Sunteți pe pagina 1din 60

ASKEP KESEHATAN JIWA BAYI,

ANAK DAN REMAJA DAN LANSIA

Di Sampaikan Oleh M. Hamsani


Pada perkuliahan Program Studi S1 Keperawatan
UNIVERSITAS SARI MULIA
@Sani_sa.li
Latar Belakang
• Studi beban penyakit global, masalah
neuropsikiatrik meningkat lbh 50%
mnjd penyebab angka kesakitan,
kecacatan dan kematian (mental health
america)
• Prevalensi gg kes jiwa di Indonesia 
18,5% (Bahar, dkk. 1995) = tiap rumah
terdapat 1 anggota klg yg mengalami
gg kes jiwa.
• Anak remaja  fokus..o/ krn
merupakan modal pembangunan SDM
• 1,5 dari seluruh kasus gangguan jiwa,
dimulai dari umur 14 tahun (kessler, et,
2009)
• Gangguan jiwa yg terjadi sebelum 6 tahun,
dapat mempengaruhi aspek kritis dari
perkembangan emosional, kognitif dan fisik
anak. Ex : antisosial, ansietas, gangguan
suasana hati.
• Hanya 20% dari prevalensi yg mendapat
perawatan
• Jika ditangani lbh dini, prognosa dan kondisi
lbh baik saat berada dirumah, sekolah dan
komunitas
Predisposisi
 Bawaan (genetik)
 Fisik
 Lingkungan (pengasuhan) : Keluarga,
sekolah dan masyarakat
 Traumatik (kejadian)
secara positif (internal)
 Ketangguhan (resilience) : kontrol diri yang kuat,
aktif penuh kasih sayang, baik ceria,  80% anak
terpapar stres tidak mengalami masalah
perkembangan.
 Rasa otonomi : mempunyai kontrol untuk tidak
terlalu terlibat dgn stres, trauma, dan pengalaman
sulit.
 Keterampilan berpikir jernih
 Kemampuan fungsi bahasa
 Memahami emosi sendiri dan orang lain
 Kompeten  percaya diri
 Kemampuan sosialisasi
Secara positif (eksternal)
 Pola asuh yg responsif, protektif, stabil,
Supportif dan penuh kasih sayang dan
penghargaan.
 Pengasuhan yg mendorong
perkembangan kompetensi dan
kepercayaan diri
 Kesempatan melewati masa transisi utk
memperkuat perkembangan.
 Mempunyai panutan yang baik, tangguh
peduli dan kasih sayang.
 Perawat membantu agar tersedia nya
dukungan komunitas terhadap anak-
anak muda yang berada di lingkungan
tersebut
Semua Mahluk
bertum-bang

Proses <-> Hasil

Manusia memiliki 5 fase

bayi, anak, remaja,


dewasa, dan lanjut usia
TUMBANG

“Hal yang tidak dapat dipisahkan”


(seperti hal nya jiwa dan raga)

“Tumbuh = Fisik” / Ukuran


“Kembang = Psikis” / Kedewasaan
Prinsip Tumbang
1. Terjadi teratur – berurutan
2. Dipengaruhi oleh lingk –
sosiobudaya
3. Kecepatan spesifik
4. Arah sefalokaudal-proksimaldistal
5. Makin dpt dibedakan
6. Makin terintegrasi-
berkesinambungan.
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan anak
Mikrokosmos Makrokosmos

Anak Asuhan / lingk

Interaksi
Genetik, secara Ibu, ayah, saudara,
Masalah intrauterrin dinamis Tetangga,teman

Keberhasilan / kegagalan
Pertumbuhan dan
perkembangan sebelumnya
Faktor Mikrokosmos
Kondisi Genetika
 1. komposisi kromosom
 2. Identitas Gender
 3. Kecendrungan Perlakuan
 4. Mewariskan sifat(canalisasi, Nice
Picking, Range reaction)
Masalah intrauterin
1. usia
 Ideal 25- 35 tahun.
Trimester I (pembentukan)
Trimester II (perkembangan)
Trimester III (Persiapan)
2. Nutrisi
Faktor Makrokosmos
 Asuhan Lingkungan
 Lingkungan
(Belajar dari pergaulan,
(Belajar dari konsekuensi)
(Belajar dari observasi)
Tahap Tumbuh Kembang

 1. neonatus
 Dari lahir sampai umur 4 minggu
 Karakteristik : menangis, bernapas cepat,
tonus otot kuat, warna kulit merah muda.
 Kepala lbh besar dr badan
 Keb kasih sayang yg sgt tinggi jg
kehangatan, kebersihan, makan minum,
rasa aman dan nyaman.
• 0-1 bulan :
Banyak tidur (siang malam)
Menagis
Mulai mengenal suara ibu,
menggenggam jari ibu
Bisa membedakan rasa ASI
Minum ASI saja
Umur 1 bln hingga 12 bulan
HANYA BISA MENANGIS (Komunikasi)

Rentan Akan penyakit


Mulai aktivitas motorik
Fase yang sangat awal dan penting (psikis bayi dg
ortu dan lingkungan)
Dalam menentukan perkembangan selanjutnya
Todler (1-3 Tahun)
• Mengembangkan kemandirian
mll belajar berjalan, berbicara,
dan menyuap makanan sendiri
• Mengeksplore lingkungan
• BELAJAR DEFEKASI
• Meniru prilaku org dewasa.
• Mencoba mematuhi aturan
(mndpt persetujuan /
menghindari hukuman)
Anak / pra sekolah (Awal)
 3 – 6 tahun
 RASA INGIN TAHU LEBIH BESAR
 Suka dimanja
 Pertumbuhan fisik cepat
 Mengenal warna (coret2)
 Bisa menggabungkan 2 kata
 Mampu mengungkapkan suka / tidak
 Belajar berinteraksi dg org lain dan
lingkungan.
Usia sekolah (6-12 tahun)
• Mengembangkan kekuatan internal dan kematangan 
Berinteraksi di luar rumah
• Pertumbuhan fisik mulai melambat
• Tampak lebih kurus
• Perkembangan kognitif
• Keterampilan bersepeda, berenang, main alat musik,
menggambar / melukis dan keterampilan lainnya.
• Memperhatikan norma yg berlaku d rmh, skolah, agama
dan tokoh2 otoriter spt ortu dan guru
• menuju pubertas
Remaja (12-18 tahun)
• Masa pubertas
• LABIL / KONFLIK
• Kelompok teman sebaya banyak memberi
pengaruh
• Lebih mandiri (berpisah dg ortu)
• Bingung dg prilaku ortunya
• Mengembangkan identitas diri dan
kelompok
• Mulai menjalin hub personal dan
keakraban.
perkembangan emosional
anak-anak
 Takut
 Cemas atau khawatir
 Marah, rasa benci atau tidak suka
 Cemburu
 Gembira
 Kasih sayang, rasa melindungi dan menyukai
orang lain, hewan, dan objek-objek lainnya.
 Ingin tahu
 Phobia
 Negativisme (pembangkangan) :
 terjadi sebagai reaksi terhadap penerapan disiplin
atau tuntutan orang tua atau lingkungan yang
tidak sesuai dengan kehendak anak
 muncul pada usia 18 bulan dan puncaknya pada
usia 3 tahun
 hal yang wajar
 usia empat tahun beralih kepada verbal
 Ortu jgn memandang sbg anak nakal, keras
kepala, tolol, atau sebutan lainnya yang negative
 posisi “dependent”(ketergantungan) ke posisi
“independent” ( bersikap mandiri).
 perilaku menyerang balik secara fisik
(non verbal) maupun kata-kata (verbal)
 bentuk reaksi terhadap frustasi
 Ex : memukul, mencubit, menendang,
menggigit,dan marah-marah
 orang tua sebaiknya berusaha
mereduksi
 dengan cara mengalihkan
perhatian/keinginan anak
 Berselisih/bertengkar (quarrelling),
Yaitu bl anak merasa tersinggung atau terganggu
oleh sikap dan perilaku anak lain
 Menggoda (teasing)
bentuk lain dari tingkah laku agresif, berupa kata-
kata ejekan atau cemoohan), yg menimbulkan reaksi
marah pd orang yang diserangnya
 Persaingan (rivalry),
Usia 4 th, hal yg baik
 Kerja sama (cooperation) usia 3-4 tahun
 Tingkah laku berkuasa (asentdant behavior)
 Mementingkan diri sendiri (selfishness)
 Simpati (sympathy)
 Perkembangan social anak sangat
dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya
 perilaku maladjustment, seperti: (1)
bersifat minder; (2) senang mendominasi
orang lain; (3) bersifat egois; (4) senang
mengisolasi diri/menyendiri; (5) kurang
memiliki perasaan tenggang rasa; dan
(6) kurang memperdulikan norma dalam
berperilaku.
Sigmund Freud
kesenangan-energi dari id menjadi fokus pada
area sensitif seksual
sebagian besar dibentuk oleh usia lima tahun
terus mempengaruhi perilaku di kemudian hari
sukses, hasilnya adalah kepribadian yang sehat
Jika masalah tertentu tidak diselesaikan pada
tahap yang tepat, fiksasi dapat terjadi
5 Tahap
1. Fase Oral (0-1 tahun)
2. Fase Anal (1-3 tahun)
3. Fase Falik (3-6 tahun)
4. Fase Laten (6-12 Tahun)
5. Fase Genital (13- dewasa)
Fase Oral

• utama interaksi melalui mulut


• refleks mengisap  penting
• Sgt tergantung  pengasuh
• rasa kepercayaan dan
kenyamanan mll stimulasi
Konflik fase oral
• proses penyapihan
• anak kurang bergantung
• individu akan memiliki masalah dengan
ketergantungan atau agresi
• Timbul masalah minum2an, merokok,
makan / menggigit kuku
•  tidak pernah puas, tamak (memakan
apa saja)
Fase oral
• menggigit dan menelan makanan,
(prototype / ciri karakter) di kemudian
hari.
• Kenikmatan dipindahkan ke bentuk lain,
ex : kenikmatan setelah memperoleh
pengetahuan dan harta.
• Juga pd orang yang senang ditipu.
Karena mudah menelan apa saja yang
dikatakan orang lain.
• Oral agression : kesenangan berdebat
dan sikap sarkatik, bersumber dari
sikap protes bayi (menggigit) terhadap
perlakuan ibunya dalam menyusui
• muncul kapan saja saat merasa cemas
dan tidak aman pada masa yang akan
datang.
• penakut, tidak aman, haus akan
perhatian, iri, agresif, benci dan
kesepian.
Fase Anal
• Stimulasi  (pengendalian) kandung kemih
dan BAB
• Pelatihan toilet (main dengan feces / bermain
dg lumpur ( melukis dg jari)
• Mengembangkan kontrol ini menyebabkan
rasa prestasi dan kemandirian
• Pmberian pujian dan penghargaan
•  mendorong hasil positif , mampu dan
produktif
• Saat dewasa  kompeten, produktif dan
kreatif
Konflik fase anal
• Pada ortu yg menghukum, mengejek atau
membuat malu seorang anak
•  hasil negatif : dewasa : boros atau
kepribadian yg krg baik
• Bila trlalu ketat  kaku dan obsesif, keras
kepala dan kikir
• Dampak hambatan  bentuk kontrol diri (self
control) dan penguasaan diri (self mastery).
Berupa :
• sifat ketidakteraturan/jorok, deskruktif,
semaunya sendiri, atau kekerasan/kekejaman
Fase Phalik
• fokus stimuli  alat kelamin
• Anak mulai mengenal beda “SEX”
• anak laki-laki mulai melihat ayah
sebagai saingan dalam hal mndpt
kasih sayang ibu (iri)
• ingin memiliki ibu dan keinginan untuk
menggantikan ayah.
• kekhawatiran bahwa ia akan dihukum
oleh ayah
• Ada kecendrungan {oedipus complex”
Fase Latent
• tetap ada  kearah lain (positif)
ex : pengejaran intelektual dan
interaksi sosial, atletik dll
• u/ pengembangan keterampilan
sosial dan komunikasi dan
kepercayaan diri.
• Tahap pencarian figur (idola)
• fase yang relatif stabil
Fase Genital

• minat seksual yang kuat pada


lawan jenis
• Tujuan : keseimbangan antara
berbagai bidang kehidupan
• berpartisipasi dalam kegiatan
kelompok, menyiapkan karir,
cinta lain jenis, perkawinan dan
keluarga
Erickson
8 Tahap Perkembangan Manusia
O Trust vs Mistrust (kepercayaan vs
kecurigaan)
O Otonomi vs perasaan malu dan ragu-ragu.
O Inisiatif vs kesalahan
O Kerajinan vs inferioritas
O Identitas vs kekacauan identitas
O Keintiman vs isolasi
O Generatifitas vs stagnasi
O Integritas vs keputus asaan
Tahap 1
Trust vs Mistrust
(kepercayaan vs kecurigaan)
O umur 0-1 tahun atau 1,5 tahun
(infant).
O bergantung pada orang lain
O berdasarkan kesungguhan & kualitas
penjaga (yang merawat)
O  merasa nyaman & terlindungi di
dalam kehidupannya
O Kegagalan mengembangkan rasa
percaya menyababkan bayi akan
merasa takut dan yakin bahwa
lingkungan tidak akan memberikan
kenyamanan bagi bayi tersebut,
sehingga bayi tersebut akan selalu
curiga pada orang lain.
O Gangguan yang mungkin timbul pada
anak usia ini spt sulit makan, (setelah
6 bulan) iritabilitas, takut/ cemas,
dan ingin selalu melekat dengan
ibunya.
O Kelainan jiwa seperti : depresi,
skizofrenia, dan adiksi
Tahap 2
Otonomi vs perasaan malu dan ragu-ragu.

O tahap anus-otot (anal/mascular stages)


O usia 1-3 tahun (early childhood).
O anak cenderung aktif
O  perilaku mereka adalah milik mereka
sendiri
O Ortu dianjurkan untuk tidak terlalu membatasi
ruang gerak / kemandirian
O tidak pula terlalu memberikan kebebasan
melakukan apapun yang dia mau
O Dampak : Pembatasan  anak
mudah menyerah / tdk dpt melak
tanpa bantuan orang lain. Begitu pun
sebaliknya (bertindak sekehendak)
O Ortu harus seimbang  sikap kontrol
diri dan harga diri.
O Anak Bisa menjadi pemalu, dan ragu2
O Gangguan jiwa yang mungkin muncul
: kemarahan, sadistik, keras kepala
dan menentang, dan paranoid
Tahap 3
Inisiatif vs rasa bersalah
(initiative vs Guilt)
O usia 4-5 tahun (preschool age)
O mulai berinteraksi dengan lingkungan
sekitarnya
O Timbul rasa ingin tahu
O pola asuh salah,  anak merasa bersalah
 berdiam diri (menghindari suatu
kesalahan, ucapan dan perbuatan)
O melihat benar atau salah dengan
pemikirannya (kognitif dan afektif)
Tahap 4
Kerajinan vs inferioritas

O tahap laten usia 6-12 tahun (school age)


O lingkungan keluarga ke lingkungan sekolah
O semua aspek memiliki peran (ortu, guru dan
teman)
O Anak mengembangkan sikap rajin, jika tidak
dapat meraih sukses / merasa tidak
mampu (inferioritas),  sikap rendah diri
O Menyebabkan gangguan prestasi belajar
dan takut bekompetisi
Tahap 5
Identitas vs kekacauan identitas
O tahap adolense (remaja),
O masa puber dan berakhir pada usia
12-18 tahun/anak
O Masa standarisasi diri
O Pencarian jati diri
O lingkungan yang baik  identitas
yang baik dan sebaliknya
Tahap 6
Keintiman vs isolasi

O masa dewasa awal (young adult),


O usia sekitar 18/20-30 tahun
O keintiman dan isolasi harus seimbang
 cinta
O cinta secara luas dan universal
Tahap 7
Generatifitas vs stagnasi
O Masa dewasa (middle adult).
O usia sekitar 20 - 55 tahun
O tugas yang dicapai yaitu  mengabdikan
diri
O keseimbangan antara melahirkan sesuatu
(generatifitas) dengan tidak melakukan apa-
apa (stagnasi).
O nilai positif yaitu kepedulian
O Dampak : Generational atau otoritisme
Tahap 8
Integritas vs keputus asaan
O tahap usia senja (usia lanjut)
O tahap yang sulit dilewati ec “introspeksi diri”
O integritas yang tinggi  kepuasan
O Namun sebaliknya, jika kegagalan 
keputus asaan.
Proses keperawatan
1. Pengkajian
a. Data demografi
b. Status mental
c. Riwayat personal dan keluarga
 Penetapan diagnosa
Pengkajian
O Data demografi
O Riwayat kesehatan terdahulu
O Kegiatan hidup anak sehari-hari
O Keadaan fisik
O Status mental
O Hubungan interpersonal
O Riwayat keluarga
3. Perencanaan
O Tujuan :
- Memenuhi kebutuhan emosi anak dan keb
utk dihargai
- Mengurangi ketegangan pd anak berperilaku
defensif.
- Membantu anak menjalin hub positif dg
orang lain
- Membantu mengembangkan identitas diri
anak.
4. implementasi
O Terapi bermain
O Terapi keluarga
O Terapi kelompok
O Terapi Psikofarmakologi
O Terapi individu
O Pendidikan pada orang tua
O Terapi lingkungan
evaluasi
O Keefektifan intervensi penanggulangan
prilaku
O Kemampuan untuk berhubungan dg teman
sebaya, orang dewasa dan org tua dg wajar
O Kemampuan untuk melakuka asuhan
mandiri
O Respon terhadap penurunan dan rutinitas
O Status mental scara menyeluruh
O Koordinasi dan rencana pemulangan.

S-ar putea să vă placă și