Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
SKRIPSI
Oleh:
Mutiara Tsaniatul Qolbi
2031800099
PROBOLINGGO
HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN
KECERDASAN
SOSIAL EMOSIONAL ANAK USIA PRA SEKOLAH 4-5 TAHUN
SKRIPSI
Oleh:
Mutiara Tsaniatul Qolbi
2031800099
i
i
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Pola Asuh Orang
Tua Dengan Kecerdasan Sosial Emosional Anak Usia Prasekolah 4-5 Tahun Di
ini berkat bimbingan, bantuan dan kerjasama serta dorongan berbagai pihak
sehingga dapat terselesaikan dengan baik. Pada kesempatan ini dengan segala
5. Ayah, ibu, dan suami yang selalu memberikan do’a, dukungan dan kasih
sayang.
i
6. Teman-teman seperjuangan yang telah memberikan masukan dan saran
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu peneliti mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi
Peneliti
v
ABSTRACT
Usia prasekolah merupakan masa keemasan bagi anak. Pada usia ini seluruh
aspek perkembangan kecerdasan tumbuh dan berkembang sangat luar biasa.
Berbagai faktor berperan dalam perkembangan kecerdasan sosial emosional anak,
salah satunya adalah pola asuh. Kemampuan orang tua dalam mengembangkan
pola asuh yang diterapkan pada anak secara tepat dapat mendorong perkembangan
kecerdasan emosional anak yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk melihat
hubungan pola asuh orangtua dengan kecerdasan sosial emosional anak usia
prasekolah (4-6 tahun). Desain penelitian yang digunakan adalah studi
korelasional dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Cara pengambilan
sampling adalah simple random sampling. Jumlah sampel yang digunakan adalah
43 orang tua di desa pakem yang memiliki anak usia 4-5 tahun. Hasil penelitian
ini menunjukan bahwa terdapat hubungan pola asuh orangtua dengan kecerdasan
sosial emosional anak usia prasekolah (4-6 tahun). Berdasarkan uji
korelasi spearman rank dengan nilai korelasi positif sebesar 0,481 dan memiliki
nilai signifikansi sebesar 0,001 (p<0,05).
Kata Kunci : Pola Asuh Orang Tua, Kecerdasan Sosial Emosional, Anak Pra
sekolah
v
ABSTRA
Preschool age is a golden age for children. At this age all aspects of
intelligence development grow and develop very extraordinary. Various factors
play a role in the development of children's emotional social intelligence, one of
which is parenting. The ability of parents in developing parenting that is applied
to children appropriately can encourage the development of good children's
emotional intelligence. This study aims to examine the relationship between
parenting and social emotional intelligence of preschoolers (4-6 years). The
research design used is a correlational study using a cross sectional approach. The
sampling method is simple random sampling. The number of samples used were
43 parents in the village of Pakem who have children aged 4-5 years. The results
of this study indicate that there is a relationship between parenting patterns and
the emotional social intelligence of preschoolers (4-6 years). Based on the
Spearman rank correlation test with a positive correlation value of 0.481 and has a
significance value of 0.001 (p <0.05).
v
DAFTAR
Halaman Judul..............................................................................................i
Halaman Persetujuan.....................................................................................ii
Halaman Pengesahan....................................................................................iii
Kata Pengantar..............................................................................................iv
Abstrak..........................................................................................................vi
Abstract.........................................................................................................vii
Daftar Isi......................................................................................................viii
Daftar Tabel..................................................................................................xii
Daftar Gambar..............................................................................................xiii
Daftar Lampiran............................................................................................xiv
BAB 1 PENDAHULUAN
3.2 Hipotesis............................................................................................57
A. Populasi........................................................................................58
B. Sample..........................................................................................59
C. Sampling.......................................................................................59
A. Variable Bebas..............................................................................61
B. Variable Terikat............................................................................61
i
DAFTAR
4.5. Tempat penelitian.............................................................................64
A. Angket / Kuesioner.......................................................................67
B. Dokumentasi.................................................................................69
C. Pengolahan Data...........................................................................69
A. Karakteristik Responden...............................................................73
5.2 Pembahasan.......................................................................................75
D. Implikasi Keperawatan.................................................................87
E. Keterbatasan Penelitian................................................................87
x
DAFTAR
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan........................................................................................89
6.2 Saran..................................................................................................89
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR
Lampiran Halaman
x
DAFTAR
Lampiran Halaman
x
LAMPIRA
1. Inform Consent
2. Kuesioner
3. Rencana Kegiatan
4. Lembar Konsultasi
5. Dokumentasi Kegiatan
x
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
sosial sangat dipengaruhi oleh didikan dan dorongan orang tua, sejauh mana
keberhasilan didikan orang tua adalah sejauh mana keterlibatan dan peran
Anak usia dini sering disebut anak prasekolah, yang memiliki masa peka
merupakan saat yang paling tepat untuk meletakkan dasar pertama dan utama
100%. Hal ini bahwa perkembangan yang terjadi dalam waktu 4 tahun
1
R. Robbiyah, R., Ekasari, D., & Witarsa, “Pengaruh Pola Asuh Ibu Terhadap Kecerdasan Sosial
Anak Usia Dini Di TK Kenanga Kabupaten Bandung Barat.,” Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini 2
(2018): 76–84.
2
Mulyasa, Menejemen Paud (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012).
1
2
pertama sama besarnya dengan perkembangan yang terjadi pada kurun waktu
14 tahun berikutnya, sehingga periode ini merupakan periode kritis bagi anak,
harus dibina pada masa kanak-kanak awal atau bisa disebut masa
kanak akan menimbulkan sikap yang tidak sehat terhadap pengalaman sosial
anak, pengalaman tersebut dapat mendorong anak tidak sosial, anti sosial,
anak. Gaya pengasuhan orang tua yang baik akan menurunkan perkembangan
Setiap keluarga memiliki pola asuh yang berbeda dalam mendidik seorang
anak dan biasanya diturunkan oleh pola asuh yang diterima dari orang tua
sebelumnya. Pola asuh dapat didefinisikan sebagai pola interaksi antara anak
minum dan lain-lain) dan kebutuhan psikologis (seperti rasa aman, kasih
3
N. Nurjannah, “Mengembangkan Kecerdasan Sosial Emosional Anak Usia Dini Melalui
Keteladanan,” Jurnal Bimbingan Konseling Dan Dakwah Islam, 14 1 (2017): 50–61.
4
Gerungan, Psikologi Sosial (Bandung: Rafika Aditama, 2004).
5
Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan (Jakarta: Kencana, 2011).
3
kata lain, pola asuh juga meliputi pola interaksi orang tua dengan anak dalam
rangka pendidikan karakter anak. Jadi gaya yang diperankan orang tua dalam
atau permisif.6
Banyak hal yang dapat dilakukan untuk membentuk pola asuh anak
baik. Namun, untuk mewujudkan hal tersebut orang tua yang pantas
sehari – hari. 7
pertama untuk mempelajari emosi. Lebih dari itu, Goleman juga mengatakan
8
bahwa orang tua merupakan pelatih emosi bagi anak-anaknya. Suryanto
juga berpendapat bahwa interaksi anak dan orang tua pada awal kehidupan
pola asuh orang tua yang banyak diterapkan pada pola pengasuhan anak,
didapatkan bahwa ada hubungan pola asuh orang tua dengan kecerdasan anak
6
Q. Ayun, “Pola Asuh Orang Tua Dan Metode Pengasuhan Dalam Membentuk Kepribadian
Anak.,” ThufuLA: Jurnal Inovasi Pendidikan Guru Raudhatul Athfal 5(1) (2017): 102–122.
7
H. Suwanti, I., & Suidah, “Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Mental Emosional Pada
Anak Usia Prasekolah (4-6 Tahun),” Jurnal Keperawatan, 9 2 (2016): 10–10.
8
Suyadi, PsikologiBelajar PAUD (Yogyakarta: Pedagogia, 2010).
9
Dewi Rokmah, “Pola Asuh Dan Pembentukkan Perilaku Seksual Beresiko Terhadap HIV/AIDS
Pada Waria,” Kesehatan Masyarakat ,Universitas Negri Semarang 1 (2015): 126.
4
10
itu sendiri. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan pola asuh
orang tua terhadap Kecerdasan Sosial Emosional anak usia prasekolah 4-5
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah Hubungan Pola Asuh Orang
Tua Terhadap Kecerdasan Sosial Emosional Anak Usia Prasekolah 4-5 Tahun
10
S. Sari, P. P., Sumardi, S., & Mulyadi, “Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perkembangan
Emosional Anak Usia Dini.,” PAUD Agapedia 4 (2020): 157–170.
5
emosional anak usia prasekolah 4-5 tahun di Desa Pakem Kecamatan Pakem
Kabupaten Bondowoso.
3. Menganalisis hubungan pola asuh orang tua anak usia prasekolah 4-5
3. Penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian atau referensi bagi penelitian
selanjutnya.
6
a. Dinas Kesehatan
b. Guru
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan kajian bagi guru
c. Sekolah
d. Peneliti
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Anak memiliki suatu ciri yang khas yaitu selalu tumbuh dan
berkembang sejak konsepsi sampai berakhirnya masa remaja. Hal ini yang
dengan usianya.
dan berat.
lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan
11
Kementrian Kesehatan RI, Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi Dan Intervensi Dini
Tumbuh Kembang Anak, 2016.
7
8
pada fase kehidupan sebelumnya. Masa anak usia dini sering disebut
dengan “golden age” atau masa emas. Pada masa ini hampir seluruh
potensi anak mengalami masa peka untuk tumbuh dan berkembang secara
tepat dan hebat. Perkembangan setiap anak tidak sama karena setiap
yang sesuai dengan tahapan yang sedang dilalui oleh anak tersebut karena
pada masa ini potensi anak mengalami masa peka untuk tumbuh dan
perkembangan selanjutnya.
dan lain-lain. Anak sehat, bertambah umur, bertambah berat dan tinggi
14
RI, Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi Dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak.
1
anak.
Pada masa ini anak dipersiapkan untuk sekolah, untuk itu panca
indra dan sistim reseptor penerima rangsangan serta proses memori harus
prasekolah usia 4-5 tahun secara fisik dan motorik, dia juga menjelaskan
kegiatan pembelajaran yang dapat dilakukan anak usia 4-5 tahun yaitu
sebagai berikut16 :
15
Ibid.
16
A. Aghnaita, “Perkembangan Fisik-Motorik Anak 4-5 Tahun Pada Permendikbud No. 137
Tahun 2014 (Kajian Konsep Perkembangan Anak).,” Al-Athfal: Jurnal Pendidikan Anak, 3 2
(2017): 219–234.
1
oleh sifat keras kepala dan perbedaan pendapat antara anak dan
37,4°C).
17
K. E. Allen, “Profil Perkembangan Anak: Prakelahiran Hingga Usia 12 Tahun.” (2010).
1
bahasa yang tepat serta respons yang tepat dari anak terhadap
mata Snellen.
b. Perkembangan Motorik.
dengan mudah.
binatang sederhana.
huruf.
15. Semakin akurat dalam memukul paku dan pasak dengan palu.
c. Kegiatan Pembelajaran
antaranya adalah:
ditendang.
dengan anak.
lainnya.
Sebagian besar anak usia lima tahun berada dalam fase yang
cukup tenang dan semakin tinggi rasa percaya dirinya dan rasa
kg).
dewasa.
Snellen.
b. Perkembangan Motorik.
tambahan.
terjatuh.
13. Berdiri di atas satu kaki dengan baik selama sepuluh detik.
segitiga, A, I, O, U, C, H, L, T.
c. Kegiatan Pembelajaran
antaranya adalah:
18
Ibid.
1
sebagai berikut 20 :
Tabel 2.4 Kemampuan motorik Kasar dan Halus Anak usia 3-6 tahun.
19
Ibid.
20
R. Fitriani, R., & Adawiyah, “Perkembangan Fisik Motorik Anak Usia Dini.,” Jurnal Golden
Age, 2 1 (01) (2018): 25–34.
2
menendang.
21
M.Kep Ns. Arif Rohman Mansur, Tumbuh Kembang Anak Usia Prasekolah, 1st ed. (PADANG:
Andalas Univesity Press, 2019).
2
1. Menggunting kertas
benar adalah ibu jari dan jari tengah masuk ke dalam kedua lubang
ini.
2
2. Melipat Kertas
tangan dan jemari tangan, terutama saat anak melipat dan menekan
3. Memutar Koin
memutar koin paling lama akan menjadi pemenang. Atau kita bisa
yang bisa memutar koin tanpa membuat koin keluar atau jatuh dari
atas meja akan mendapatkan reward. Hal ini akan memacu mereka
4. Menghubungkan Titik-Titik
hewan, dan lainnya. Selain latihan jemari tangan, aktivitas ini juga
aktivitas ini di atas meja, agar otot lengan anak bisa bekerja dengan
lebih fleksibel.
2
5. Menjiplak
6. Meronce
ini bisa membantu untuk menguatkan tiga jari itu. Kita hanya
7. Menempel Bentuk
diwarnai.
2
remas kertas berair itu sampai lembut. Aktivitas ini juga mampu
ukurannya lebih kecil dari penjepit jemuran itu. Kita bisa meminta
tersebut juga sama. Dua pasang “baju” itu harus disatukan dengan
seutas benang.
2
dengan aturan sosial yang ada dan anak lebih mampu untuk
kepribadianya.22
23
b. G Putra, “Kecerdasan Sosial Remaja Berbasis Nilai Konservasi Dalam Menanggapi Isu-Isu
Media Sosial Di Smp Walisongo 1 Kota Semarang,” Doctoral dissertation, Universitas Negeri
Semarang (2019).
24
W. E. W. Zeniarti, Z., Hastuti, H., & Elfi, “Kecerdasan Sosial Anak Usia Dini Desa Labuandiri
Buton.,” Shautut Tarbiyah, 21 1 (2015): 161–180.
25
Arum Dwi Mahatfi, “Korelasi Antara Pola Asuh Orang Tua Dengan Kecerdasan Emosi Siswa
Sekolah Dasar,” BASIC EDUCATION 4 (2015): 215.
2
membina hubungan 26 Hal ini sama juga disajikan dalam bentuk tabel
dibawah ini:
untuk mengenali perasaan diri sendiri dan perasaan orang lain (empati),
dan berperilaku dengan baik pada diri sendiri dan dalam membina
berinteraksi sehari-sehari.
a. Lebih menyukai bekerja dengan dua atau tiga teman yang dipilih
d. Rasa ingin tahu yang besar, mampu bicara dan bertanya apabila
27
Ahmat Susanto, Perkembangan Anak Usia Dini Pengantar Dalam Berbagai Aspeknya (Jakarta:
Kencana, 2011).
3
orang lain.
orang lain.
lain. 28
usia tersebut.
perhatian guru.
1. Faktor Eksternal
a. Keluarga
luas.
yang memiliki keluarga yang tidak utuh seperti salah satu orang
tua tidak ada, atau bercerai maupun orang tua yang sering
b. Sekolah
30
Nurmalitasari, “Nurmalitasari, F.”
3
anak. 31
a. Faktor Lingkungan
yang cerdas.
b. Faktor Gizi
cukup untuk dapat bekerja dengan keras. Makan dan minum yang
31
Putra, “KECERDASAN SOSIAL REMAJA BERBASIS NILAI KONSERVASI DALAM
MENANGGAPI ISU-ISU MEDIA SOSIAL DI SMP WALISONGO 1 KOTA SEMARANG.”
32
M. Z. Rosyadi, “Hubungan Antara Kecerdasan Sosial Dan Keaktifan Siswa Dengan Hasil
Belajar Ips,” Joyful Learning Journal, 9 2 (2020): 102–108.
3
c. Pembentukan
d. Kebebasan
masalah.
e. Status Kesehatan
kecerdasan social anak itu sendiri. Hal ini sesuai dengan teori yang
33
Y. Syamsu, Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2011).
3
2. Faktor Internal
a. Faktor Hereditas
34
Ibid.
35
U. Latifah, “Aspek Perkembangan Pada Anak Sekolah Dasar: Masalah Dan Perkembangannya,”
Academica: Journal of Multidisciplinary Studies, 1 2 (2017): 185–196.
3
36
Nurjannah, “Mengembangkan Kecerdasan Sosial Emosional Anak Usia Dini Melalui
Keteladanan.”
3
b. Pembawaan
c. Kematangan Tubuh
37
P. Rahmi, “Mengembangkan Kecerdasan Sosial Dan Emosinal Anak Usia Dini,” Bunayya:
Jurnal Pendidikan Anak, 6 1 (2020): 19–44.
38
Rosyadi, “Hubungan Antara Kecerdasan Sosial Dan Keaktifan Siswa Dengan Hasil Belajar Ips.”
39
Ibid.
3
sebaya.
40
Ibid.
41
B. Sujiono, Y. N., & Sujiono, Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak (Jakarta: indeks,
2010).
42
Suwanti, I., & Suidah, “Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Mental Emosional Pada Anak
Usia Prasekolah (4-6
3
kehidupan ini. Hal senada dikemukakan oleh Euis bahwa pola asuh
atau cara yang dipilih orang tua dalam mendidik anak-anaknya yang
adalah sikap atau cara yang dilakukan orang tua dalam berhubungan
atau berinteriksi dengan anak. Dalam interaksi anatara orang tua dan
anak tersebut, terdiri dari cara orang tua menjaga, merawat, mendidik,
yang belum dewasa agar menjadi pribadi yang lebih dewasa dan
43
Listia Fitriyani, “Peran Pola Asuh Orang Tua Dalam Mengembangkan Kecerdasan Emosi
Anak,” Lentera 17, no. 1 (2015): 93–110, http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/artikel EQ.pdf.
44
I. Agustiawati, “Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Di SMA Negeri 26 Bandung,” Doctoral dissertation,
Universitas Pendidikan Indonesia
4
Metode pola asuh yang digunakan oleh orang tua kepada anak
anak. Ada banyak jenis-jenis pola asuh yang sering menjadi pedoman
diandalkan bagi kemajuan bangsa ke depan. Jenis pola asuh orang tua
Menurut Baumrind ada tiga jenis pola asuh orang tua yaitu pola asuh
permisif (permissive).45
kepada semua perintah dan keinginan orang tua, kontrol yang sangat
ditandai dalam hubungan orang tua dengan anak tidak hangat dan
45
Ayun, “Pola Asuh Orang Tua Dan Metode Pengasuhan Dalam Membentuk Kepribadian Anak.”
20
4
sering menghukum. Pola asuh otoriter adalah pola asuh yang ditandai
kebebasan untuk bertindak atas nama diri sendiri dibatasi, anak jarang
dengan orang tua. Orang tua malah menganggap bahwa semua sikap
permasalahan anak-anaknya.
Pola asuh yang bersifat otoriter ini juga ditandai dengan hukuman
seperti ini sangat ketat dan bahkan masih tetap diberlakukan sampai
sendiri.
sosial.
b. Indulgent, yaitu pola pengasuhan dengan orang tua yang rendah pada
(responsiveness).
46
Fitriyani, “Peran Pola Asuh Orang Tua Dalam Mengembangkan Kecerdasan Emosi Anak.”
4
a. Pola Asuh Otoriter Pola asuh otoriter ditandai dengan cara mengasuh
c. Pola Asuh Permisif Pola asuh ini ditandai dengan cara orang tua
Menurut Djamarah ada lima belas tipe pola asuh orang tua dalam
keluarga, yaitu 48 :
a. Gaya Otoriter
b. Gaya Demoktratis
c. Gaya Laizes-Faire
d. Gaya Fathernalistik
e. Gaya Karismatik
47
Agustiawati, “Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Di SMA Negeri 26 Bandung.”
48
S. B. Djamarah, Pola Asuh Orang Tua Dan Komunikasi Dalam Keluarga., 1st ed. (Jakarta:
Rineka Cipta, 2014).
4
g. Gaya Pelopor
h. Gaya Manipulasi
i. Gaya Transaksi
l. Gaya Pamrih
n. Gaya Konsultan
o. Gaya Militeristik.
Dari beberapa pola asuh diatas pada dasarnya ada tiga pola asuh
Hourlock yaitu pola asuh otoriter, pola asuh demokratis, dan pola asuh
permisif.
bisa dalam bentuk sikap atau tindakan verbal maupun non verbal hal ini
Sadar atau tidak, dalam praksisnya berbagai pola asuh itu sering terjadi
4
dalam buku yang ia tulis mejelaskan tiga pola asuh orang tua yang
ramah.
49
H. Idris Meity, Pola Asuh Anak, Melejitkan Potensi Dan Prestasi Sejak Usia Dini. (Jakarta:
Luxima, 2012).
4
yang ketat dari orang tua terhadap mereka adalah karena mereka
50
R. Marini, “Penerapan Pola Asuh Orang Tua Dalam Menumbuhkan Kemandirian Pada Anak
Usia Balita Di Lingkungan UPTD SKB Kota Cimahi.,” Skripsi STKIP Siliwangi. Tidak
Diterbitkan. (2010).
4
Dari sikap orang tua yang kontrol dan terarah, juga mendorong
rasa percaya diri, dan mau berkerja sama. Karena perlakuan yang
bersikap tegas pada situasi dan kondisi yang diperlukan tetapi tetap
tanggung jawab yang tulus dari setiap tindakan yang telah dan akan
akan bebas dalam bergaul, dan segala jenis peraturan atau hukuman
4
diri, mencari perhatian, karena anak kurang perhatian dari orang tua.
Selain itu anak menjadi mudah frustasi. Setelah dewasa mereka juga
Sedangkan menurut Juhardin terdapat ada tiga pola suh yang terjadi
Ketika anak tidak mau melakukan apa yang dikatakan orang tua. Pola
asuh otoriter yang diterapkan orang tua kepada anak akan memberikan
dampak positif bagi perilakunya, akibat dari keinginan orang tua yang
kepada anak. Tetapi pola asuh ini dapat memberi dampak negatif jika
51
S. Juhardin, H., & Roslan, “Dampak Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perilaku Anak (Studi Di
Desa Amberi Kecamatan Lambuya Kabupaten Konawe).,” Jurnal Neo Societal 1 (2016).
4
Pola asuh demokrasi merupakan pola asuh yang paling baik. Dimana
anaknya, mau memberikan masukan. Dalam pola asuhan ini, orang tua
Dalam pola asuhan ini, orang tua memberikan kebebasan pada anak
berdampak negatif pada perilakunya. Pada pola asuh ini tidak ada
disimpulkan bahwa setiap pola asuh yang orang tua terapkan pada
pola asuh yang diterapkan orang tua, pola asuh secara demokratis
dan orang tua bersikap friendly pada anak, dan memjadikan anak
1. Budaya setempat.
Dalam hal ini mencakup segala aturan, norma, adat dan budaya yang
berkembang di dalamnya.
52
D. W. L. Hadi, S., & Putri, “Komunikasi Konseling Sebagai Media PARENTING.,”
TASÂMUH, 14 2 (2017): 145–158.
5
4. Orientasi religious.
mengikutinya.
5. Status ekonomi.
7. Gaya hidup.
2. Perubahan budaya, yaitu dalam hal nilai, norma serta adat istiadat
rendah pada keluarga akan berdampak negatif pada pola asuh yang
berpotensi akan menimbulkan pola asuh yang positif dari orang tua
2. Tingkat Pendidikan
Pendidikan yaitu proses perubahan sikap dan tata laku sesorang atau
53
Agustiawati, “Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Di SMA Negeri 26 Bandung.”
54
Juhardin, H., & Roslan, “Dampak Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perilaku Anak (Studi Di Desa
Amberi Kecamatan Lambuya Kabupaten Konawe).”
5
pendidikan yang dimiliki orang tua rendah maka pola asuh yang
yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi maka pola asuh yang
3. Kepribadian
terhadap pola asuh orang tua, yaitu jika kepribadian orang tua
anak.
5
4. Jumlah Anak
perhatian dan waktunya terbagi antara anak yang satu dengan anak
yang lainnya. Banyaknya anak akan berdampak negatif pada pola asuh
anaknya namun ada saja perilaku negatif yang ditunjukan oleh salah
satu anak.
mempengaruhi pola asuh orang tua yaitu factor eksternal (berasal dari
BAB III
Variable Perancu
Keterangan :
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kecerdasan Sosial
Kabupaten Bondowoso.
5
3.2 Hipotesis
H0 : Tidak Ada hubungan antara pola asuh orang tua dan Kecerdasan
Sosial Emosional anak usia 4-5 tahun di Desa Pakem Kecamatan Pakem
Kabupaten Bondowoso.
H1 : Ada hubungan antara pola asuh orang tua dan Kecerdasan Sosial
Kabupaten Bondowoso.
55
A. G. Sugiono, “Analisis Kuantitatif Kualitatif Dan R & D.” (Bandung: Alfabeta, 2015).
5
BAB IV
METODE PENELITIAN
orang tua dengan kecerdasan sosial emosional anak usia prasekolah 4-5
A. Populasi
atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
kesimpulannya. 58
Populasi dalam penelitian ini adalah Orang Tua dan anak usia 4-5 tahun
56
B. Lapau, Metode Penelitian Kesehatan. (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor, 2013).
57
A. P. Ariani, Aplikasi Metodelogi Penelitian Kebidanan Dan Kesehatan Reproduksi.
(Yogyakarta: Nuha Medika, 2014).
58
S. Notoadmodjo, Metodologi Penelitian Keperawatan. (Jakarta: Rineka Cipta, 2012).
5
B. Sample
a. Orang tua yang memiliki anak usia prasekolah 4-5 tahun di desa pakem.
d. Anak usia 4-5 tahun yang dalam keadaan sehat jasmani dan rohani.
C. Sampling
n= N
1+N (d2)
Dimana :
n : besar sampel
N= 75
1 + 75 (0,01)
N = 75
1,75
N = 43 Orang
sebanyak 43 Orang.
sampling.
6
Emosional.
59
S. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D, 8th ed. (Bandung: Alfabeta,
2009).
6
60
Notoadmodjo, Metodologi Penelitian Keperawatan.
62
Tabel 4.4 Definisi Operasional Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Kecerdasan Sosial Emosional Anak Usia Prasekolah 4-5
Tahun di Desa Pakem Kecamatan Pakem Kabupaten Bondowoso.
Pola Asuh pola asuh merupakan 1. Memaksakan kehendak pada anak Kuesioner Nominal Selalu = 4
bagaimana orang tua 2. Mengontrol tingkah laku anak secara ketat Sering = 3
memperlakukan anak, 3. Memberi hukuman fisik
mendidik, membimbing Kadang-kadang = 2
4. Kehendak anak banyak diatur orang tua
dan mendisiplinkan Tidak pernah = 1
5. Adanya pengakuan kemampuan anak oleh orang tuanya
serta melindungi anak
6. Anak diberi kesempatanuntuk tergantung dan mengembangkan
dalam mencapai proses
kontrol internalnya Demokratis= 40-30
kedewasaan. (Fitriani,L.
2015) 7. Orang tua melibatkan partisipasi anak dalam mengatur kehidupan
Otoriter = 29-19
anak, menetapkan peraturan-peraturan, dandalam mengambil
keputusan. Permisif = 20-10
8. Adanya sikap yanglonggar/bebas dari orang tua
9. Orang tua tidak banyakmengatur, tidak banyak mengontrol dan juga
tidak banyak membimbing
10. Anak diberi kebebasan untuk mengatur dirinya sendiri.
Kecerdasan kecerdasan emosi sangat 1. Mengelola emosi Kuesioner Nominal Selalu = 4
Sosial penting bagi anak dalam 2. Empati
Sering = 3
Emosional perkembangannya. 3. Membina hubungan dengan orang
Anak Usia Kecerdasan Sosial lain (Goleman, 2000) Kadang-kadang = 2
Prasekolah Emosional mempunyai Tidak pernah = 1
peran yang sangat
penting untuk mencapai
kesuksesan disekolah. Baik = 40-25
Kabupaten Bondowoso.
informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-
61
hal yang ia ketahui. Peneliti merupakan instrumen kunci dalam
penelitian kuantitaf. 62
asuh orang tua dan Kecerdasan Sosial Emosional. Angket ini berisi butir
61
S. Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik., 2013.
62
D. K. Satori, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: CV. (Bandung: CV, 2014).
63
Sugiono, “Analisis Kuantitatif Kualitatif Dan R & D.”
6
skala sikap yang disertai dengan empat pilihan jawaban, yaitu : (a) selalu,
(b) sering, (c) kadang-kadang, (d) tidak pernah. Data diolah dengan
sumber data darimana data akan diambil, metode yang digunakan dalam
64
Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
6
Tabel 4.7.1 Kisi- kisi angket Pola Asuh Orang Tua dan kecerdasan sosial
emosional.
6
mengukur suatu fenomena alam maupun sosial yang diamati 65. Pendapat
lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti cermat, lengkap, dan
pengukuran. 67
A. Angket/Kuesioner
dengan memberikan tanda check list (√) pada kolom yang sudah
65
Sugiono, “Analisis Kuantitatif Kualitatif Dan R & D.”
66
Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
67
E. P. Widoyoko, Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar.,
2012).
6
yang terletak di tengah (karena dirasa aman dan tidak perlu terlalu
berpikir). 68
68
Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
6
B. Dokumentasi
dan sebagainya. 69
C. Pengolahan Data
a. Editing
b. Coding
69
6
c. Tabulating
dipahami.
d. Entrering
computer.
e. Cleaning Data
A. Analisa Univariat
B. Analisa Bivariat
7
konversikan dapat berasal dari sumber yang tidak sama, jenis data yang
di korelasikan adalah jenis data nominal, serta data dari ke dua variabel
adalah bekerja dengan data ordinal atau berjenjang atau rangking, dan
bebas distribusi.
yang akan diteliti serta disertai judul penelitian. Hal ini agar responden
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian
akan berbentuk angka. Dari data yang didapat dilakukan analisis dengan
skala likert 1-5. Penelitian ini menggunakan 2 variabel, yang terdiri dari
variable independen yaitu pola asuh orang tua serta variabel dependen
A. Karakteristik Responden
Frekuensi Persentase
Demokratis 11 25.6 %
Pola Asuh
Orang Tua Otoriter 24 55,8 %
Permisif 8 18,6 %
Total 43 100 %
persentase 18,6 %
Frekuensi Persen
Kecerdasan Baik 22 51,2 %
Sosial
Emosional Kurang 21 48,8 %
Total 43 100 %
7
Anak
Tabel 5.4 Distribusi hubungan pola asuh orang tua dan kecerdasan sosial
emosional anak.
Berdasar tabel 5.4 dapat diketahui bahwa orang tua yang menerapkan
kurang dalam kecerdasan sosial emosional yang dimiliki. Orang tua yang
Ketentuan uji adalah H1 diterima jika p-value kurang dari 0,005 dan H0
ditolak jika p-value lebih dari 0,005. Maka didapatkan hasil nilai
7
Rho=0,448 dengan nilai P=0,003. Karena hasil nilai P lebih kecil dari
0,005 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan pola asuh orang tua
dengan kecerdasan sosial anak usia pra sekolah 4-5 tahun di desa pakem
Pengasuhan yang diterapkan orang tua ialah pola asuh otoriter dimana
pada anak mereka karena merasa anak belum bisa bertanggung jawab,
memberikan kesempatan anak untuk memilih apa yang dia suka, dan tidak
5.2 Pembahasan
mengetahui ada tidaknya hubungan antara pola asuh orang tua dengan
Pengasuhan orang tua atau yang lebih dikenal dengan pola asuh
70
N. S. Mardiana, “Pengaruh Pola Asuh Otoriter Orang Tua Terhadap Interaksi Anak Usia Dini.,”
Pedagogi: Jurnal Ilmu Pendidikan 20(1) (2020): 22–25.
7
kecakapan hidup.
Pola asuh orang tua yang otoriter ditandai dalam hubungan orang tua
dengan anak tidak hangat dan sering menghukum. Pola asuh otoriter
adalah pola asuh yang ditandai dengan cara mengasuh anak-anak dengan
aturan yang ketat, sering kali memaksa anak untuk berperilaku seperti
dirinya (orang tua), kebebasan untuk bertindak atas nama diri sendiri
bertukar pikiran dengan orang tua. Orang tua malah menganggap bahwa
semua sikap yang dilakukan itu sudah benar sehingga tidak perlu minta
anak-anaknya. 71
secara umum.72
bisa dalam bentuk sikap atau tindakan verbal maupun non verbal hal ini
71
Ayun, “Pola Asuh Orang Tua Dan Metode Pengasuhan Dalam Membentuk Kepribadian Anak.”
2017
72
Fitriyani, “Peran Pola Asuh Orang Tua Dalam Mengembangkan Kecerdasan Emosi Anak.”
2015.
7
Dari data yang ada dapat diketahui bahwa orang tua yang menerapkan
pola asuh Otoriter lebih banyak di bandingkan orang tua yang menerapkan
pola asuh demokratis dan permisif, pola asuh otoriter diterapkan oleh 24
Tua Dengan Kecerdasan Sosial Anak Usia 5-6 Tahun. Di ketahui bahwa
terdapat hubungan antara pola asuh orang tua dengan kecerdasan sosial
anak usia 5-6 tahun di Taman Kanak-kanak Swasta Katolik Karya Yosef
Pontianak. 73
Tua Terhadap Kecerdasan Sosial Siswa Kelas Awal Sekolah Dasar. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pola asuh orang tua sebagian besar adalah
sosial siswa kelas awal sekolah dasar sebagian besar adalah baik
Pola asuh orang tua dengan kecerdasaan sosial siswa kelas awal
73
M. Ali, “Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Kecerdasan Sosial Anak Usia 5-6 Tahun.,”
Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa 5 (2020).
7
0.000 (<0.05) pada uji kendall's tau. Jadi dapat disimpulankan terdapat
hubungan positif antara pola asuh orang tua dengan kecerdasaan siswa
kelas awal sekolah dasar dan semakin baik pola asuh orang tua yang di
terapkan maka kecerdasan sosial siswa kelas awal sekolah dasar semakin
baik. 74
Menurut Idris Meity dalam buku yang ia tulis mejelaskan pola asuh
sosial emosional anak, yaitu : Anak menjadi tidak percaya diri, minder
Pada pola asuh otoriter, orang tua sebagai pemegang peran utama. Pola
asuh otoriter memang memudahkan orang tua, karena tidak perlu bersusah
memiliki percaya diri, kurang kreatif, dan kurang dapat bergaul dengan
74
W. W. Rachmadtullah, R., & Aguswara, “Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kecerdasan Sosial
Siswa Kelas Awal Sekolah Dasar.” 1 (2018).
75
Idris Meity, Pola Asuh Anak, Melejitkan Potensi Dan Prestasi Sejak Usia Dini.
76
D. Aas, “Dampak Pola Asuh Otoriter Terhadap Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia
Dini (Studi Kasus Kelompok A Di RA Attaqwa Padaringan, Kabupaten Ciamis).,” Tarbiyat al-
Aulad: Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini 6(1) (2021): 13-26.
7
Pada dasarnya semua pola asuh yang orang tua terapkan dapat
aturan sosial yang ada dan anak lebih mampu untuk mengendalikan
disekolah. 77
77
Mahatfi, “Korelasi Antara Pola Asuh Orang Tua Dengan Kecerdasan Emosi Siswa Sekolah
Dasar.”2015
8
orang lain. 78
emosi anak mulai matang, dimana anak mulai menyadari akibat-akibat dari
dengan mengajarkan anak untuk berbagi dan perduli kepada teman atau
78
Putra, “Kecerdasan Sosial Remaja Berbasis Nilai Konservasi Dalam Menanggapi Isu-Isu Media
Sosial Di Smp Walisongo 1 Kota Semarang.”
79
D. Anggrahini, “Meningkatkan Kecerdasan Sosial Emosional Anak Melalui Implementasi
Metode Bermain Dalam Pembelajaran Sains.,” CERIA (Cerdas Energik Responsif Inovatif
Adaptif) 1(1) (2018): 6–14.
8
ketika anak dilahirkan. Kecerdasan ini harus diajarkan dan dibina selama
keberhasilan yang lain karena anak merasa puas, senang dan percaya diri.
dari tugas perkembangan sosial emosional anak usia dini. Anak yang
ini menunjukkan bahwa pola asuh yang diterapkan orang tua itu
Anak
Pola asuh adalah sikap atau cara yang dilakukan orang tua dalam
tua dan anak tersebut, terdiri dari cara orang tua menjaga, merawat,
kecil atau yang belum dewasa agar menjadi pribadi yang lebih dewasa dan
mandiri dikemudian hari. pada dasarnya ada tiga pola asuh yang sering
80
F. RITA, “Pengembangan Kecerdasan Sosial-Emosional Anak Usia Dini Di Tk Aisyiyah
Bustanul Athfal Patikraja Kecamatan Patikraja Kabupaten Banyumas ( Purwokerto).,” Doctoral
dissertation, IAIN (2020).
81
Aas, “Dampak Pola Asuh Otoriter Terhadap Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini
(Studi Kasus Kelompok A Di RA Attaqwa Padaringan, Kabupaten Ciamis).”
8
pola asuh otoriter, pola asuh demokratis, dan pola asuh permisif. 82
dan berperilaku dengan baik pada diri sendiri dan dalam membina
Orang tua yang menerapkan pola asuh demokratis membuat anak akan
disiplin diri terutama dalam hal belajar, bertanggung jawab, optimis, anak
tingkah lakunya tidak berkenan bagi orang lain, maka anak akan mampu
82
I. Agustiawati, “Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Di SMA Negeri 26 Bandung,” Doctoral dissertation,
Universitas Pendidikan Indonesia 1 (2014).
83
Goleman, Kecerdasan Emosional.
84
S. H. Widowati, F., & Surtikanti, “Hubungan Pola Asuh Orangtua Terhadap Perkembangan
Sosial Emosional Anak Di TK Bhineka Karya Pajang, Laweyan, Surakarta Tahun Ajaran
2015/2016,” Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta 1 (2016).
8
bergaul dengan sesamanya dan belajar dengan lebih baik, juga dalam
Bermain atau juga PAUD, mereka mulai keluar dari lingkungan keluarga
dan memasuki dunia baru. Peristiwa ini merupakan perubahan situasi dari
suasana emosional yang aman, ke kehidupan baru yang tidak dialami anak
pada saat mereka berada di lingkungan keluarga. Dalam dunia baru yang
pola asuh yang diterapkan orang tua dengan kecerdasan sosial emosional
anak itu sendiri. Sebagian besar responden Orang tua yang menerapkan
juga merasa bahwa control yang ketat dari orang tua terhadap mereka
adalah karena mereka belum mampu bertanggung jawab. Ada pula Orang
tua yang menerapkan pola asuh Demokratis sehingga anak memiliki rasa
menerapkan pola asuh ini, dengan anak yang memiliki tingkat kecerdasan
85
S. (2012). George, M. S., & Morrison, Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. (Jakarta:
PT Indeks, 2012).
8
membebaskan anak, maka pola perilaku sosial anak pun akan kurang sehat
lingkungan keluarga seperti ini akan menerapkan pola perilaku sosial yang
sama terhadap kelompok sosialnya. Anak akan bebas dalam bergaul, dan
segala jenis peraturan atau hukuman dan sejenisnya telah diabaikan. Sikap
anak cenderung tidak patuh, tidak bertanggung jawab, agresif dan teledor,
perhatian dari orang tua. Tetapi hanya 8 responden yang menerapkan pola
asuh ini pada pengasuhan mereka kepada anak-anak, dengan 8 orang anak
adalah pola asuh yang ditandai dengan cara mengasuh anak-anak dengan
aturan yang ketat, sering kali memaksa anak untuk berperilaku seperti
dirinya (orang tua), kebebasan untuk bertindak atas nama diri sendiri
bertukar pikiran dengan orang tua. Orang tua malah menganggap bahwa
semua sikap yang dilakukan itu sudah benar sehingga tidak perlu minta
anak-anaknya. 86
86
Ayun, “Pola Asuh Orang Tua Dan Metode Pengasuhan Dalam Membentuk Kepribadian
Anak.” 2017
8
tua harus memberikan pola asuh yang positif, agar anak bisa memilih
87
aktivitas sosial yang baik. Pola asuh yang diterapkan orang tua adalah
87
Robbiyah, R., Ekasari, D., & Witarsa, “Pengaruh Pola Asuh Ibu Terhadap Kecerdasan Sosial
Anak Usia Dini Di TK Kenanga Kabupaten Bandung Barat.”
88
N. I. Hidayati, “Pola Asuh Otoriter Orang Tua, Kecerdasan Emosi, Dan Kemandirian Anak
SD.,” Persona: Jurnal Psikologi Indonesia 3(01). (2014).
89
R. Mashar, Emosi Anak Usia Dini Dan Strategi Pengembangannya, Pertama. (Jakarta:
Prenamedia Group, 2015).
90
K. Talvio, M., Berg, M., Litmanen, T., & Lonka, “The Benefits of Teachers’ Workshops
on Their Social and Emotional Intelligence in Four Countries.,” Creative Education.
8
D. Implikasi Keperawatan
emosional pada anak usia pra sekolah dan usia sekolah dengan
orang tua juga dapat mendukung anak dalam bermimpi atau berfantasi
sewajarnya. Ada hal-hal yang bisa di ajarkan pada anak usia pra sekolah,
anak cara meminta bantuan dari anak lain jika perlu, dan orang tua juga
E. Keterbatasan Penelitian
1. Peneliti hanya mengambil sample dari orang tua yang memiliki anak usia
dimiliki.
91
Tim Pokja SIKI DPP PPNI : Definisi dan Tindakan Keperawaran, Standar Intervensi
Keperawatan Indonesia, 1st ed., vol. 2 (Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat
Nasional Indonesia, 2018).
8
daerah.
8
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
1. Sebagian besar orang tua di desa pakem menerapkan pola asuh otoriter
2. Sebagian besar kecerdasan sosial emosional anak usia pra sekolah 4-5
3. Ada Hubungan antara pola asuh orang tua dengan kecerdasan sosial
6.2 Saran
diberikan :
1. Sekolah
disarankan untuk selalu membina komunikasi yang baik dengan orang tua
anak.
9
2. Orang Tua
Diharapkan orang tua dapat mempertahankan pola asuh yang sudah ada
dan dapat memiliki pola asuh yang tepat agar kecerdasan sosial emosional
anak dapat berkembang secara optimal dan lebih baik, selain itu orang tua
Agustiawati, I. “Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa
Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas Xi Ips Di Sma Negeri 26 Bandung.”
Doctoral Dissertation, Universitas Pendidikan Indonesia 1 (2014).
Ali, M. “Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Kecerdasan Sosial Anak
Usia 5-6 Tahun.” Pendidikan Dan Pembelajaran Khatulistiwa 5 (2020).
Ayun, Q. “Pola Asuh Orang Tua Dan Metode Pengasuhan Dalam Membentuk
Kepribadian Anak.” Thufula: Jurnal Inovasi Pendidikan Guru Raudhatul
Athfal 5(1) (2017): 102–122.
Depdiknas. Peraturan Pemerintah Mentri Pendidikan Republik Indonesia Nomor
137tentang Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas, 2014.
Djamarah, S. B. Pola Asuh Orang Tua Dan Komunikasi Dalam Keluarga. 1st Ed.
Jakarta: Rineka Cipta, 2014.
Fitriani, R., & Adawiyah, R. “Perkembangan Fisik Motorik Anak Usia Dini.”
Jurnal Golden Age, 2 1 (01) (2018): 25–34.
George, M. S., & Morrison, S. (2012). Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini.
Jakarta: Pt Indeks, 2012.
Idris Meity, H. Pola Asuh Anak, Melejitkan Potensi Dan Prestasi Sejak Usia Dini.
Jakarta: Luxima, 2012.
Juhardin, H., & Roslan, S. “Dampak Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perilaku
Anak (Studi Di Desa Amberi Kecamatan Lambuya Kabupaten
Jurnal Neo Societal 1 (2016).
Mahatfi, Arum Dwi. “Korelasi Antara Pola Asuh Orang Tua Dengan Kecerdasan
Emosi Siswa Sekolah Dasar.” Basic Education 4 (2015): 215.
Ns. Arif Rohman Mansur, M.Kep. Tumbuh Kembang Anak Usia Prasekolah. 1st
Ed. Padang: Andalas Univesity Press, 2019.
Robbiyah, R., Ekasari, D., & Witarsa, R. “Pengaruh Pola Asuh Ibu Terhadap
Kecerdasan Sosial Anak Usia Dini Di Tk Kenanga Kabupaten Bandung
Barat.” Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini 2 (2018): 76–84.
Sari, P. P., Sumardi, S., & Mulyadi, S. “Pola Asuh Orang Tua Terhadap
Perkembangan Emosional Anak Usia Dini.” Paud Agapedia 4 (2020): 157–
170.
Suwanti, I., & Suidah, H. “Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Mental
Emosional Pada Anak Usia Prasekolah (4-6 Tahun).” Jurnal Keperawatan, 9
2 (2016): 10–10.
Talvio, M., Berg, M., Litmanen, T., & Lonka, K. “The Benefits Of Teachers’
Workshops On Their Social And Emotional Intelligence In Four Countries.”
Creative Education. (2016).
Tim Pokja Siki Dpp Ppni : Definisi Dan Tindakan Keperawaran. Standar
Intervensi Keperawatan Indonesia. 1st Ed. Vol. 2. Jakarta: Dewan Pengurus
Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia, 2018.
Yamin, Jamila Sabri Sunan. Panduan Paud Pendidikan Anak Usia Dini. Ciputat:
Gaung Persada Press Group, 2013.
Zeniarti, Z., Hastuti, H., & Elfi, W. E. W. “Kecerdasan Sosial Anak Usia Dini
Desa Labuandiri Buton.” Shautut Tarbiyah, 21 1 (2015): 161–180.
Lampiran 1 : Informed
Setelah saya mendapatkan informasi dan mengetahui manfaat penelitian yang berjudul
“HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KECERDASAN
SOSIAL EMOSIONAL ANAK USIA PRASEKOLAH 4-5 TAHUN DI DESA
PAKEM KECAMATAN PAKEM KABUPATEN BONDOWOSO ” menyatakan
(setuju / tidak setuju *) diikut sertakan dalam penelitian, dengan catatan bila sewaktu-
waktu dirugikan dalam bentuk apapun berhak membatalkan persetujuan ini.
(Responden)
Keterangan :
*
Coret yang tidak perlu
Lampiran
Identitas Diri
PETUNJUK PENGISIAN
1. Berdoalah sebelum dan setelah mengerjakan.
2. Bacalah setiap pernyataan dengan cermat dan teliti.
3. Berilah tanda centang (√) pada kolom pilihan dengan ketentuan sebagai
berikut: SL (Selalu) : Jika dilakukan setiap hari.
SR (Sering) : Jika sering dilakukan.
KD (Kadang-kadang) : Jika kadang-kadang atau jarang dilakukan.
TP (Tidak Pernah) : Jika tidak pernah dilakukan sama sekali
4. Tanyakan jika ada yang belum dipahami atau kurang jelas.
5. Pilihlah satu jawaban yang paling sesuai dengan apa yang pernah Anda
alami dan rasakan sendiri.
6. Terimakasih untuk kejujurannya dalam mengisi angket ini..
Lampiran
No Pernyataan Jawaban
SL SR KD TP
1 Apapun yang dilakukan anak harus sesuai
dengan keinginan saya
2 Anak harus pulang tepat waktu
dan hanya boleh bermain di rumah saja
3 Ketika saya melakukan kesalahan orang tua langsung
memukul
4 Orang tua memaksa untuk selalumengisi
waktu luang dengan belajar
5 Saya memberi pujian saat anak
menyelesaikan tugasnya dengan baik
6 Orang tua memberi kesempatan untuk memilih
hobi dan cita-citanya
7 Saat anak melakukan kesalahan orang tua menasehati
dengan lebut
8 Saya memberikan kebebasan kepada anak untuk
melakukan hal apapun yang disukai anak
9 Saya mengajarkan anak untuk
menyelesaikan masalah sendiri
10 Saya membiarkan anak berkehendak dengan
sesuka hati
Lampiran
No Pernyataan Jawaban
SL SR KD TP
11 Anak menyampaikan amanah dengan tepat tanpa
berkelahi
12 Anak terpengaruh oleh orang lain dalam hal
apapun
13 Anak mengejek temannya hingga temannya menjadi
kesal
14 Anak mampu menerima pendapat orang lain
15 Anak belum mampu merasakan apa yang dirasakan
orang lain (empati). Misalnya: Ada temannya yang
menangis karena terjatuh saat bermain ayunan, dia
acuh dan tak memperdulikan temannya yang
menangis
16 Anak mampu mendengarkan cerita orang lain
17 Anak memiliki sikap bersahabat dan mudah
bergaul
18 Anak mampu menyelesaikan masalah dengan
dengan teman. Misalnya: anak berebut mainan,
hingga membuat temannya menangis. Akhirnya,
dia meminta maaf dan meminjamkan mainannya
19 Anak tidak mau bekerja sama dengan orang
lain
20 Anak bersikap senang berbagi apapun dengan
orang lain
HASIL TABULASI DATA SPSS
USIA ANAK
Spearman's rho Pola Asuh Orang Tua Correlation Coefficient 1.000 .448**
N 43 43
N 43 43
Count
Otoriter 14 10 24
Permisif 0 8 8
Total 22 21 43
Lampiran
Lampiran