Sunteți pe pagina 1din 12

Excelsis Deo: Jurnal Teologi, Misiologi dan Pendidikan

MANUSIA DAN DUNIANYA


Suryowati
Sekolah Tinggi Teologi Excelsius
suryowatiwang@sttexcelsius.ac.id

Abstract
General theory: Humans are special creatures of God with their true nature as guardians of the earth.
The purpose of this research are to find answers about the meaning of human, the world, and how
relationships between them.The study used qualitative methods with a philology approach. And the
results of the study was: (1) man was not just a creation, he was also a person. Being a person meant be
able to made decisions, setted goals, and moved towards those goals. Humans were not robots whose
actions determined by forces outside themselves. To be one person meant to be a "creation that has a
choice". (2) the world was: First, in the perspective of the Bible was "creation", the whole existence of a
place in which humans live with all the good blessings of God. Second, from a perspective outside the
Bible, the world was identified with all sources of evil, contained: evil, bad, negative and imperfections. (3)
the relationship between humans and the world were that humans must be missionaries in a
Christological framework that has the duty to serve in the world which was source of evil. Humans
became the "salt" and "light" of Christ to fighted the source of evil.

Keywords: people; world; perspective; essence.

Abstrak
Teori umum: Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang istimewa dengan hakekat sejatinya sebagai
pemelihara bumi. Tujuan penulisan menemukan jawaban tentang makna manusia, makna dunia, dan
bagaimanakah hubungan manusia dan dunianya? Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan
pendekatan filologi. Hasil penelitian adalah: (1) manusia adalah bukan sekedar hanya ciptaan, ia juga
satu pribadi. Menjadi suatu pribadi berarti mampu membuat keputusan, menetapkan tujuan, dan
bergerak ke arah tujuan-tujuan itu. Manusia bukan robot yang tindakannya ditentukan oleh kekuatan di
luar dirinya. Menjadi satu pribadi berarti menjadi “ciptaan yang memiliki pilihan”. (2) dunia adalah:
Pertama, dalam perspektif Alkitab adalah “tata cipta”, seluruh keberadaan tempat yang di dalamnya
manusia hidup dengan segala berkat yang baik dari Allah. Kedua, dalam perspektif di luar Alkitab, dunia
adalah diidentikkan segala sumber kejahatan, berisi: hal-hal yang jahat, buruk, negatif dan
ketidaksempurnaan. (3) hubungan manusia dan dunia adalah manusia mesti menjadi misioner dalam
kerangka pikir Kristologi yang mempunyai tugas untuk melayani di dunia sebagai tempat sumber
kejahatan. Manusia menjadi “garam” dan “terang” Kristus memerangi sumber kejahatan.

Kata Kunci: manusia, dunia, kristologi.

Excelsis Deo: Jurnal Teologi, Misiologi dan Pendidikan | 61


Excelsis Deo: Jurnal Teologi, Misiologi dan Pendidikan

PENDAHULUAN ringkasnya, tidak ada pendapat yang


Kekristenan yang telah mencapai menentukan. Karena itu kita perlu menilai
usia lebih dari dua ribu tahun, tidak terlepas apa yang dikatakan Perjanjian Baru
dari tantangan peletakan kebenaran yang mengenai manusia dan dunianya, dari sudut
mutlak akan hakikat ideologi kehidupan, pandang yang pada dasarnya bersifat
yang mungkin sampai kapanpun juga akan religious.1
tetap masih menjadi masalah dan Tujuan penulisan artikel ini adalah
pertanyaan. Peradaban Kristen pernah untuk menemukan menjawab tentang
mengalami masa-masa kegelapan yang apakah makna manusia, dunia, dan
karena keadaan tersebut menyebabkan bagaimanakah tuntutan Alkitab terkait
gereja ditinggalkan. dengan hubungan manusia dan dunianya?
Seiring berkembangnya zaman,
dengan berkembangnya kebudayaan
bangsa-bangsa yang dipengaruhi oleh METODE PENELITIAN
banyaknya ajaran agama yang Penulisan artikel ini menggunakan
bermunculan, cara pandang manusia metode kualitatif dengan pendekatan
kepada dunia, yang semula baik kini filologi. Pendekatan filologi untuk
perlahan terkikis dan membuat manusia mengetahui informasi mengenai masa
meragukan hakikatnya yang sejati yaitu
lampau suatu masyarakat, yang meliputi
diciptakan baik dan sempurna sebagaimana
Alkitab katakan dalam kitab Kejadian pasal berbagai segi kehidupan dapat diketahui
pertama, mengenai peristiwa penciptaan oleh masyarakat masa kini melalui
manusia oleh Allah di taman Eden. peninggalan-peninggalan, baik yang berupa
Penulis Perjanjian Baru menerima benda maupun karya-karya tulisan.2
keyakinan secara penuh bahwa Allah Dalam Kamus Istilah Filologi,
adalah Pencipta, dan alam semesta dengan
filologi didefinisikan sebagai ilmu yang
isinya adalah hasil ciptaan-Nya. Hal ini
sejalan dengan Perjanjian Lama dan dengan menyelidiki perkembangan kerohanian suatu
keyakinan bangsa Yahudi. Keyakinan bangsa dan kekhususannya atau yang
bahwa manusia adalah makhluk ciptaan menyelidiki kebudayaan berdasarkan bahasa
Allah yang istimewa mewarnai seluruh dan kesusastraannya. 3 Darusuprapta
konsepsi mengenai manusia. menambahkan pengertian filologi, yaitu
Haruslah diingat bahwa Perjanjian suatu disiplin ilmu yang mendasarkan
Baru adalah catatan mengenai manusia dan
kerjanya pada bahan tertulis dan bertujuan
dunianya yang bersifat religius dan bukan
bersifat ilmiah. Memang perhatian mengungkapkan makna teks tersebut dalam
Perjanjian Baru pada hal-hal yang bersifat segi kebudayaannya. 4
religius begitu kuat sehingga hanya sedikit Secara etimologis, filologi berasal
perhatian yang diberikan pada aspek-aspek dari bahasa Yunani philologia yang arti
yang bersifat psikologis dan sama sekali asliya ”kegemaran berbincang-bincang”.
tidak menaruh perhatian pada hubungan Makna filologi berkembang lagi menjadi
antara manusia dengan semua ciptaan yang
bernyawa lainnya. 1
Donald Guthrie, Teologi PB I (Jakarta:
Tidak dapat dikatakan bahwa ilmu BPK Gunung Mulia, 2005), 111–112.
pengetahuan atau sains bertentangan 2
Karsono Saputra, Pengantar Filologi Jawa
dengan pandangan Alkitabiah tentang (Jakarta: Wedatama Widya Sastra, 2008), 79.
3
penciptaan, karena walaupun beberapa Ibid.
4
Darusuprapta, Ajaran Moral Dalam
orang berpendapat demikian, namun yang Susastra Suluk (Jakarta: Departemen Pendidikan dan
lain berpendapat sebaliknya. Jadi, secara Kebudayaan, 1990), 3.

62 | Vol. 4 No. 1 (Juni 2020)


Excelsis Deo: Jurnal Teologi, Misiologi dan Pendidikan

”cinta kepada kata sebagai pengejawantahan binatang. Manusia diciptakan sesuai dengan
pikiran, kemudian menjadi ”perhatian “gambar (tselem) dan rupa (demuth)”8 Allah
terhadap sastra” dan akhirnya ”studi ilmu (Kej. 1:26), yang menjadikan manusia satu-
sastra”. Menurut Saputra, pengertian ”kata” satunya diantara ciptaan yang lain yang
pada ”cinta kepada kata” dapat diperluas lagi dapat memasuki hubungan persekutuan
menjadi bahasa dan berkembang lagi dengan Allah Pencipta. Manusia dipandang
menjadi ”kebudayaan”, sehingga studi sebagai ciptaan yang memiliki tubuh dan
filologi berarti studi tentang kebudayaan “jiwa” (Ibr. nefesy), artinya ia dipandang
masa lalu melalui naskah dan teks.5 sebagai suatu pribadi. Tubuh itu berbeda
dengan jiwa (Mzm. 63:2; 73:26). Karena itu
PL dapat berbicara mengenai nefesy atau
PEMBAHASAN “jiwa” orang yang mati atau “mayat orang”
Makna Manusia (Im. 21:11; Bil. 6:6; 19:13) untuk
Dalam PB tidak terdapat ajaran yang membedakan orang dengan mayat secara
sistematik dan formal mengenai manusia. fisik. Tubuh itu pada dasarnya bersifat fana.
Perhatian penulis PB ditujukan pada Kematian tidak dapat dielakkan, dan hanya
hubungan manusia dengan Allah. Allah yang kekal adanya (Yes. 44:6; 45:5-
Lingkungan kehidupan manusia modern 7).
pada dasarnya sangat berbeda dengan Segi lain dalam pandangan PL
lingkungan kehidupan manusia pada abad mengenai manusia adalah hubungan
pertama, tetapi masalah-masalah yang manusia sebagai suatu kesatuan antara
timbul dalam hubungan manusia dengan seorang dengan yang lainnya. Perempuan
Allah tetap sama. Pengertian manusia dalam merupakan satu-satunya teman hidup yang
PB akan diawali dengan ulasan singkat layak bagi laki-laki. Konsep keluarga
berdasar PL, Yudaisme, serta para pemikir perkembangan bangsa. Vriezen menjelaskan
Yunani. 6 bahwa catatan dalam Kitab Kejadian
mendukung monogamy. Perjanjian Lama
Perjanjian Lama
tidak mendukung pandangan yang dipegang
Manusia adalah makhluk ciptaan
luas oleh orang- orang yang tidak mengenal
Allah. Manusia diciptakan memiliki tubuh
Allah bahwa orang tua berhak menentukan
secara fisik. Ia digambarkan sebagai debu
anak-anak mereka.9
tanah (Kej. 2:7; 3:19), dan apabila dianalisa
Fakta utama yang terungkap dari PL
secara kimia tubuh manusia terdiri dari
adalah bahwa semua manusia berdosa.
karbon, kalsium, fosfor, besi, air, dan lain-
Kejadian 3 memperlihatkan bahwa dosa
lain. 7 Ia menerima hidupnya dari hembusan
adalah pelanggaran terhadap Firman Allah.
nafas Allah (Kej. 2:7). Perjanjian Lama
Pada dasarnya itu adalah konsep religius
yakin keunggulan manusia daripada
yang sangat dalam. Kisah tentang kejatuhan

5 8
Sutrisno, Relevansi Studi Filologi Teks bahasa Ibrani tidak menggunakan
(Yogyakarta: Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar ‘dan’; tetapi Septuaginta dan Vulgata memasukkan
dalam Ilmu Filologi pada Fakultas Sastra dan kata ‘dan’ (Alkitab terjemahan Latin disususn oleh
Kebudayaan Universitas Gadjah Mada, 1981), 1. Jerome dari tahun 382 sampai 404).
6 9
Guthrie, Teologi PB I, 148–198. Theodorus C . Vriezen, Outline of Old
7
James Houston, The Lion Handbook of the Testament Theology, 2nd ed. (Newton ,
Bible (Bandung: Kalam Hidup, 2004), 25–26. Massachusetts: Branford, 1970), 411.

Excelsis Deo: Jurnal Teologi, Misiologi dan Pendidikan | 63


Excelsis Deo: Jurnal Teologi, Misiologi dan Pendidikan

Adam dan akibat-akibatnya merupakan menajiskan seseorang adalah apa yang


suatu bentuk ringkasan kisah tentang keluar darinya dan bukan yang dari luar
pengalaman hidup manusia pada dirinya (Mrk. 7:14 dst.). Kenajisan itu
10
umumnya. Secara terus menerus PL berasal dari pikiran manusia, bukan dari
menunjukkan ketidaksanggupan manusia dagingnya, tetapi daging itu dipandang
untuk mengatasi masalah ini. Walaupun sebagai suatu yang rela melayani pikiran
disediakan jalan pendamaian bagi manusia manusia karena daging itu lemah (Mat.
melalui persembahan korban, tetapi hal itu 26:41; Mrk. 14:38). Keempat, pandangan
tidak menghilangkan kesadaran manusia Yesus mengenai manusia dalam masyarakat.
akan kesalahannya. Persoalan dasarnya Yesus sepenuhnya mendukung pandangan
masih belum terselesaikan sampai diadakan PL tentang solidaritas di antara sesama
cara yang lebih baik dalam PB yang manusia. Yesus merasa prihatin terhadap
mengambil alih konsep religius PL orang-orang yang terendah dalam
mengenai dosa. Pernyataan-pernyataan PB masyarakat, terhadap orang-orang miskin
sering mengambil latar belakang PL, dan melarat, terhadap orang-orang tuli, buta,
meskipun acapkali terdapat pengembangan lumpuh (Mat. 11:4). Dia bergaul dengan
arti dari pengertian-pengertian kuncinya, orang-orang tercela, seperti pemungut cukai
khususnya dalam surat-surat Paulus. dan orang-orang berdosa (Mat. 11:19).
Khotbah di bukit berisi banyak perintah yang
Perjanjian Baru tidak akan berarti sama sekali jika manusia
Kitab-kitab Injil Sinoptik itu hanya bertanggung jawab pada dirinya
PB ingin memperlihatkan tentang gambaran sendiri. Kelima, tanggung jawab manusia
yang sempurna mengenai manusia secara pribadi. Dalam pandangan Yesus, diri
sebagaimana mestinya melalui diri Yesus. manusia sejati terdapat dalam kehidupan
Kemanusiaan-Nya yang sempurna itu selalu yang taat kepada Allah (Mat. 10:38; 16:24),
dilihat dalam hubungan dengan Allah. karena Allah mengetahui apa yang terbaik
Pokok-pokok ajaran tentang manusia dalam bagi manusia. Tidak ada kesempatan bagi
keempat injil sinoptik sebagai berikut: manusia untuk membanggakan
Pertama, keunggulan manusia atas keberhasilannya sendiri, karena orang yang
binatang (Mat. 10:31; 12:10-11). Kedua, lemah lembut yang memiliki bumi (Mat.
nilai manusia yang sangat besar di hadapan 5:5). Pandangan ini mungkin tidak dapat
Allah (Mat. 10:30; 16:26; Mrk. 8:37; Luk. diterima pada zaman ilmu pengetahuan
sekarang ini. Prestasi manusia telah
9:25). Ketiga, pandangan Yesus mengenai membuat manusia berpikir bahwa tidak ada
“daging”. Teladan Yesus tidak tampak hal apapun yang tidak mampu dia lakukan.
adanya sikap asketik (Mat. 11:19), apa yang Tetapi perkataan Yesus tidak ditujukan
10
dalam hal kemampuan manusia dalam
Perjanjian Lama tidak mendukung
pandangan bahwa pada waktu manusia berbuat dosa, bidang ilmu pengetahuan, melainkan pada
ia kehilangan “gambar Allah”, namun kalau kedudukannya di hadapan Allah. Dengan
pengertian itu berkaitan denagn hubungan antara segala kepintarannya manusia belum mampu
Allah dengan manusia, maka hubungan itu tentu saja
dirusak oleh dosa manusia. Dengan menghendaki menciptakan dunia. Sesungguhnya, tidak
suatu yang lain daripada kehendak Allah, manusia adanya kelemahlembutan itulah yang
niscaya tidak dapat meneruskan untuk tetap bertindak
sebagai wakil Allah yang sejati.
menyebabkan pemberontakan pertama

64 | Vol. 4 No. 1 (Juni 2020)


Excelsis Deo: Jurnal Teologi, Misiologi dan Pendidikan

terhadap Allah, dan yang terus mutlak kepada Bapa (Yoh. 3:16,34; 5:17,19;
menyebabkan terjadinya pemberontakan 5:43;
selanjutnya. Keenam, hubungan laki-laki 10:25; 6:38; 7:17; 8:28). Dengan demikian
dan perempuan. Yudaisme jelas didominasi bahwa suatu prinsip mutlak, yaitu, bahwa
oleh kaum laki-laki yang kurang menusia hanya dapat disebut manusia yang
menghormati kaum perempuan. Ajaran sesungguhnya apabila ia hidup sepenuhnya
Yesus akan memberikan pengertian dalam persekutuan dengan Allah, sama
menyeluruh tentang kedudukan yang benar seperti yang dilakukan oleh Yesus.
mengenai perbedaan seks dalam ajaran PB Kisah Para Rasul
mengenai manusia. Dalam kitab-kitab Injil Manusia dipandang sebagai makhluk
Sinoptik banyak keterangan yang yang harus taat kepada Allah (5:29,32).
memperlihatkan apa yang mungkin dapat Kegagalan pada masa lampau maupun masa
disebut memanusiakan sikap laki-laki kini untuk mencapai ketaatan yang sempurna
terhadap perempuan. Kelahiran Yesus, justru lebih menonjolkanpola nyata, dan
menempatkan Maria pada kedudukan paling manusia diciptakan untuk hidup menurut
terhormat (Luk. 1:28). Ketujuh, pendekatan pola itu. Segi paling istimewa ialah
Yesus terhadap anak-anak. Dibandingkan kesadaran bahwa semua orang, Yahudi dan
dengan orang-orang sezaman-Nya, Yesus bukan Yahudi, sama kedudukannya
memperlihatkan pendekatan yang bersifat dihadapan Allah. Kesadaran ini tidak mudah
manusiawi dan lemah lembut terhadap anak- diterima oleh orang Yahudi. Untuk
anak (Mat. 19:13 dst; 18:6, 10,14). Yesus meyakinkan Petrus, diperlukan penglihatan
memperlihatkan betapa pentingnya seorang yang datangnya langsung dari Allah (Kis 10,
anak. 11).
Tulisan-tulisan Yohanes Surat Ibrani
Gagasan utama dalam kitab Injil Seperti dalam surat-surat Paulus,
Yohanes adalah bahwa manusia itu makhluk manusia digambarkan dengan istilah
yang diciptakan Allah. Allah adalah terang anthropos. Walaupun manusia mempunyai
dan sumber kehidupan manusia (Yoh. 1:4), kedudukan yang tinggi di antara semua
hanya ada satu terang yang sesungguhnya ciptaan, tetapi manusia itu fana. Manusia
(Yoh. 1:9), dan orang- orang yang tidak diciptakan untuk mati (Ibr. 9:27), dan hidup
memiliki terang itu tidak diterangi. dalam ketakutan akan maut (Ibr. 2:15). Inti
Yesus adalah gambaran kemanusiaan surat Ibrani adalah bahwa manusia tidak
yang sempurna. Yesus merasa letih (Yoh mampu datang kepada Allah dan tidak
4:6), haus (Yoh. 4:7;19:28), terharu dan berdaya untuk menyelamatkan dirinya
menangis (Yoh. 11:33). Karena itu ajaran sendiri. Inilah sifat dasar dari kelemahannya,
Yesus tentang sifat dan tujuan akhir manusia dan merupakan kebutuhan dasar pula bahwa
merupakan hal yang sangat penting untuk di antara Allah dan manusia diperlukan
dapat memahami manusia secara benar. Jika seorang pengantara yang memadai.
seseorang menerima Yesus sebagai pola
kemanusiaan yang sempurna, maka itu Agama Yahudi
menunjukkan kemanusiaan yang ideal, dan Dalam kitab-kitab Apokrif, dosa
sekaligus lawannya, yaitu kekurangan dipandang sebagai suatu kecenderungan
manusia. Ada ketergantungan Yesus secara untuk berbuat jahat (yetser hara) yang sudah

Excelsis Deo: Jurnal Teologi, Misiologi dan Pendidikan | 65


Excelsis Deo: Jurnal Teologi, Misiologi dan Pendidikan

ada dalam diri manusia sejak semula (Sir. dapat melepaskan manusia dari pengaruh
15:14-15). Tetapi manusia dapat yang sangat kuat itu dengan dijanjikannya
melaksanakan kehendak Allah dalam Roh yang Kudus. 12
kehidupannya jika ia memiliki kemauan Helenisme dan Filsafat
untuk itu. Kebebasan kemauan itu Pandangan Yunani tentang manusia
memampukan manusia mengalahkan adalah berbentuk dualisme yang berbeda
pengaruh yang merugikan dari yetser hara sama sekali. Kunci mengenai hal ini terdapat
tersebut. Nampaknya Ben Sira (penulis kitab dalam teori Plato, yang masih sangat
Sirakh) menganggap bahwa kecenderungan berpengaruh dalam pikiran orang- orang
untuk berbuat jahat itu diciptakan Tuhan Yunani pada masa didirikannya jemaat
(Sir. 37:3). Hal ini dikemukakan kemudian Kristen, dan merupakan faktor utama dalam
dalam tulisan Midrasyim. Dalam tulisan perkembangan bentuk-bentuk gnostisisme
tersebut Allah dipandang sebagai pencipta pada abad ke-2 SM. Dualisme Plato terlihat
yetser hara dan hukum Taurat dipandang jelas dalam gagasannya mengenai dua dunia,
sebagai jalan keluar untuk melepaskan diri yaitu: dunia yang kelihatan dan dunia yang
dari kuasa itu (Talmud Babel). Dalam tidak kelihatan atau dunia rohani. Dunia
bagian lain, nampaknya Ben Sira ingin yang nyata adalah dunia yang tidak
menyamakan iblis dengan manusia itu kelihatan, dan hanya dalam dunia ini
sendiri (Sir. 21:27), dengan demikian ia manusia dapat menemukan dirinya yang
berpendapat bahwa asal dari dosa manusia sesungguhnya. Karena itu tubuh fisik
adalah manusia itu sendiri. dianggap sebagai rintangan atau penjara.
Dalam tulisan-tulisan Tannaim Menurut Plato, jiwa manusia terdiri dari tiga
ditegaskan bahwa manusia diciptakan bagian, hanya bagian yang tertinggi saja
dengan memiliki dorongan yang baik (yetser yang bersifat kekal dan telah ada sebelum
hattov) maupun yang jahat, dan diantara tubuh ada. Karena itu pergumulan manusia
keduanya terjadi ketegangan. Ketegangan bisa dianggap sebagai pergumulan antara
seperti inilah yang terjadi di dalam akal budinya dengan bagian tubuh
pergumulan Paulus sehubungan dengan jasmaninya yang lain. Baginya, keselamatan
masalah dosa, sebagaimana yang adalah proses meningkatkan akal budi.
dikemukakan dalam Roma 7. Dalam naskah-
Plutarkus mengemukakan pandangan yang
naskah Laut Mati, dosa digambarkan secara
simbolis sebagai malaikat kegelapan, dan sangat dekat dengan pandangan Plato; ia
berpendapat bahwa akal budi adalah satu-
dianggap bertentangan sama sekali dengan
satunya bagian manusia yang bersifat kekal,
roh kebenaran. Di situ digambarkan secara
tetapi setelah kematian, akal budi itu harus
jelas mengenai kuasa kerajaan kegelapan
dibersihkan dari pencemaran yang
yang merupakan kebencian bagi Tuhan. 11
diakibatkan oleh tubuh. Karena proses
Juga terdapat beberapa keterangan yang
pembersihan ini tidak selalu berhasil baik,
menceritakan tentang pertolongan yang
11 12
Gagasan mengenai dua macam roh, Belial Perlu diperhatikan bahwa meskipun
(malaikat kegelapan bersama roh-roh jahat) melawan perhimpunan umat di Qumran jelas berpandangan
Roh Kebenaran dan Terang, secara khusus dualistic, namun pandangan ini tidak melampaui
diungkapkan dalam naskah Laut Mati. Jelas ada pandangan monoteis tentang Allah – “Allah lah yang
kesejajaran antara gagasan ini dengan gagasan “dua memberikan kemenangan akhir Yang Baik
macam dorongan” dalam tulisan-tulisan para nabi. mengalahkan Yang Jahat”.

66 | Vol. 4 No. 1 (Juni 2020)


Excelsis Deo: Jurnal Teologi, Misiologi dan Pendidikan

maka Plato mengemukakan teori kembalinya diketahui secara sempurna, perilaku manusia
manusia ke bumi untuk dilahirkan kembali. bisa diperkirakan seluruhnya.14 Antropologi
Hanya jika seseorang dapat luput dari Marx dan Skinner, memutlakkan sisi fisik
lingkaran kelahiran itu maka ia akan aman. manusia dan menyangkal keberadaan sisi
Mereka yang telah berhasil membersihkan mental atau spiritual.
akal budi mereka dari pencemaran tubuh Berdasarkan uraian di atas, maka
akan menjadi makhluk-makhluk roh yang makna manusia adalah bukan sekedar hanya
murni. Filo, seorang tokoh terkemuka yang ciptaan, ia juga satu pribadi. Menjadi satu
menggabungkan gagasan-gagasan Yunani pribadi berarti memiliki suatu bentuk
dan Yahudi, berangkat dari teori Plato. kemandirian – bukan mutlak tetapi relatif.
Sebetulnya ia adalah seorang sinkretik yang Menjadi satu pribadi berarti mampu
berusaha untuk memasukkan ajaran-ajaran membuat keputusan, menetapkan tujuan,
agama Yahudi ke dalam dunia Yunani. Filo, dan bergerak ke arah tujuan-tujuan itu.
dalam usahanya mencapai tujuan ini, Manusia bukan robot yang tindakannya
menggunakan alegori untuk menunjukkan sama sekali ditentukan oleh kekuatan di luar
bahwa dualisme antara akal budi dan tubuh dirinya. Menjadi satu pribadi berarti menjadi
dapat ditelusuri pada hukum Taurat Musa. “ciptaan yang memiliki pilihan”.
Ia berpendapat bahwa jiwa sudah ada
sebelumnya dan bersifat kekal, namun Makna Dunia
setelah tubuh diciptakan, jiwa itu memiliki
suatu bagian yang lebih rendah yang tidak Perjanjian Baru
bersifat akali. Sama seperti Plato, dia juga Kitab-kitab Injil Sinoptik
menganggap tubuh sebagai penjara untuk Dalam kitab-kitab Injil Sinoptik, kata
jiwa, tetapi ia tidak menyatakan bahwa kosmos digunakan dalam pengertian “Planet
semua materi bersifat jahat. Karena begitu bumi” disebut “bumi secara materi” (Mat.
jelas bahwa ada kaitan antara jiwa dengan 24:21) atau dalam pengertian dunia manusia
akal budi, maka keselamatan merupakan (Mat. 4:8) atau bangsa- bangsa dunia (Luk.
suatu masalah menambah pengetahuan. 12:30). Dikatakan juga bahwa dunia ini
Marxisme, tidak mengenal imperatif merupakan tantangan sasaran pemberitaan
etis atau tanggung jawab seseorang kepada Injil (Mat. 28:19 bnd. Mrk. 16:15). Karena
Allah, manusia hanya sebuah produk alam itu kata “dunia” berarti suatu kebutuhan yang
dan tidak diciptakan menurut gambar Allah. bersifat universal dan dengan demikian
Maka manusia sebagai individu tidaklah merupakan suatu tantangan yang bersifat
penting, yang penting adalah manusia universal juga.
sebagai bagian dari masyarakat.13
Yohanes
B. F. Skinner, juga sepaham dengan
Marxisme, mengatakan bahwa, di dalam Konsep “dunia”, bahasa Yunani
“kosmos”. Injil Yohanes memegang peranan
manusia tidak ada kebebasan atau martabat.
yang lebih penting dalam menyajikan berita
Aktifias manusia seluruhnya ditentukan oleh tentang Yesus dibandingkan dengan kitab-kitab
lingkungan. Jika lingkungan itu bisa Injil Sinoptik. Dalam beberapa ayat, kata
“dunia” mengandung arti “tata cipta” (Yoh. 17:5
13
Anthony A. Hoekema, Manusia: Ciptaan
14
Menurut Gambar Allah (Surabaya: Momentum, B. F. Skinner, Beyond Freedom and
2003), 3. Dignity (New York: Alfred A. Knopf, 1972), 24.

Excelsis Deo: Jurnal Teologi, Misiologi dan Pendidikan | 67


Excelsis Deo: Jurnal Teologi, Misiologi dan Pendidikan

1:10). Tetapi pada umumnya yang dimaksud menamakan-Nya “Tuhan atas langit dan
dengan kata “dunia” lebih dari sekedar ciptaan bumi”, segala sesuatu berasal dari Dia. Ia
saja, sehingga dunia memiliki arti seluruh
keberadaan tempat yang di dalamnya manusia adalah sumber hidup dan napas manusia. 15
dilahirkan (Yoh. 6:14). Yesus berbicara
mengenai kedatangan-Nya sebagai manusia Dunia menurut Paulus
dengan istilah datang ke dalam dunia (Yoh. Paulus sangat berpegang pada PL.
9:39; 18:37). Dalam Yohanes 18:37, pengertian Kosmos diartikan sebagai bumi seperti
datang ke dalam dunia disejajarkan dengan dalam Roma 1:20 yang menyebutkan
pengertian dilahirkan. Karena itu ada dua faktor
yang dapat diselidiki adalah: Pertama, dunia tentang penciptaan dunia. Pandangan Paulus
diciptakan oleh Allah dan masih tetap dianggap tentang penciptaan ialah bahwa Allah sendiri
milik-Nya. Kedua, Yesus sebagai manusia yang menciptakan segala sesuatu (Rm. 1:25;
datang ke dalam dunia yang diciptakan ini (Yoh. Ef. 3:9). Tetapi lebih lanjut ia
1:9).
menghubungkan Kristus juga dalam
Hal yang lebih khusus ialah
penciptaan yaitu sebagai pelaku dalam
penggunaan kata kosmos dalam arti dunia
penciptaan (Kol. 1:15). Sesungguhnya
yang penuh dosa yang bertentangan dengan
ciptaan itu bukan saja sebagai sesuatu yang
Allah. Yohanes 1:10 menyatakan tentang
diciptakan oleh Kristus tetapi juga
“Firman yang telah ada di dalam dunia”
diciptakan untuk Dia, dalam Yunani en auto;
diikuti oleh penegasan yang menekankan
eis auton berarti sasaran penciptaan (Kol.
bahwa “dunia tidak mengenal-Nya”.
1:16). Paulus memandang bumi berpusat
Terdapat antithesis antara terang dan gelap,
kepada Kristus, bukan pada manusia. Karena
yang berhubungan dengan pernyataan Yesus
itu kosmos sering diartikan lingkungan hidup
bahwa Dialah Terang Dunia (Yoh. 8:12; 9:5
manusia (I Tim. 6:7). Penggunaan kosmos
bnd. 12:46). Di luar Yesus kosmos
dalam arti “dunia manusia” ini merupakan
mengalami kegelapan rohani. Kosmos
ciri khas PB (I Kor. 14:10; 2 Kor.1:12; Rm.
memang berlawanan dengan Yesus (7:7). Ia
5:12).
masuk dalam lingkungan yang asing (Yoh.
8:23), asing bukan karena hakekatnya jahat, Kosmos dalam surat-surat Paulus lebih
melainkan karena dikuasai oleh kuasa- kuasa sering berarti dunia yang tidak sejalan
jahat. Masa sengsara Yesus merupakan dengan Allah. Dengan demikian hikmat
konfrontasi Yesus dengan penguasa dunia dunia dipertentangkan dengan hikmat Allah
(Yoh. 14:30), yang akibatnya ialah bahwa si (I Kor. 1:20; 3:19) roh dunia berlawanan
jahat ini dihukum (Yoh. 16:11). Dengan dengan Roh yang berasal dari Allah (I Kor.
demikian bahwa kosmos berarti suatu sistem 2:12). Dunia itu sendiri tanpa pengharapan
yang menentang Allah secara langsung, dan tanpa Allah (Ef. 2:12). Tetapi Paulus
tetapi yang telah dikalahkan oleh Kristus tidak mendukung pendapat bahwa dunia
(Yoh. 16:33). pada dasarnya adalah jahat. Ada suatu
kekuatan asing yang bekerja di dunia ini –
Kisah Para Rasul
15
Kisah Para Rasul 17:24 merupakan Disini Paulus mencerminkan bahasa
Perjanjian Lama, meskipun ia tidak langsung
satu-satunya ayat yang menggunakan kata
mengutipnya. Pandangan mengenai alam semesta
kosmos. Paulus mengartikan kosmos dengan yang ia paparkan disini benar-benar bersifat
adalah: “Allah yang tidak dikenal” dari Alkitabiah dan tidak dapat dikatakan berasal dari
paham Helenistik, walaupun dia jg mengutip kata-kata
orang Athena itu dengan Sang Pencipta dan Epimenides.

68 | Vol. 4 No. 1 (Juni 2020)


Excelsis Deo: Jurnal Teologi, Misiologi dan Pendidikan

“jalan dunia ini” disamakan dengan bukan Kristen, jahat, dan semua hal yang
“menaati penguasa kerajaan angkasa” (Ef. berlawanan dengan Allah. Dengan demikian
2:2). Walaupun demikian, masih ada dunia disebut tempat pelayanan Yesus
harapan karena Kristus telah mendamaikan sehingga disebut “kosmologi yang
dunia dengan diri-Nya (2 Kor. 5:19). Hal ini Kristologi”.
membawa orang Kristen pada suatu cara
hidup yang sama sekali baru di dalam dunia, Di luar Alkitab
yaitu hidup dalam dunia tetapi bukan milik Kebudayaan Mesir dan Mesopotamia
dunia (Kol. 2:20). Sesungguhnya, orang yang menyembah berhala mencerminkan
Kristen itu dianggap memiliki dunia (I Kor. alam lingkungan mereka. Agama mereka,
3:21-22), walaupun demikian jangan sekali- sama seperti agama para tetangga mereka –
kali ia lupa bahwa dunia ini akan berlalu orang Het dan orang Kanaan – dipusatkan
(1Kor. 7:31). pada alam. Mereka tidak mempunyai konsep
mengenai Allah Pencipta yang esa dan maha
Surat Ibrani kuasa. Jadi mereka mencoba menjelaskan
Penulis surat ini mempunyai gejala keanehan iklim, hal-hal yang
kepercayaan yang kuat terhadap ajaran PL berkaitan dengan pertanian, dan geografi di
tentang penciptaan. Dia menggunakan dua dunia sekitar mereka itu dengan
kata yang berbeda untuk menggambarkan menggunakan bermacam-macam dewa.16
penciptaan itu, yaitu kosmos dan aion Deisme, menerima Allah yang menciptakan
(dalam bentuk jamak). Kata kosmos kadang- alam semesta, tetapi ia percaya tidak lagi
kadang digunakan untuk menggambarkan terlibat dengan ciptaan-ciptaan-Nya.
dunia manusia, seperti ketika dikatakan Ateisme, menolak sepenuhnya kepercayaan
bahwa Kristus masuk ke dunia (Ibr. 10:5). kepada Allah. Panteisme, percaya alam
Dalam Ibrani 4:3 dan 9:26, ditemukan semesta adalah Allah, tempat Politeisme
bahwa kata kosmos dipakai secara khusus percaya kepada banyak allah.17 Sedangkan
dalam arti dunia yang dijadikan. Sebaliknya orang Ibrani tidak mempunyai kata lain
kata kosmos juga dipakai untuk pengertian untuk menerangkan alam selain gambaran
dunia yang melawan Allah (Ibr. 11:7). Kata dari aktifitas Allah sendiri. Allah-lah yang
aion (zaman) terdapat dalam dua bagian berbicara dalam badai. Hujan turun berarti
yang menyebutkan tentang penciptaan. Allah memberkati. Musim kering berarti Dia
Penulis mulai dengan konsep luhur tentang mengutuk. Allah bernafas dalam angin,
Kristus sebagai Pencipta (Ibr. 1:2) yang menghakimi dalam gempa bumi, dan
menopang segala yang ada dengan Firman- menyatakan kemulian-Nya dalam
18
Nya yang penuh kekuasaan (Ibr. 1:3). Inilah cakrawala.
yang dapat disebut sebagai “kosmologi yang Selanjutnya dalam agama-agama,
Kristologis”. pertama, dalam Budhism. Siddhartha
Dari uraian di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa kosmos adalah “tata 16
Hoekema, Manusia: Ciptaan Menurut
cipta”, seluruh keberadaan tempat yang di Gambar Allah, 3.
17
dalamnya manusia dilahirkan, dunia yang Rick Cornish, 5 Menit Apologetika
(Bandung: Pionir Jaya, 2007), 82.
tidak sejalan dengan Allah, orang yang 18
Houston, The Lion Handbook of the Bible,
10–14.

Excelsis Deo: Jurnal Teologi, Misiologi dan Pendidikan | 69


Excelsis Deo: Jurnal Teologi, Misiologi dan Pendidikan

Gautama menyimpulkan kehidupan dan yang belum tentu dapat diperoleh dengan hal
dunia dengan istilah ‘dukkha’ yang artinya material, maksudnya kekayaan finansial
selama manusia hidup di dunia dan belum tentu menjamin kebahagiaan
kedagingan, hanya akan ada suatu manusia.
penderitaan, ketidakpuasan, kesedihan, Pengertian zuhud menurut bahasa
kemalangan dan keputusasaan. yaitu menjauhi, menghindari, meninggalkan,
Ketidakpuasan adalah proses perubahan atau tidak menyukai. Adapun pengertian
yang ditangkap oleh indera, seperti ketika zuhud menurut istilah yaitu pola hidup
seseorang mendapatkan kekayaan dan menjaga diri dari pengaruh harta, atau
mungkin suatu saat kekayaannya akan masalah keduniawian (materi) atau tidak
hilang. Perasaan tidak puas karena terlalu menyibukkan diri terhadap hal-hal
kehilangan itulah yang disebut dukkha. 19 yang bersifat materi, melainkan lebih
Jalan untuk terlepas dari siklus reinkarnasi memfokuskan pada kehidupan akhirat (Q.S.
hanya dapat diperoleh melalui “Jalan Utama al-'Ala 87:17).22
Berunsur Delapan” yang berorientasi pada Dari beberapa pemaparan tersebut
“moksa” yang dicapai dengan meninggalkan tampak bahwa di luar kekristenan banyak
segala keterikatan dengan nafsu duniawi dan ajaran yang mengajarkan bahwa dalam
keinginan jasmani. Moksa berarti kebebasan dunia ini terdapat segala sumber
sang diri (roh) dari segala ikatan duniawi. 20 23
kejahatan. Atau dapat dikatakan bahwa
Kedua, dalam teologi Islam mengenai dunia. dunia diidentikkan dengan hal-hal yang
Imam Hasan Al-Bashri menyatakan bahwa jahat, buruk, negative dan
dunia seperti ular. Hasan Al - Bashri yang ketidaksempurnaan.
mengatakan bahwa dengan zuhudlah Tuntutan Alkitab Terkait Hubungan
manusia dapat meninggalkan kehidupan Manusia dan Dunia
dunia, karena dunia ini tidak ubahnya seperti Konsekuensi praktis dari cara
ular, licin apabila dipegang, tetapi racunnya pandang semesta dapat teramati di sepanjang
dapat membunuh.21 Dikatakan olehnya, spektrum kehidupan manusia, paradigma
bahwa sama seperti seseorang yang takut manusia tentang dunia menentukan nilai-
akan seekor ular, karena bisanya yang nilai, dan menjadi kompas kehidupan
beracun dan mematikan, seperti itulah manusia itu sendiri. Dari makna manusia
hendaknya seseorang harus berhati-hati dan dunia, tidak dapat dielakkan adanya
terhadap dunia, sebab hal duniawi yang suatu kesan dualisme terhadap pandangan
memikat dapat membuat seseorang tentang “dunia”, tetapi dulaisme itu tidak
tergelincir pada keserakahan sehingga lupa pernah bersifat metafisik, melainkan hanya
akan tujuan hidupnya yang harusnya bukan bersifat etis saja. Karl Marx, Vladimir Lenin,
mencari kenikmatan semata, melainkan juga Joseph Stalin membagikan paradigma yang
mencari kesejahteraan dan kebahagiaan
22
Tuti Yustiani, Be Smart PAI (Bandung: PT
19
Willy Yandi Wijaya, Pandangan Benar Grafindo Media Pratama, 2008), 17.
23
(Yogyakarta: AB, 2008), 14. Karel Phil Erari, Tanah Kita, Hidup Kita:
20
Raditya (Denpasar: Kantor Pusat Yayasan Hubungan Manusia Dan Tanah Di Irian Jaya
Manikgeni Dharma Sastra, 2005), 4. Sebagai Persoalan Teologis: Eko Teologi Dalam
21
M. Solihin, Kamus tasawuf (Remaja Perspektif Melanesia (Jakarta: Pustaka Sinar
Rosdakarya, 2002), 270. Harapan, 1999), 39.

70 | Vol. 4 No. 1 (Juni 2020)


Excelsis Deo: Jurnal Teologi, Misiologi dan Pendidikan

sama tentang dunia, yang menyebabkan Kristologi yang mempunyai tugas untuk
terbantainya puluhan juta manusia dan melayani di dunia yang adalah tempat
kehancuran peradaban umat manusia di sumber kejahatan. Manusia dalam Kristus
sejumlah besar bagian dunia.24 menjadi “garam” dan “terang” yang
Pandangan kekristenan bersumber pada memerangi sumber kejahatan tersebut,
perkataan Yesus dalam Khotbah di Bukit, sehingga keselamatan oleh Kristus
tidak ditujukan dalam hal kemampuan membawa manusia untuk menjaga dunia ini
manusia dalam bidang ilmu pengetahuan, dalam hakekat keteraturannya kembali.
kekuasaan dan kekayaan jasmani, melainkan
pada kedudukannya di hadapan Allah. KESIMPULAN
Dengan segala kepintarannya manusia Berdasarkan pembahasan di atas
belum mampu menciptakan dunia. penulis dapat menyimpukan sebagai berikut:
Sesungguhnya, tidk adanya kelemah- Pertama, manusia adalah bukan sekedar
lembutan itulah yang menyebabkan hanya ciptaan, ia juga satu pribadi. Menjadi
pemberontakan pertama terhadap Allah, dan satu pribadi berarti memiliki suatu bentuk
yang terus menyebabkan terjadinya kemandirian – bukan mutlak tetapi relatif.
pemberontakan selanjutnya. Kristus, dan Menjadi satu pribadi berarti mampu
penebusan yang dibawa-Nya sebagai Karya membuat keputusan, menetapkan tujuan,
Keselamatan dari Allah, menginsyafkan dan bergerak ke arah tujuan-tujuan itu.
manusia akan dosa dan pemberontakannya Manusia bukan robot yang tindakannya
terhadap Allah. 25 Karena itu, keberadaan sama sekali ditentukan oleh kekuatan di luar
dunia ini bukan suatu fakta yang tidak dirinya. Menjadi satu pribadi berarti menjadi
berasalan, dunia ini juga bukan mesin yang “ciptaan yang memiliki pilihan”.
tanpa tujuan. Karena ada keteraturan Kedua, dunia adalah: (1) dalam
berdasarkan kehendak Allah bagi dunia dan perspektif Alkitab adalah “tata cipta”,
ciptaan, manusia dapat menemukan seluruh keberadaan tempat yang di
keteraturan itu. 26
Dunia bukan berarti dalamnya manusia dilahirkan. Alkitab
hakekatnya yang jahat, tetapi dikuasai oleh khususnya dalam Injil Yohanes menjelaskan
kuasa-kuasa jahat. Dengan Karya bahwa hakekat dunia bukanlah kejahatan,
Keselamatan Kristus, manusia kembali tetapi dunia di kuasai oleh kuasa-kuasa
kepada hakekatnya, dunia kembali kepada jahat. Dengan demikian dunia disebut
hakekatnya pula. Bukan lagi di bawah tempat pelayanan Yesus Kristus, disebut
penguasaan “si jahat” tetapi di dalam kuasa “kosmologi yang Kristologi”. (2) dalam
Kristus yang menyelamatkan. perspektif di luar Alkitab, dunia
diidentikkan segala sumber kejahatan, berisi:
Dari uraian tersebut, dapat
hal-hal yang jahat, buruk, negatif dan
disimpulkan bahwa manusia semestinya
ketidaksempurnaan.
menjadi misioner dalam kerangka pikir
Ketiga, hubungan manusia dan dunia
adalah manusia Kristen mesti menjadikan
24
Cornish, 5 Menit Apologetika, 83. dirinya sebagai misioner dalam kerangka pikir
25
Herman Bavinck, Dogmatika Reformed:
Kristologi yang mempunyai tugas untuk
Dosa Dan Keselamatan Di Dalam Kristus, 3
(Surabaya: Momentum, 2016), 608. melayani di dunia yang adalah tempat sumber
26
Ronald H. Nash, Konflik Wawasan Dunia kejahatan. Manusia dalam Kristus menjadi
(Surabaya: Momentum, 2012), 50.

Excelsis Deo: Jurnal Teologi, Misiologi dan Pendidikan | 71


Excelsis Deo: Jurnal Teologi, Misiologi dan Pendidikan

“garam” dan “terang” Kristus memerangi Houston, James. The Lion Handbook of the
sumber kejahatan tersebut, sehingga keselamatan Bible. Bandung: Kalam Hidup, 2004.
oleh Kristus membawa manusia untuk menjaga Nash, Ronald H. Konflik Wawasan Dunia.
dunia ini dalam hakekat “tata cipta” dan Surabaya: Momentum, 2012.
keteraturannya kembali. Saputra, Karsono. Pengantar Filologi Jawa.
Jakarta: Wedatama Widya Sastra,
2008.
DAFTAR PUSTAKA
Skinner, B. F. Beyond Freedom and Dignity.
Bavinck, Herman. Dogmatika Reformed: New York: Alfred A. Knopf, 1972.
Dosa Dan Keselamatan Di Dalam Solihin, M. Kamus tasawuf. Remaja
Kristus. 3. Surabaya: Momentum, Rosdakarya, 2002.
2016. Sutrisno. Relevansi Studi Filologi.
Cornish, Rick. 5 Menit Apologetika. Yogyakarta: Pidato Pengukuhan
Bandung: Pionir Jaya, 2007. Jabatan Guru Besar dalam Ilmu
Darusuprapta. Ajaran Moral Dalam Filologi pada Fakultas Sastra dan
Susastra Suluk. Jakarta: Departemen Kebudayaan Universitas Gadjah
Pendidikan dan Kebudayaan, 1990. Mada, 1981.
Erari, Karel Phil. Tanah Kita, Hidup Kita: Vriezen, Theodorus C . Outline of Old
Hubungan Manusia Dan Tanah Di Testament Theology. 2nd ed. Newton
Irian Jaya Sebagai Persoalan , Massachusetts: Branford, 1970.
Teologis: Eko Teologi Dalam Wijaya, Willy Yandi. Pandangan Benar.
Perspektif Melanesia. Jakarta: Yogyakarta: AB, 2008.
Pustaka Sinar Harapan, 1999. Yustiani, Tuti. Be Smart PAI. Bandung: PT
Guthrie, Donald. Teologi PB I. Jakarta: BPK Grafindo Media Pratama, 2008.
Gunung Mulia, 2005. Raditya. Denpasar: Kantor Pusat Yayasan
Hoekema, Anthony A. Manusia: Ciptaan Manikgeni Dharma Sastra, 2005.
Menurut Gambar Allah. Surabaya:
Momentum, 2003.

72 | Vol. 4 No. 1 (Juni 2020)

S-ar putea să vă placă și