Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Qismatul Mu’alifah1
1 Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah, UIN Raden Mas Said Surakarta,
Indonesia
PENDAHULUAN
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi minat membaca
buku sudah mulai ditinggalkan, karena banyak yang lebih memilih untuk beralih pada
bacaan digital karena dianggap lebih praktis. Siswa saat ini lebih sering menghabiskan
ISSN: 2775-3182 (E) ISSN: 2775-3190 (P)
1
waktu dengan menonton televisi, bermain handphone, komputer dan lainnya. Oleh sebab
itu guru harus mulai menerapkan program dan kebijakan dalam rangka menumbuhan
minat siswa dalam literasi membaca. Literasi adalah kemampuan peserta didik dalam
membaca dan menulis,kemampuan literasi penting untuk diperhatikan karena literasi
merupakan kemampuan awal yang harus dimiliki oleh setiap peserta didik. Penyebab
rendahnya minat baca siswa di seolah disebabkan karena kurangnya minat siswa untuk
mengunjungi perpustakaan. Banyak siswa berpendapat bahwa belajar dengan membaca
di perpustakaan merupakan hal yang membosankan karena membutuhkan waktu lama
dan konsentrasi yang tinggi. Selain itu siswa menganggap bahwa belajar di kelas dengan
mendengarkan guru mereka mengajar sudah cukup, padahal dengan membaca buku
secara langsung dapat membuat mereka lebih mengetahui detail suatu hal atau materi
dan anggapan bahwa perpustakaan hanyalah tempat penyimpanan buku saja.
Salah satu program yang bisa dilakukan adalah membuat pojok baca. Pojok baca
merupakan pemanfaatan sudut ruang kelas dengan menyediakan buku-buku bacaan
untuk mendorong siswa untuk terbiasa membaca. Program pojok baca bertujuan agar
meningkatkan kembali minat baca siswa sehingga siswa tidak perlu lagi untuk datang
ke perpustakaan, karena dengan adanya pojok baca di kelas mempermudah siswa
membaca buku dan mengerjakan tugas tanpa harus datang ke perpustakaan. Adanya
pojok baca akan mendekatkan buku dengan siswa sehingga siswa dapat menuliskan
berbagai isi dari apa yang telah siswa baca dan setiap saat siswa dapat membaca buku
pelajaran dan non pelajaran seperti buku cerita anak, cerita rakyat, dongeng, komik dan
bacaan lainnya yang sesuai dengan kelas mereka. Semua pihak diharapkan ikut bekerja
sama baik itu dari baik pemerintah, lingkungan sekolah dan keluarga harus mendukung
kegiatan literasi membaca ini supaya dapat terlaksana dengan efektif dan maksimal. Jika
hanya masyarakat sekolah saja yang ikut berpartisipasi maka program tersebut akan
berjalan dengan kurang maksimal. Menurut (Aswat & Nurmaya G, 2019) program pojok
baca berupaya untuk mengembangkan daya baca anak didik melalui pemanfaatan pojok
kelas sebagai perpustakaan kecil. Pojok baca merupakan wujud komitmen Sekolah
melalui perpustakaan mini dalam kelas dalam mendukung Gerakan Wajib Membaca 15
menit yang dicanangkan oleh Pemerintah yang tertuang dalam Permendikbud Nomor
23 Tahun 2015. Melalui pojok baca diharapkan dapat menanamkan kepada anak didik
untuk menciptakan budaya membaca dan kebiasaan segala hal yang berhubungan
dengan gemar membaca.
Berdasarkan hal tersebut, maka dalam artikel ini akan mengkaji tentang
METODE
Penelitian ini dilakukan di MIM Gonilan Kartasura yang dilaksankan pada bulan
September 2022. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan implementasi program
pojok baca untuk meningkatkan minat baca siswa khusunya di kelas 2 MIM Gonilan
Kartasura. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif induktif, penelitian kualitatif
adalah suatu proses penelitian yang dilakukan secara wajar dan natural sesuai dengan
kondisi objektif di lapangan tanpa adanya manipulasi serta jenis data yang dikumpulkan
terutama data kualitatif. Teknik data dan pengumpulan terdiri dari data primer dan data
sekunder yang diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data
menggunakan model interaktif termasuk pengumpulan data, reduksi data, penyajian data
dan penarikan kesimpulan. Sumber data dalam penelitian merupakan subjek yang akan
diteliti. Sumber data didapatkan dari observasi dan mengamati kegiatan implementasi
program pojok baca dikelas dan dilanjutkan dengan mewawancarai beberapa pihak terkait,
yaitu guru kelas 2, sehingga diperoleh data berupa kata-kata dan kalimat, serta dokumentasi
kegiatan tersebut.
Dampak dari program pojok baca bagi siswa adalah munculnya minat baca siswa
yang di tunjukkan oleh antusias siswa dalam membaca, selain itu kemampuan siswa dalam
membaca juga sudah sesuai dengan usianya dan adanya peningkatan kunjungan pengunjung
di perpustakaan sekolah. Namun pada kenyataannya dari hasil penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa program pojok baca di MIM Gonilan Kartasura ini belum berjalan
dengan baik, Hal ini seharusnya dapat menjadi bahan evaluasi bagi sekolah untuk meratakan
gerakan literasi pojok baca kelas dan perbaikan sarana dan prasarana terkait dengan desain
pojok baca kelasnya. Di kelas 2 siswa cenderung masih suka belajar sambal bermain jadi
alangkah lebih baiknya kondisi pojok baca harus dibuat lebih menarik dan memperbanyak
buku bacaan yang disertai visualisasi gambar sehingga siswa akan tertarik.
KESIMPULAN
Pojok baca adalah perpustakaan mini yang dibuat di kelas sebagai upaya guru dalam
ISSN: 2775-3182 (E) ISSN: 2775-3190 (P)
7
meningkatkan minat membaca siswa. Implementasi program ini memerlukan kerja sama
dari semua pihak yang ada di sekolah terutama guru kelas dan siswa. Berdasarkan penelitian
yang dilakukan di MIM Gonilan Kartasura di kelas 2, pojok baca sudah cukup maksimal
karena guru kelas memberikan reward kepada siswa yang sudah mau membaca dan lancar
membaca, reward yang diberikan berupa stiker point yang digantung di bawah papan tulis
yang akan menambah nilai tugas mereka, siswa cukup antusias dengan program tersebut.
Namun guru kelas perlu memperhatikan koleksi buku yang ada di setiap kelas, seharusnya
buku atau bacaan yang disediakan harus sesuai degan tingkatan kelas , selain itu perlu
adanya kombinasi koleksi buku tidak hanya buku pelajaran saja seperti komik, karikatur,
dongeng, cerita rakyat yang banyak mengandung nilai kehidupan yang baik, sehinga siswa
selain dapat semakin lancar membaca tetapi juga dapat memperoleh nilai positif dari apa
yang telah dibacanya.
DAFTAR RUJUKAN
Afriati, A., Jamaludin, U., & Ngulwiyah, I. (2021). Optimalisasi Minat Baca Melalui Program
Pojok Baca Di Kelas V Min 1 Kota Cilegon. Attadib: Journal of Elementary Education, 5(1),
81. https://doi.org/10.32507/attadib.v5i1.852
Agustina, N., Ramdhani, I. S., & Enawar. (2022). Analisis Gerakan Literasi Pojok Baca
Terhadap Minat Baca Kelas 4 SDN Bojong 04. Al-Irsyad, 105(2), 79.
https://core.ac.uk/download/pdf/322599509.pdf
Akbar, A. (2017). Membudayakan Literasi Dengan Program 6M Di Sekolah Dasar.
JurnalPendidikan Sekolah Dasar, 3(1), 42. https://doi.org/10.30870/jpsd.v3i1.1093
Amri, S., & Rochmah, E. (2021). Pengaruh Kemampuan Literasi Membaca Terhadap
Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar. EduHumaniora | Jurnal Pendidikan Dasar
Kampus Cibiru, 13(1), 52–58. https://doi.org/10.17509/eh.v13i1.25916
Arum Nisma Wulanjani, & Candradewi Wahyu Anggraeni. (2019). Meningkatkan Minat
Membaca melalui Gerakan Literasi Membaca bagi Siswa Sekolah Dasar. Proceeding of
Biology Education, 3(1), 26–31. https://doi.org/10.21009/pbe.3-1.4
Aswat, H., & Nurmaya G, A. L. (2019). Analisis Gerakan Literasi Pojok Baca Kelas Terhadap
Eksistensi Dayabaca Anak Di Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 4(1), 70–78.
https://doi.org/10.31004/basicedu.v4i1.302
Elendiana, M. (2020). Upaya Meningkatkan Minat Baca Siswa Sekolah Dasar. Jurnal
Pendidikan Dan Konseling (JPDK), 2(1), 54–60.
https://doi.org/10.31004/jpdk.v1i2.572