Sunteți pe pagina 1din 29

Belajar Radar Cuaca

Identifikasi Problem Clutter,


Penyebab dan Solusinya Pada
Pengamatan Radar Cuaca

Oleh :
EKO WARDOYO, ST. MT.
PENGGUNAAN dBZ dan dBuZ Data

EKOWARDJ@YAHOO.COM- 2018
Radar Error Sources: Recapitulation
Beam height: For a precipitation radar,
we need a measurement at the ground Interference: The radar signal is
level but the altitude of the beam interfered by a signal of foreign sources
measurement increase with the (sun, WiFi, radar, …).
distance from the radar.
Attenuation by the
precipitation: The radar signal is
Radar calibration: attenuated when it passes
the radar system should be well through a precipitation cell (rain –
calibrated and stable during the hail – wet snow)
time.
Z-R relationship:
The radar measure is not
directly the rain rate but the
Attenuation by reflectivity.
radome: a wet radome How we move from one type
(or dirty) attenuate the to another type of
radar signal precipitation?

Clear air: Backscattering of Ground clutter: Partial beam Radar revisit time: cells Anomalous propagation : the
the signal by birds, the radar signal is blockage: the radar move and a revisit time change of the direction due to
turbulence, insects, … backscattered by signal can be blocked too slow leads to changes in atmospheric pressure,
obstacles ( building, totally or partially by underestimates of temperature and moisture.
terrains, …) Masks integrated rainfall

based on Zawadzki, I., 1984: Factors Affecting the Precision of Radar Measurements of Rain. Preprints, 22nd Conference on Radar Meteorology, Zurich,
Switzerland, Amer. Meteor. Soc., 251-256.

© 2016 Selex ES GmbH – Company confidential 3


LIMITASI Radar Cuaca

4
Faktor Source Of Error
• Faktor Internal System
• Kualitas kalibrasi
• Kualitas Pelaksana Kalibrasi
• Kualitas Alat Ukur
•Kesalahan Metode dan Koonfigurasi
• Hardware Problem
• Wet Radome
• Antenna Reflector
• Receiver Problem
• Parameter Operasional
• Kesalahan penentuan Rmax dan Nyquist
• Faktor Lingkungan Operasional
• Ground Clutter
• Blocking
• Interference
• Chaff
• Faktor Dinamika Atmosfir
• Anomalous Propagation
• Bright Band Echo 5
EKOWARDJ@YAHOO.COM- 2018
Radar
• Radar merupakan singkatan dari RAdio Detecting And Ranging, dalam pengamatannya radar
mendeteksi target dengan memancarkan gelombang radio ke Atmosfer melalui antenna dan mengolah
sinyal gelombang yang kembali diterima sehingga posisi, Jarak dan jenis Objek dapat diketahui.
• Saat melepaskan gelombang elektromagnetik, terdapat dua parameter yang digunakan radar cuaca
yaitu power transmit (Pt) yang ditumpangkan pada gelombang dalam frekuensi (f) operasional radar
yang keduanya akan diolah melalui perhitungan matematis dengan formula khusus yang dapat
memberikan informasi yang dibutuhkan terkait kondisi atmosfer.

Informasi yang didapatkan berupa :


• Arah dan posisi
• Intensitas
• Jenis obyek
• Dan pergerakannya

6
EKOWARDJ@YAHOO.COM- 2018
Prinsip Pengamatan Radar
• Mentransmisikan Gelombang Radio melalui Antena
dalam besaran Power tertentu (Pt) dan frekuensi sesuai
Band Radar.
• Mengukur kekuatan Reflektifitas (Pr) dari obyek
hydrometeor, bergantung pada besaran komponen
dan massa (Z/dBz)
• Jarak dari target (r ) diukur berdasarkan perhitungan
waktu yang ditempuh echo dari target.
• Proses Transmit dan Receive dilakukan bergantian
secara kontinyu tergantung dari Pulse dan range
pengamaran maksimum yang ditentukan.
• Arah antena menyatakan arah dari target
• Doppler Weather Radar tidak hanya mengukur
reflektifitas tetapi juga mengukur perubahan frekuensi
dari pergerakan objek/target. Perubahan frekuensi ini
dinyatakan sebagai kecepatan/Velocity yang
digambarkan kedalam pergerakan menjauhi dan
mendekati radar (Doppler Principle)

EKOWARDJ@YAHOO.COM- 2018
OUTPUT
Output PENGAMATAN
Data Radar RADAR CUACA
• Reflectivity (Z)(UZ)
Menyatakan besaran energi yang kembali dari obyek dan tergantung pada ukuran, bentuk, dan komposisi objek. Radar cuaca
menampilkan lokasi dan intensitas (reflektifitas) dari target meteorologi seperti Shower hujan dan badai. Semakin besar energi
kembali yang diterima radar menggambarkan potensi intensitas hujan yang terjadi.
Pola dan bentuk dari struktur intensitas yang teramati radar Cuaca juga menggambarkan potensi dan fenomena cuaca lainnya
selain hujan ringan, sedang, lebat hingga hujan Ekstrem yaitu potensi adanya angin kencang, rotasi yang menggambarkan
Putting beliung hingga tornado.
Output reflectivity Radar cuaca terbagi menjadi dua jenis yaitu
1 UnCorrected/UnFiltered Reflectivity/intensity (dBuZ) merupakan data yang menyimpan semua return echo yang diterima
receiver Radar tanpa melalui proses pengolahan sinyal sebagai yang ditentukan operator/Teknisi radar dalam metode
scanning yang digunakan.
2 Corrected/Filtered Reflectivity/intensity (dBZ)
Adalah data Reflektivity yang telah melalui proses koreksi sinyal (Velocity Filter, FFT/DFT, etc) dan thresholding (Log,CCOR,
SQI, etc) sesuai dengan parameter yang terdapat dalam metode scanning/pengamatan yang digunakan.
Dengan membandingkan kedua output reflectivity ini kita dapat mengetahui apakah radar system dalam kondisi laik operasional
atau tidak dengan memperhatikan hasil filtering pada produk dBZ, dari sini juga dapat diketahui apakah nilai filtering yang
digunakan sudah cukup baik menekan objek non meteorologi (clutter), terlalu rendah atau terlalu tinggi.

8
EKOWARDJ@YAHOO.COM- 2018
OutputPrinsip
Data Radar
Pengamatan
Lanjutan
Radar
• Radial Velocity (V)
Radar Doppler tidak hanya mendeteksi dan mengukur daya yang diterima
dari target, mereka juga mengukur gerakan target menuju atau menjauh dari Radar kemudian digunakan untuk menentukan
kecepatan angin. Radar Doppler mengukur kecepatan secara rutin dan digunakan untuk mendeteksi kecepatan angin, tornado,
angin topan. Gerak menuju radar Doppler dinyatakan dalam nilai negatif yang digambarkan dengan warna hijau dan Motion
jauh dari radar Doppler dinyatakan dalam nilai-nilai positif yang digambarkan dalam warna merah.
Selain menggambar pergerakan angin dan awan hujan diwilayah pengamatan radar, data velocity juga mampu
menggambarkan fase pertumbuhan, fase matang, dan fase peluruhan serta potensi Rotasi yang terjadi bergantung pada posisi
Inboung (-) dan Outbond(-)

.Spectral/Spectrum Width (W)

Nilai width W (sangat) penting untuk pengamatan dinamika atmosfir. Nilai width yang rendah menunjukkan bahwa di pulse-
volume tidak terdapat perbedaan kecepatan.
Nilai width yang tinggi mengindikasikan terdapat perbedaan kecepatan hidrometeor di dalam pulse-volume. Informasi ini
memberi petunjuk tentang 'kemungkinan' adanya wind-shear, turbulence, mesocyclone atau indikasi dari TVS (tornado vortex
signature) dan hal yang sejenis lainnya.
Data Velocity dan Spektral Width didapatkan dari perubahan frekuensi yang diterima radar cuaca pada satu sampling Volume
yang sangat tergantung pada penggunaan dan pemilihan PRF dan Pulse yang digunakan sehingga selain mendapatkan
Vmax./Nyquist yang tinggi namun resolusi data velocity diapstikan baik

9
EKOWARDJ@YAHOO.COM- 2018
Pengamatan Radar

EKOWARDJ@YAHOO.COM- 2018
EKOWARDJ@YAHOO.COM- 2018
Clutter Echo
Defenisi Clutter Echo dalam Perspektif Radar Cuaca (Hujan)
adalah:
Semua reflektifitas yang ditampilkan dalam pengamatan
radar cuaca yang tidak merepresentasikan presipitasi/hujan
dan fenomena yang menyertainya (angin kencang, hail etc)
yang dapat mempengaruhi efektfitas dan akurasi
pengamatan radar cuaca.
Clutter Echo dapat berasal dari lingkungan pengamatan
(penguapan, partikulat, ground clutter etc) maupun faktor
internal system radar cuaca dikaitkan dengan performance
komponen radar cuaca yang disebabkan kesalahan
kalibrasi/konfigurasi maupun penurunan kinerja komponen
radar karena faktor usia operasional maupun karena faktor
EKOWARDJ@YAHOO.COM- 2018
CLUTTER CORRECTION

EKOWARDJ@YAHOO.COM- 2018
Clutter Echo
• External
• Clutter
• Noise
• Sea Clutter (sea & Land Breeze)
• Interferensi
• Ground Clutter
• Alami (Topografi)
• Pengembangan Lingkungan
• Internal Radar System Problem
• Hardware
• Kalibrasi
• Konfigurasi Parameter Pengamatan

EKOWARDJ@YAHOO.COM- 2018
dBZ dan dBuZ Data

SERUPA TAPI TAK SAMA


PROBLEMNYA
2 Radar memiliki problem pada
System Radar

EKOWARDJ@YAHOO.COM- 2018
CLUTTER CORRECTION

EKOWARDJ@YAHOO.COM- 2018
BMKG
TEMUKAN PERMASALAHAN &
PENYEBAB CLUTTER
SINYAL FILTERING DATA CORRECTION

17
EKOWARDJ@YAHOO.COM- 2018
RADAR DATA CORRECTION (PALEMBANG RADAR)

• Berdasarkan analisis perbandingan output data dBuZ


dan dBZ radar Palembang dan memperhatikan meta
data metode pengamatan yang digunakan, maka
dapat disimpulkan bahwa system radar cuaca
Palembang dalam kondisi baik dan dapat bekerja
dengan maksimal.
• Hal ini dapat dilihat adanya perbedaan signifikan
antara data dBuZ dan dBZ yang dihasilkan, dimana
data dBZ telah mengalami perbaikan dengan
berkurangnnya clutter di beberapa bagian

Kenapa CLUTTER nya masih banyak..??


• Penyebabnya adalah belum maksimalnya parameter filtering sinyal yang
digunakan pada Metode scanning/pengamatan radar palembang sehingga
belum mampu menghilangkan clutter.
• Selain nilai beberapa parameter yang masih menggunakan nilai default (FFT
6) terdapat beberapa fitur yang belum diaktifkan sehingga sinyal filtering
untuk memisahkan antara data dan sinyal bermakna belum maksimal
bekerja.

EKOWARDJ@YAHOO.COM- 2018
RADAR DATA CORRECTION

• Clutter Map filtering dan Orografi Filtering


Merupakan fitur standar yang sudah tersedia pada semua
aplikasi radar Cuaca yang dimiliki BMKG baik EEC,
Gematronik, Baron Maupun Vaisala.
Langkah awal adalah mengumpulkan rawdata radar cuaca
pada saat pengamatan dalam kondisi cuaca tanpa awan
hujan dalam 1 folder sebagai inputan clutter reference pada
pembuatan clutter map yang dibuat di masing-masing
aplikasi radar cuaca.
Panduan dilakukan menggunakan aplikasi Rainbow dari radar
Gematronik. 

EKOWARDJ@YAHOO.COM- 2018
BMKG
Implementasi Radar Data
Correction
SINYAL FILTERING RAWDATA DATA CORRECTION

Optimalisasi
Metode Scan

20
EKOWARDJ@YAHOO.COM- 2018
Sinyal Filtering
• Upaya mendapatkan kualitas data radar terbaik melalui
filtering di level sinyal dengan memanfaatkan fitur dan tools
yang tersedia pada aplikasi signal prosesing dari vendor
radar. Kualitas Radar System Berpengaruh besar disini.
• Filtering echo Interferensi sangat baik dilakukan di level ini,
karena karakteristik dari sinyal interferensi sangat khas dan
berbeda dengan sinyal presipitasi.
• Proses penentuan parameter terbaik tidak didaptkan
secara instan namun perlu proses yang panjang dikaitkan
dengan dinamika lingkungan operasional radar dan system
radar cuaca baik dari aspek hardware maupun kualitas
pelaksana kalibrasi.

EKOWARDJ@YAHOO.COM- 2018
Kualitas Pelaksana Kalibrasi
• PCR BMKG sangat memperhatikan kinerja dan kualitas
Expert Pelaksana kalibrasi dari setiap Vendor, Baik dari sisi
kemampuan teknis maupun kemauan berbagi kepada
tenaga teknisi lokal BMKG.
• Tercatat beberapa surat komplain yang di layangkan
kepada vendor Radar, terkait kualitas Expert yang
dikirimkan pada pelaksanaan Instalasi maupun
Pemeliharaan Radar.
• Kemauan berbagi kepada Teknisi lokal BMKG menjadi
syarat penting bagi expert yang dikirimkan, agar Teknisi
Radar mendapatkan kesempatan meningkatkan
kemampuan dan penguasaan teknologi radar yang dimiliki.

EKOWARDJ@YAHOO.COM- 2018
Buka Aplikasi Rainbow Rain RCC

Pilih 3DRAVE
• Aplikasi 3DRAVE digunakan untuk membuat clutter map sebagai reference clutter correction, dengan cara
mengumpulkan data history pengamatan saat kondisi cuaca clear. Semakin banyak rawdata yang digunakan
maka semakin baik hasil clutter filteringnya.
• Selain untuk clutter map 3DRAVE juga dapat digunakan untuk melakukan analisis efektifitas pengamatan
radar cuaca di satu lokasi

EKOWARDJ@YAHOO.COM- 2018
• Pilih semua raw data yang
sudah dipersiapkan
sebelumnya, pastikan hanya
data dBZ saja yang di pilih.

Next Slide
EKOWARDJ@YAHOO.COM- 2018
Elevasi 0.5 Elevasi 1.5 Elevasi 2.7

Elevasi 4.2
EKOWARDJ@YAHOO.COM- 2018
Daftar Pustaka
Airbus, 2017, A Statistical Analysis of Commercial Aviation Accident, Annual analysis of aviation accident AIRBUS S.A.S 2017, Art &
Caractere, Perancis.
Airports Council International, 2017, ACI releases preliminary 2016 world airport traffic rankings, Media Release ACI World, Canada.
Arkell, Richard E., 2000, Differentiating Between Types of Wind Shear in Aviation Forecasting, National Weather Association Digest, Journal
of Meteorology, Vol. 24, No 3, Page 39.
BMKG, 2017, Pelaksanaan Tahun Data 2017 di Lingkungan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Instruksi Kepala BMKG Nomor
IKB.3/KB/VI/2017.
Cho, John Y. N., R. G. Hallowell, dan M. E. Weber, 2008, Comparative Analysis of Terminal Wind-Shear Detection Systems, 13th
Conference on Aviation, Range and Aerospace Meteorology, Canada, Amerika Serikat.
Coastal Enviromental System, 2017, AWOS, Coastal Enviromental System, Washington, Amerika Serikat.
Eilts, Michael D., 1986, Low Altitude Wind Shear Detection with Doppler Radar, Journal of Climate and Applied Meteorology, Vol. 26, No 96,
Page 96.
Federal Aviation Administration, 1988, Pilot Wind Shear Guide, AC No 00-54, AFS-200.
__________________________, 1989, Siting Guidelines for Low Level Windshear Alert System (LLWAS) Remote Facilities, Departement
of Transportation FAA 6560. 21A.
__________________________, 2008, Wind Shear, FAA-P-8740-40, AFS-B.
__________________________, 2017a, Automated Weather Observing Systems (AWOS) for Non-Federal Applications, AC No 150/5220-
16E.
EKOWARDJ@YAHOO.COM- 2018
__________________________, 2017b, Air Traffic Control, JO 7110.65X.
Fichtl, G. H., Dennis W. C., Walter F., 1997, Sources of Low-Level Wind Shear around Airports, Journal of Aircraft, Vol. 14, No 1,
Page 5.
Fligh Safety Foundation ALAR Toolkit, 2009, Wind Shear, FSF ALAR Briefing Note 5.4.
Golding, Wayne L., 2005, Low-Level Windshear and its Impact on Airlines, Journal of Aviation/Aerospace Education & Reseacrh,
Vol. 14, No 2 JAAER Winter 2005, Page 35.
International Civil Aviation Organization (ICAO), 2005, Manual on Low Level Wind Shear, Doc 9817 AN/449.
Menteri Perhubungan Republik Indonesia, 2015, Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 174 (Civil Aviation Safety
Regulations Part 174) tentang Pelayanan Informasi Meteorologi Penerbangan (Aeronautical Meteorological Information
Services), Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor: PM 9 Tahun 2015.
Meyer, Darin R., M. A. Isaminger, dan E. A. Proseus, 1999, Study of Network Expansion LLWAS (LLWAS-NE) Fault Identification
and System Warning Optimization through Joint Use of LLWAS-NE and TDWR Data *†, American Meteorological Society
79th Annual Conference, Dallas TX, Amerika Serikat.
MicroStep-MIS, 2015, Integrated Meteorological System, Low Level Windshear Alert System, Application Software, Version: 4.1.
Miller, David W., B. A. Crowe, dan J. D. Shaw, 2002, Operational Experience with TDWR/LLWAS-NE Integration at the Dallas, TX
International Airport (DFW), 10th Conference on Aviation, Range, and Aerospace Meteorology, Portland, Oregon, Amerika
Serikat.
Nangimah, Eria W., 2017, Simulasi Low Level Wind Shear Menggunakan Model WRF-ARW dan Radar Cuaca EEC di Bandara
Internasional Soekarno-Hatta (Studi Kasus tanggal 2, 11, dan 19 Desember 2016), Skripsi, Program Sarjana Terapan
Meteorologi, STMKG, Tangerang Selatan.
Rinehart, Ronald E., 2010, Radar for Meteorologist, Fifth Edition, Rinehart Publications, New York.
Transportation, Federal Aviation Administration, Office of Aviation Policy and Plans, Report No. FAA-APO-90-13.
EKOWARDJ@YAHOO.COM - 2018
Soffer, E.P., 1990, Establishment Criteria for Integrated Wind Shear Detection Systems: Low Level Wind Shear Alert System
(LLWAS), Terminal Doppler Weather Radar (TDWR), and Modified Airport Surveillance Radar, U.S. Department of

Wardoyo, Eko, 2017, Radar Meteorologi, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Jakarta.
Wilson, James, R. Carbone, H. Baynton, dan R. Serafin, 1980, Operational Application of Meteorological Doppler Radar,
American Meteorological Society 1980, Vol. 61, No 10, Page 1154.
Wilson, James W., R. D. Roberts, C. Kessinger, dan J. McCarthy, 1984, Microburts Wind Structure and Evaluation of Doppler
Radar for Airport Wind Shear Detection, Journal of Climate and Applied Meteorology, Vol. 23, Page 898.
Wilson, F.W., dan Gramzow, 1991, The Redesigned Low Level Wind Shear Alert System, American Meteorological Society,
Fourth International Conf. on Aviation Weather Systems, Paris, Perancis.
Wilson Jr., F. W., dan R. E. Cole, 1993, LLWAS II and LLWAS III Performance Evaluation, American Meteorological Society, Fifth
International Conference on Aviation Weather Systems, Vienna, VA.
Zakir, Ahmad, Widada S., dan Mia Khusnul K., 2010, Perspektif Operasional Cuaca Tropis, BMKG, Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA DARI INTERNET


Academic, 2000, Low-Level Wind Shear Alert System [online], http://aviation_dictionary.enacademic.com/4307/low-
level_wind_shear_alert_system, diakses tanggal 8 November 2017.
COMET Program, 2012, Weather Radar Fundamentals [online], https://www.meted.ucar.edu/radar/basic_wxradar/print.php,
diakses tanggal 8 November 2017.
Radtec Engineering Inc., 2005, The Practical Physiscs of Airport Weather Radar. http://radar-sales.com/PDFs/Windshear_3.pdf,
diakses tanggal 9 November 2017.
SKYbrary, 2016, Weather: Low Level Wind Shear [online], https://www.skybrary.aero/index.php/Low_Level_Wind_Shear, diakses
tanggal 8 November 2017. EKOWARDJ@YAHOO.COM - 2018
SEKIAN DAN
TERIMA KASIH

S-ar putea să vă placă și