Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Patologis
• Penyakit Asma (Asthma)
adalah suatu penyakit
kronik (menahun) yang
menyerang saluran
pernafasan (bronchiale)
pada paru dimana terdapat
peradangan (inflamasi)
dinding rongga bronchiale
sehingga mengakibatkan
penyempitan saluran nafas
yang akhirnya seseorang
mengalami sesak nafas.
. Skema Terjadinya Asma Bronkiale
Hereditary Predisposition
Allergen
Responsive
Bronchi
Irritant (exertion)
ASTHMA
Asthma Triggers:
• Viral/Bacterial infections
• Chemical irritants: industrial, household
•Air pollution: CO, ozone
•Tobacco smoke
•Dust mite/cockroach allergens
•Animal dander, urine
•Exercise, cold air, emotion, stress
Inflammation
Asthma Symptoms
Epidemiologi
Determinan :
Host :
Riwayat alergi
Faktor Keturunan :
Ayah ibu alergi : 75% anak alergi
Klasifikasi
PEMERIKSAAN SPUTUM
PEMERIKSAAN DARAH
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
FAAL PARU
SCANNING PARU
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Komplikasi
Pneumotoraks
Pneumodiastinum dan erofirema subkutis
Atelektasis
Gagal nafas
Bronkitis
Fraktur iga
Fisioterapi
bertujuan :
menghilangkan bronkospasme
membantu relaksasi & meningkatkan pengaturan pernafasan
membantu / menghilangkan / mengeluarkan dahak
mengatur gerakan pernafasan
Pengobatan Asma dapat dilakukan
dengan
Menghindari rangsangan
Mengurangi / meniadakan akibat rangsangan
Pengobatan serangan sesak
Pencegahan serangan sesak dengan obat
Menghindari Rangsangan
Hal-hal yang dapat mengakibatkan
seseorang sesak, antara lain :
Keradangan / infeksi jalan nafas
Rangsangan bahan yang berakibat alergik
Rangsangan bahan non alergik
Stress / kelelahan psikis – fisik
Pengobatan Asma
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengumpulan data
Identitas klien
Keluhan utama: Biasanya pada klien dengan asma bronchiale
mengeluh sesak nafas, nafas berat dan sulit bernafas
Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan dahulu: Penyakit yang pernah diderita
sebelumnya seperti sesak nafas batuk dan disertai dahak dan alergi.
Riwayat kesehatan sekarang Ditanyakan : -
Kapan terjadinya
Sering / kadang-kadang
Batuk produktif atau non produktif
sputum dan warna
Riwayat kesehatan keluarga: Biasanya merupakan faktor keturunan
dari salah satu anggota keluarga.
Riwayat Penyakit Dahulu: ISPA, riwayat asma dan alergen yg
dicurigai, riwayat pengobatan
POLA FUNGSI KESEHATAN
Pola persepsi dan tatalaksana hidup sehat
Meliputi persepsi klien terhadap kesehatan dan penyakitnya.
Apa yang dilakukan klien bila merasa sakit
Gaya hidup sesuai dengan kondisi yang tidak menimbulkan serangan asma
Pola nutrisi dan metabolisme
Meliputi makanan klien dalam sehari
Pola aktivitas dan latihan
Gangguan aktivitas / kebutuhan istirahat, akibat sesak nafas dan
batuk sehingga dapat menghambat aktivitas sehari-hari termasuk
pekerjaan harus dibatasi.
Pola eliminasi
Pada pola ini klien tidak mengalami gangguan
Pola tidur dan istirahat
Pada pasien ini mengalami gangguan pada pola tidur yang
diakibatkan sesak nafas dan batunya
Pola sensori dan kognitif
Bagaiman Klien dalam menghadapi penyakitnya, apakah dapat
mengerti cara penanggulangan pertama jika kambuh penyakitnya
Pola persepsi dan konsep diri
Persepsi klien tentang penyakitnya dan bagaiman konsep diri
dalam menghadapi penyakit yang dideritanya
Pola hubungan dan peran
Dalam hal ini hubungan dan peran klien terganggu karena klien
mungkin merasa bahwa dirinya orang yang sakit-sakitan
Pola reproduksi dan sexual
Mengalami gangguan akibat penurunan libido yang diakibatkan
sesak nafas yang ia alami.
Pola penanggulangan stress
Bagaimana klien menghadapi masalah yang membebaninya
sekarang, cara penanggulangannya. Stres sebagai pencetus faktor
ekstrinsik terjadinya serangan dan cara menanggulanginya
PEMERIKSAAN FISIK
BREATHING
Keadaan umum: Yang perlu dikaji kesadaran, TTV, sesak nafas dan
batuk, suara tambahan (whezing, ronchi)
Dada
Inspeksi : Pada klien asma terlihat pergerakan otot
bantu pernafasan, pernafasan cuping hidung, sifat
irama pernafasan
Palpasi : Meliputi pergerakan dada kanan + kiri
simetris atau tidak, ada atau tidaknya nyeri tekan.
Taktil fremitus normal
Perkusi : Klien asma suara ketok sonor antara dada
kanan dan kiri.
Auskultasi : ekspirasi lebih dari 4 detik atau lebih
dari 3 kali inspirasi, Terdapat suara tambahan,
berupa whezing ronchi.
B2 (Blood): status kardiovaskuler keadaan hemodinamik seperti nadi, TD,
dan CRT
B3 (Brain): kesadaran
B4 (Bladder): vol output urine, oliguri tanda syok
B5 (Bowel): dispnea saat makan, hipermetabolisme
B6 (Bone): aktifitas pencetus asma
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Tidak efektifnya bersihan jalan nafas b.d bronkospasme :
peningkatan produksi sekret, sekresi tertahan, tebal, sekresi
kental : penurunan energi/kelemahan
Ketidakefektifan pola nafas b.d hioksemia, gagal nafas dan
peningkatan kerja nafas
Kerusakan pertukaran gas b.d gangguan suplai oksigen,
kerusakan alveoli
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
penurunan masukan oral
Gangguan ADL b.d kelemahan fisik umum keletihan
Kecemasan berhubungan dengan sesak nafas.
Kurang pengetahuan b.d kurang informasi/tidak mengenal
sumber informasi
Intervensi dx 1
Auskultasi bunyi nafas, catat adanya bunyi nafas, mis; mengi, krekels,
ronki
Kaji/pantau frekuensi pernafasan
Catat adanya/derajat diespnea mis : gelisah, ansietas, distres
pernafasan, penggunaan otot bantu
Kaji pasien untuk posisi yang nyaman mis : peninggian kepala tempat
tidur, duduk pada sandaran tempat tidur
Pertahankan polusi lingkungan minimum
Dorong/bantu latihan nafas abdomen/bibir
Observasi karakteristik batuk mis : menetap, batuk pendek, basah
Tingkatkan masukan cairan sampai 3000 ml/hr ss toleransi jantung dan
memberikan air hangat, anjurkan masukkan cairan sebagai ganti
makanan
Berikan obat sesuai indikasi
Awasi/buat grafik seri GDA, nadi oksimetri, foto dada
Intervensi dx 3
Kaji frekuensi, kedalaman pernafasan, catat penggunaan otot
aksesori, nafas bibir, ketidak mampuan bicara/berbincang
Tingguikan kepala tempat tidur, pasien untuk memilih posisi yang
mudah untuk bernafas, dorong nafas dalam perlahan / nafas bibir
sesuai kebutuhan / toleransi individu.
Dorong mengeluarkan sputum : penguapan bila diindikasikan.
Auskultasi bunyi nafas, catat area penurunan aliran udara dan /
bunyi tambahan.
Awasi tingkat kesadaran / status mental, selidiki adanya
perubahan.
Evaluasi tingkat toleransi aktivitas.
Awasi tanda vital dan irama jantung.
Awasi / gambarkan seri GDA dan nadi oksimetri.
Berikan oksigen yang ssi idikasi hasil GDA dan toleransi pasien
Intervensi Dx 4