Terapi mengurangi hipoksemia jaringan, dan meningkatkan perfusi ginjal.
Oksigen

18
• Jika volume pengisian ventrikel kanan
meningkat secara bermakna dan terjadi
edema perifer.
• Diuretik diberikan bila ditemukan tanda
gagal jantung kanan.
Diuretik • Pemberian diuretik yang berlebihan dapat
menimbulkan alkolosis metabolik yang bisa
memicu peningkatan hiperkapnia.
• Terapi diuretik dapat terjadi kekurangan
cairan yang mengakibatkan preload
ventrikel kanan dan curah jantung menurun.

Vasodilato • Golongan calcium channel blocker,


seperti sustained release nifedipine dan diltiazem,
r dapat menurunkan tekanan pulmonum.

19
• Pemberian antikoagulan pada kor pulmonal berdasarkan indikasi
atas kemungkinan terjadinya tromboemboli akibat pembesaran
Anti dan disfungsi ventrikel kanan dan adanya faktor imobilisasi pada
pasien ataupun adanya hipertensi arteri pulmonal primer.
Koagulan

Beta- •Agonis beta selektif memiliki keuntungan tambahan


agonis sebagai bronkodilator dan efek mukosiliar.
selektif

20
PROGNOSIS

• Prognosis cor pulmonale bergantung pada patologi


yang mendasarinya. Perkembangan cor pulmonale
sebagai hasil dari penyakit paru primer biasanya
mempunyai prognosis yang lebih buruk.

• Prognosis pada kasus akut karena emboli paru berat


ataupun sindrom gangguan pernapasan akut belum
pernah terbukti bergantung pada ada atau tidaknya
cor pulmonale, namun dalam satu penelitian
menunjukkan bahwa pada kasus emboli paru, kor
pulmonal dapat menjadi prediktor kematian di rumah
sakit.

21
Ferri FF. Cor pulmonale. In: Ferri FF, ed. Ferri's Clinical
Advisor 2016. Philadelphia, PA: Elsevier Mosby

Kasper,et al. 2015. Harrison’s Principles of Internal Medicine,


15th Edition. Jakarta. Penerbit Mc Graw Hill Education.

Leong derek, dkk. 2016. Cor Pulmonale Overview of Cor


Pulmonale Management. Diakses pada tanggal 24 juli 2016
pukul 20.00 wib.
http://emedicine.medscape.com/article/154062-overview#a2.

Price, Sylvia Anderson. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis


Proses-Proses Penyakit. Edisi 6. jakarta : EKG

Sudoyo A.W, dkk.2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.


Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit Dalam. Fakultas
Kedokteran Indonesia.
22
23

S-ar putea să vă placă și