Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
DEFINISI
Spondilitis tuberkulosa adalah infeksi tuberkulosis ekstra pulmonal yang bersifat kronis berupa infeksi granulomatosis disebabkan oleh kuman spesifik yaitu Mycobacterium tuberculosa yang mengenai tulang vertebra sehingga dapat menyebabkan destruksi tulang, deformitas dan paraplegia.
EPIDEMIOLOGI
-
Insidensi bervariasi di seluruh dunia dan biasanya berhubungan dengan kualitas fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat yang tersedia serta kondisi sosial di negara tersebut. Sumber morbiditas dan mortalitas utama pada negara yang belum dan sedang berkembang, terutama asia
ETIOLOGI
4 Tulang Koksigeal
POSTERIOR
PATOFISIOLOGI
Usia dan Jenis kelamin
Nutrisi
Faktor Toksik
PATOFISIOLOGI
Tuberkulosa pada tulang belakang dapat terjadi karena penyebaran hematogen atau penyebaran langsung nodus limfatikus para aorta. Pada penampakannya fokus primer tuberkulosa dapat bersifat tenang. Sumber infeksi tersering adalah berasal dari sistem pulmoner dan genitourinarius.
PATOFISIOLOGI
STADIUM SPONDILITIS TB
Stadium Implantasi
BENTUK SPONDILITIS
Paradiskal Sentral Anterior Apikal
Banyak ditemukan pada orang dewasa. Dapat menimbulkan kompresi, iskemia dan nekrosis diskus. Terbanyak ditemukan di regio lumbal. Sering terjadi pada anak-anak Terbanyak di temukan di regio torakal. Infeksi yang terjadi karena perjalanan perkontinuitatum dari vertebra di atas dan dibawahnya
Dikatakan atipikal karena terlalu tersebar luas dan fokus primernya tidak dapat diidentifikasikan
Anamnesis
Diagnosa
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan fisik
Anamnesis
1. Gambaran adanya penyakit sistemik : kehilangan berat badan, keringat malam, demam yang berlangsung secara intermitten terutama sore dan malam hari. 2. Adanya riwayat batuk lama (lebih dari 3 minggu) berdahak atau berdarah. 3. Nyeri terlokalisir pada satu regio tulang belakang atau berupa nyeri yang menjalar 4. Defisit Neurologi
PEMERIKSAAN FISIK
INSPEKSI 1.Tampak adanya deformitas, dapat berupa : kifosis (gibbus/angulasi tulang belakang), skoliosis, bayonet deformity, subluksasi, spondilolistesis, dan dislokasi
Pemeriksaan Fisik
Palpasi : 1. Bila terdapat abses maka akan teraba massa yang berfluktuasi dan kulit diatasnya terasa sedikit hangat (disebut cold abcess, yang membedakan dengan abses piogenik yang teraba panas). Dapat dipalpasi di daerah lipat paha, fossa iliaka, retropharynx, atau di sisi leher (di belakang otot sternokleidomastoideus), tergantung dari level lesi. Dapat juga teraba di sekitar dinding dada. Perlu diingat bahwa tidak ada hubungan antara ukuran lesi destruktif dan kuantitas pus dalam cold abscess. 2. Spasme otot protektif disertai keterbatasan pergerakan di segmen yang terkena. Perkusi : Pada perkusi secara halus atau pemberian tekanan diatas prosesus spinosus vertebrae yang terkena, sering tampak tenderness.
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium 2. Radiologi 3. CT Scan 4. MRI
1.
PENATALAKSANAAN
Tujuan terapi pada kasus spondilitis tuberkulosa adalah : 1. Mengeradikasi infeksi atau setidaknya menahan progresifitas penyakit 2. Mencegah atau mengkoreksi deformitas atau defisit neurologis
PENATALAKSANAAN
Terapi Konservatif - Medikamentosa - Non medikamentosa Terapi Operatif - Debridement - Operasi Radikal
Medikamentosa
- Rifampisin 10-20 mg/kgBB, maksimum 600 mg/hari - Etambutol 15 mg/kgBB, maksimum 1200 mg/hari - Pyrazinamid 15-30 mg/kgBB - INH 5-10 mg/kgBB, maksimum 300 mg/hari
Non Medikamentosa
1.
Pemberian nutrisi yang bergizi Tirah baring Istirahat di tempat tidur dapat berlangsung 3-4 minggu, sehingga dicapai keadaan yang tenang dengan melihat tanda-tanda klinis, radiologis dan laboratorium.
2.
Terapi Operatif
Indikasi operasi : - Adanya abses paravertebra - Deformitas yang progresif - Gejala penekanan pada sumsum tulang belakang Gangguan fungsi paru yang progresif - Kegagalan terapi konservatif dalam 3 bulan - Terjadi paraplegia dan spastisitas hebat yang tidak dapat dikontrol Kontra-indikasi operasi : - Kegagalan pernapasan dengan kelainan jantung yang membahayakan operasi
PROGNOSIS
Mortalitas
Relaps
Kifosis
Defisit Neurologis
Fusi
PRESENTASI KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama Usia Jenis kelamin Alamat Kota Bekasi Pendidikan Pekerjaan Agama Tanggal masuk : : : : Ny. N 55 Tahun Perempuan Jalan Gurami 2/249
ANAMNESIS
Dilakukan anamnesis secara autoanamnesia pada tanggal 07 Februari 2012
Keluhan utama : Batuk sejak 1 bulan smrs Keluhan tambahan : Diare, Demam, keringat dingin , Nafsu makan menurun dan Lemas
1 Bulan smrs
Batuk berdahak, tidak berdarah Demam, terutama pada malam hari dan keringan dingin menjelang subuh Nyeri pinggang kiri menjalar ke kaki kiri, hilang timbul, timbul saat menggereakkan kaki dan hilang saat beristirahat Nafsu makan berkurang dan merasa semakin kurus
Batuk berdahak, tidak berdarah Demam malam hari, tidak terlalu tinggi Mual dan muntah berisi makan nyeri pinggul kiri menjalar sampai ke kaki kiri dan tidak dapat menggerakan kakinya. Pasien tidak dapat menggerakan kakinya dikarenakan merasa nyeri hebat. Nyeri dirasakan lebih hebat dibandingkan sebelumnya, dan muncul tanpa di dahului oleh kejadian tertentu
6 Bulan smrs
1 Hari smrs
ANAMNESIS
Riwayat penyakit dahulu Pasien pernah didiagnosis menderita TBC kurang lebih 20 tahun yang lalu, dan sudah menjalani pengobatan TB selama 7 bulan dan sudah dinyatakan sembuh. Tidak terdapat kencing manis serta hipertensi dan tidak terdapat alergi terhadap obat tertentu dan terhadap makanan. Riwayat penyakit keluarga Adik perempuan pasien, juga didiagnosis menderita TBC dan sedang menjalani terapi TBC sejak 1 bulan SMRS.
ANAMNESIS
Riwayat kebiasaan Os tidak merokok, tetapi suami os seorang perokok aktif 5-7 batang per hari. Riwayat pengobatan Os juga sedang menjalani pengobatan TBC sejak 1 bulan SMRS sampai sekarang.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum Kesadaran Tekanan darah Nadi Pernafasan Suhu : Tampak sakit sedang : Compos mentis : 110/80 mmHg : 84 x/menit : 20 x/menit : 36,8o
STATUS GENERALIS
Kepala : Normocephali, rambut hitam, distribusi merata Mata : Exophthalamus (-), Enopthalamus (-), Kelopak oedem (-), Lensa jernih, Konjungtiva anemis (-), Sklera ikterik (- ), Nistagmus (-), Gerakan Mata : dapat digerakkan ke segala arah Telinga : Normotia, Liang teliang lapang, sekret (-), serumen (-), darah (-) Hidung : Septum deviasi (-), Sekret (-), Epistaksis (-)
STATUS GENERALIS
Mulut Tonsil Gigi geligi Faring Lidah Leher JVP Kelenjar Tiroid
: T1 T1 tenang : lengkap, tidak ada caries : tidak hiperaemis : tidak tampak papil atrofi : 5 - 2 cm H2O. : tidak tampak membesar.
STATUS GENERALIS
Thorax Paru Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi Jantung Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi : Pergerakan simetris saat statis dan dinamis : Vokal fremitus simetris : Sonor pada kedua lapang paru : Suara nafas vesikular, Rhonki -/- , Wheezing -/: Tampak pulsasi iktus cordis di ICS V, 1 jari medial linea midklavikula kiri : Teraba ictus cordis pada ICS V, 1 jari medial linea midclavicularis kiri : dalam batas normal : Bunyi jantung I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
STATUS GENERALIS
Abdomen Inspeksi : tidak ada lesi, tidak ada bekas operasi, datar, simetris, smiling umbilicus tidak ada, dilatasi vena tidak ada Palpasi : supel, hepatomegali(-), splenomegali (-), NT (-), NL(-) Perkusi : Timpani Auskultasi : Bising usus (+) normal Ekstremitas Akral Oedem Kekuatan
: Hangat pada keempat ekstremitas : Tidak ada oedem pada keempat ekstremitas : 5555 5555 5555 3333
STATUS LOKALIS
Punggung (pemeriksaan dilakukan saat pasien terlungkup) Inspeksi : Kifosis (-) , Benjolan (-) , Perubahan warna (-), Tanda radang (-), Luka (-), Gibbus (-) Palpasi : Benjolan (-), NT (+), Perabaan Hangat Nyeri Ketok : Nyeri Ketok CVA (-)
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
-
: 16 mm (meningkat) : 2,6 ribu/uL (menurun) : 13,1 g/dL : 37,1 % : 4,6 juta/uL : 202 U/L (meningkat) :233 U/L (meningkat) : 17 mg/dL (menurun) : 0,63 mg/dL : 80 mg/dL
PEMERIKSAAN BTA
Pemeriksaan Sputum BTA 2X BTA Positif
FOTO RONTGEN
FOTO RONTGEN
Rontgen Vertebra Thorakolumbal AP-Lat Deskripsi : alignment tulang normal, terdapat gambaran kompresi vertebra lumbal III, erosi +, discus intervertebralis normal Kesan : spondilitis vertebra lumbal III
RESUME
Seorang wanita, 33 tahun, datang dengan keluhan batuk sejak 1 bulan SMRS, batuk berdahak tidak berdarah. Demam (+), lebih sering dirasakan pada malam hari disertai dengan keringat dingin.Pasien merasa berat badannya makin menurun, tidak dapat menggerakan kaki kirinya sejak 1 hari SMRS. Terdapat nyeri pada pinggang kiri, hilang timbul, muncul saat menggerakan kaki dan berkurang bila beristirahat. Nyeri menjalar dari pinggang sampai ke kaki kiri dan dirasakan makin bertambah parah sampai tidak dapat menggerakan kakinya., BAB dan BAK normal. Riwayat TB (+), os dalam pengobatan TB. Pada pemeriksaan fisik RR 20x/mnt, Suhu 36. Pada punggung, gibbus (-), kifosis (-), perubahan warna (-), Bejolan (-), NT (+), Perabaan Hangat, Nyeri Ketok CVA (-), Gerak terbatas karena Nyeri. Pem. Lab Hb 8,1 g/dl, Leukosit 11890/mm3, LED 80 mm/jam, Ht 27%, Sputum BTA 2x positif. Foto rontgen terdapat gambaran corpus VL III compresi dan erosi.
DIAGNOSIS KERJA
Spondilitis TB
Berdasarkan : a. Terdapat riwayat TB b. Terdapat keluhan nyeri pinggang yang makin memburuk sampai mengakibatkan keterbatasan gerak dari extremitas bawah pasien c. Terdapat riwayat keluarga yang menderita TB. d. Terdapat adanya peningkatan LED e. Pada pemeriksaan Rontgen Vertebrae, terdapat gambaran yang sesuai dengan gambaran spondilitis berupa gambaran compresi corpus VL III dan gambaran osteolitik.
PENATALAKSANAAN
Medikamentosa Ketorolac 3 X 10 mg IV RHZE selama 9 bulan NonMedikamentosa Tirah baring dan menggunakan korset Pemberian makanan bergizi
PEMERIKSAAN ANJURAN
Pemeriksaan yang dianjurkan: 1.Patologi anatomi untuk memastikan diagnosis TB tulang dan apakah terdapat tanda keganasan atau tidak. 3. MRI untuk menegakan diagnosis
PROGNOSIS
Ad vitam : ad Bonam Ad functionam : Dubia ad Bonam Ad sanationam : Dubia ad bonam.
THANK YOU