Sunteți pe pagina 1din 40

Spektroskopi Atom

Untuk Analisis Logam

Nia Kristiningrum, M.Farm., Apt.


Contents
• Pendahuluan : Prinsip Spektroskopi Atom
• Instrumentasi Spektroskopi Atom
• Aplikasi Spektroskopi Atom
spektroskopi

molekul Atom

Energi radiasi rendah (IR, VIS, Energi radiasi yang lebih besar
UV) menyebabkan molekul digunakan untuk transisi elektron
vibrasi/rotasi atau transisi bagian dalam dari tingkat energi
elektron luar dari keadaan dasar dasar ke tingkat energi yang lebih
ke tingkat energi yg lebih tinggi tinggi
PRINSIP AAS
• penyerapan energi radiasi oleh atom-atom
yang berada pada tingkat energi dasar
(ground state)
• Penyerapan tersebut menyebabkan
tereksitasinya elektron dalam kulit atom ke
tingkat energi yang lebih tinggi.
• Elektron mengemisikan pada l
karakteristik
INSTRUMENTASI
AAS terdiri dari 5 komponen utama.
Komponen-komponen ini dikontrol oleh piranti lunak komputer.

Single-Beam Atomic
Absorption Spectrometer

Double-Beam Atomic
Absorption Spectrometer
SUMBER NYALA (Hollow Cathode Lamp)
• Dipakai sumber sinar dari atom yang sama dengan analit yang diperiksa.
• Atom-atom dieksitasi oleh energi listrik; atom-atom tereksitasi
mengemisikan l karakteristik.
• Hollow Cathode Tube : Hollow cathode yang terbuat dari material yang
sama dengan yang dianalisis, diuapkan dan mengemisikan radiasi
dengan panjang gelombang karakteristik.
SAMPLE COMPARTMENT
Sample compartment terhubung ke
nebulizer, dimana sampel akan
disemprotkan melalui pipa kapiler ke
nebulizer
ATOMISASI
• Sampel yang akan dianalisis HARUS
diuraikan menjadi atom-atom netral yang
masih dalam keadaan dasar

ATOMISASI

TANPA NYALA
NYALA (FLAME) (FLAMELESS)
Skema Atomisasi Flame
Nebulization
Pengubahan sampel cairan
menjadi Fine spray / aerosol
Desolvation
Padatan atom dicampur dengan
gaseous fuel
Volatilization
Padatan atom dirubah menjadi
uap di dalam flame.
ELECTROTHERMAL ATOMIZATION (ETA)
Graphite Furnace
• Sampel cair dialirkan pada tabung
silindris grafit yang dilapisi bahan yang
mencegah sampel terserap pada tabung.

Step Temperature Time


Drying 50° - 150°C ~ 60 s
Ashing 150° - 600°C ~ 60 s
Atomization 2000° - 3000°C ~5s
PERBANDINGAN FLAME DAN FURNACE AAS

• Flame lebih sederhana


• Furnace lebih sensitif
• Furnace memiliki lebih banyak interferensi
• Furnace lebih sedikit membutuhkan sampel
• Perangkat Furnace lebih mahal
PERBANDINGAN FLAME DAN FURNACE AAS
Limit deteksi (ng/mL)
Element AAS Flame AAS Electrothermal • Accuracy:
Al 30 0.005 – Relative error of flame AA
As 100 0.02 is ~1–2%
Ca 1 0.02 – Can be lowered with
Cd 1 0.0001
special precautions
Cr 3 0.01
– Electrothermal atomization
Cu 2 0.002
has 5–10 times higher
Fe 5 0.005
Hg 500 0.1
error than flame AA
Mg 0.1 0.00002
Mn 2 0.0002
Mo 30 0.005
Na 2 0.0002
Ni 5 0.02
Pb 10 0.002
Sn 20 0.1
V 20 0.1
Zn 2 0.00005
MONOKROMATOR

Dengan mengubah sudut grating akan menghasilkan


fokus pada panjang gelombang yang berbeda.
DETEKTOR
Preparasi Sampel
DESTRUKSI

BASAH KERING
FAKTOR YG DIPERHATIKAN
DALAM METODE DESTRUKSI

• Sifat sampel dan unsur logam yang


terkandung di dalam sampel.
• Jenis logam yang akan dianalisis.
• Metode instrumentasi yang digunakan
untuk penentuan logam.
DESTRUKSI BASAH
• menggunakan asam kuat (HNO3 dan HClO4 ),
baik tunggal maupun campuran
• Destruksi basah sangat sesuai untuk
penentuan unsur-unsur logam yang mudah
menguap.
• Kesempurnaan destruksi ditandai dengan
diperolehnya larutan jernih pada larutan
• Senyawa-senyawa garam yang terbentuk
setelah destruksi merupakan senyawa garam
yang stabil dan disimpan selama beberapa hari.
DESTRUKSI KERING
• pengabuan sampel menggunakan muffle furnace dan
memerlukan suhu pemanasan tertentu (400-800oC,
tergantung pada jenis sampel yang akan dianalisis)
• Bila oksida-oksida logam yang terbentuk bersifat kurang
stabil, maka perlakuan ini tidak memberikan hasil yang
baik.
• Untuk logam Fe, Cu, dan Zn oksidanya yang terbentuk
adalah Fe2O3, FeO, CuO, dan ZnO. Semua oksida
logam ini cukup stabil pada suhu pengabuan yang
digunakan. Oksida-oksida ini kemudian dilarutkan ke
dalam pelarut asam encer baik tunggal maupun
campuran, setelah itu dianalisis
Kelebihan dan kekurangan metode destruksi
basah dan kering ???
Metode Seri Standar
• Jika konsentrasi sampel tidak terlalu
kecil
• Preparasi mudah dilakukan
• Jumlah sampel banyak
Metode Seri Standar
(Standar eksternal)
1. Ukur absorbansi dari seri larutan standar yang telah
diketahui konsentrasinya.
2. Buat kurva hubungan antara absorbansi versus
konsentrasi (Kurva Kalibrasi).
3. Dengan metode analisis regresi linier, turunkan
persamaan regresi linier, y = mx + c

Hasil plotting ke persamaan regresi:


Konsentrasi Cr = 3,45 ppm
Contoh soal
• Komposisi : tiap tablet mengandung Ca laktat
yang setara dengan 200 mg Calcium dengan
berat rata-rata tablet 420 mg.
• Preparasi sampel : ditimbang 60 mg sampel
dilarutkan ad 50 ml pelarut. Dipipet larutan
sampel 1 ml dimasukkan labu ukur 50 ml dan
ditambahkan palarut ad garis tanda. Larutan tsb
selanjutnya dipipet 1 ml dan ditambah pelarut ad
10 ml dan diukur. Hasil pengukuran
menunjukkan konsentrasi 1,16 ppm
• tentukan kadar %b/b Calcium dalam tablet
berdasarkan hasil pengukuran dan tentukan %
akurasinya !
Contoh soal
• Preparasi standar : ditimbang Cu(NO3)2 ( Ar Cu
: 3,5 BM senyawa : 187,5) sebanyak 0,293 g
dilarutkan ad 100 ml. Larutan tersebut dipipet
sebanyak 5 ml kemudian diencerkan ad 50 ml.
Larutan terakhir ini kemudian diencerkan lagi
sebagai berikut :
dipipet Volume larutan absorbansi
0,5 ml 25 ml 0,0685
1,0 ml 25 ml 0,1309
3,0 ml 50 ml 0,1896
2,0 ml 25 ml 0,2491
5,0 ml 50 ml 0,2804
• Preparasi sampel : sampel ditimbang
sebanyak 5 gram kemudian didestruksi
dengan 40 ml HCl 6 N. Kemudian disring
dan ditambahkan pelarut ad 100 ml.
• Absorbansi sampel : 0,2352
• Hitung konsentrasi Cu dalam sampel
(%b/v) !
Contoh soal

• Penentuan kandungan Ca dan Mg dalam cairan


hemodialisis dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:

• Dibuat larutan baku standar yang mengandung 10,7 mg


Ca dan 11,4 mg Mg/100 mL dalam air. 10 mL larutan ini
diambil dimasukkan dalam labu takar 100 mL dan
diencerkan sampai garis tanda.
• Dibuat seri konsentrasi baku dengan seri
pengenceran sbb:
Volume yang Larutan akhir Serapan Ca Serapan
diambil (mL) Mg

5 100 0,154 0,168


10 100 0,310 0,341
15 100 0,379 0,519
20 100 0,619 0,585
25 100 0,772 0,835
• Berapakah kadar Ca dan Mg dalam cairan
hemodialisa dalam mmol/L apabila diperoleh
data hasil pengukuran sebagai berikut:

– Absorbansi sampel yang telah diencerkan dari 5


mL→250 mL untuk Ca= 0,343

– Absorbansi sampel yang telah diencerkan dari 10


mL→100 mL untuk Mg= 0,554
Metode Adisi Standar
• Jika konsentrasi sampel sangat rendah,
jika menggunakan metode kurva standar
mempunyai resiko ketelitian rendah
• Jika matrik dari sampel mempunyai
gangguan yang besar terhadap analitnya
• Sampel jumlahnya sedikit
Metode Adisi Standar

1. Siapka dua buah larutan sampel yang identik.


2. Tambahkan sejumlah volume tertentu larutan standar
pada salah satu larutan sampel.
3. Ukur absorbansi masing-masing larutan.
4. Hitung konsentrasi analit dengan persamaan berikut.
Question

A series of solutions is made up by adding 0.1, 0.2, 0.3, 0.4 and 0.5 mL of a
10 mg L-1 lead standard to 100 mL aliquots of the unknown solution. The following
results were obtained:

Volume std. (mL) 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5


Abs 0.27 0.37 0.53 0.65 0.75 0.88

Plot a calibration graph and determine the concentration of the unknown


Contoh Soal
• Penentuan kadar KCl, NaCl dan glukosa dalam cairan
infus intravena dilakukan dengan prosedur sebagai
berikut:

• Larutan stok baku


– NaCl (0,2351g) dilarutkan dalam air deionisasi ad 1000mL
– KCl (0,3114g) dilarutkan dalam air deionisasi ad 1000mL

* Ar Na : 23, Ar K: 39, Ar Cl : 35,5


• 20 ml masing – masing larutan baku tsb dimasukkan
dalam labu takar 100mL + air deionisasi ad 100 ml

• Sebanyak 5 ml sampel dimasukkan dalam labu takar


100 ml dan ditambah dengan air deionisasi ad tanda
batas

• Buat kurva baku dengan memindah 5 ml larutan sampel


yang telah diencerkan dan ditambah dg berbagai
konsentrasi larutan baku yang telah diencerkan ke
dalam labu takar 100 ml sebagaimana ditunjukkan
dalam tabel dibawah ini dan ditambah air deionisasi ad
100 ml
V. Sampel yang V. Baku yang V. akhir Abs. Abs.
ditambahkan ditambahkan Natrium Kalium

5,0 0 100 26,1 30,1


5,0 5 100 39,3 45,2
5,0 10 100 54,2 58,8
5,0 15 100 69,2 73,1
5,0 20 100 84,1 87
5,0 25 100 100 100

S-ar putea să vă placă și